Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Inilah Pengalaman Manis Keluarga Kami Bersama AJB Bumiputera 1912

14 Agustus 2016   23:48 Diperbarui: 15 Agustus 2016   09:37 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup manusia selalu identik dengan kebutuhan. Parahnya, setiap kebutuhan seakan memaksa jadi ‘prioritas’ untuk dipenuhi. Andai kebutuhan-kebutuhan itu bisa berbicara, mereka pasti saling berteriak untuk mendapat prioritas dengan segala argumentasinya masing-masing, gak jauhlah dengan kondisi saat pemilihan pejabat dalam pemerintahan. Hihihi...

Semakin hari, kebutuhan manusia makin menumpuk bahkan tak terbatas. Masalahnya adalah bahwa kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangatlah terbatas. Mengapa? Tentu saja ada banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah faktor kesehatan, kemampuan/keterampilan, kondisi tubuh, penghasilan per bulan, profesi/pekerjaan dan sebagainya. 

Nah, itulah mengapa perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup bukanlah hal mudah. Tak dapat dipungkiri, tulang punggung keluarga biasanya adalah muara rezeki yang dituntut untuk terus berlari memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika seorang pria sudah menikah dan memiliki anak, pikirannya tentu akan dirongrong dengan banyak masalah, seperti : bagaimana agar keluarga bisa makan, bagaimana cara memberi uang belanja untuk istri, bagaimana membayar sekolah anak, bagaimana cara punya rumah atau bayar sewa rumah, bagaimana menyediakan dana untuk kesehatan dsb. Bikin pusing bukan?

Itu adalah sebagian kecil kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Semua juga tahu bahwa prioritas hidup manusia adalah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, minimal untuk bertahan hidup. Bagaimana jika ini tak terpenuhi dengan seimbang? Tentu hidup Anda dan keluarga akan jauh dari rasa aman dan nyaman, selalu khawatir setiap detik bahkan berakibat stress, penyakit dan masalah keluarga yang berkepanjangan. Jangan sampai ini terjadi pada Anda.

Salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi di zaman ini adalah pendidikan. Nah, setiap orang tentu paham bahwa dana pendidikan setiap tahun makin mahal bahkan beberapa orang tua pilih menyerah untuk membiayai sekolah anaknya lantaran biayanya selangit. Padahal jika disadari, anak yang mengenyam pendidikan dari tingkat bawah hingga atas akan membentuk suatu karakter yang tertata, mudah berpikir besar serta dapat mengangkat martabat keluarga dengan karyanya kelak. Jika sedari dini tak mau mengusahakan itu, jangan pernah bermimpi deh dapat memetik hasilnya di masa depan.

AJB Bumiputera 1912 (Dok.Pri)
AJB Bumiputera 1912 (Dok.Pri)

Alternatif Orang Tua Saya Pilih Asuransi Pendidikan untuk Anak

Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, dengan penghasilan orang tua yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok saja. Sangat saya syukuri karena mereka bisa menyekolahkan hingga saya bergelar Sarjana. Apakah semudah itu orang tua saya dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga kami selama ini?

Tentu tidak. Banyak cerita haru dan penuh perjuangan selama mereka membiayai pendidikan saya, diantaranya adalah menguras tabungan yang ada, Bapak bekerja siang malam agar dapat membayar uang SKS saya, lalu ibu yang tak kenal lelah keluarkan jurus berdagangnya dengan produk apapun yang lagi ngehitz dimasanya. Syukurlah, mimpi mereka terwujud untuk membentuk saya hingga menjadi orang yang bisa hidup mandiri seperti sekarang.

Itu hanya separuh dari perjuangan orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya. Masih ada adik saya, lebih muda 7 tahun dari saya yang juga butuh dana pendidikan yang tentunya semakin mahal dari biaya pendidikan saya. Sempat menjadi dilema saat adik saya masih berumur balita, dengan memandang tingginya biaya pendidikan, apakah bisa mereka menyekolahkan adik saya sampai tuntas?

Mungkin Tuhan telah merencanakan ini semua, datanglah seorang agen asuransi, yang kebetulan adalah kawan dari ibu saya, hanya beda kampung. Mbak Agen itu mencoba memberikan penawaran kepada orang tua saya akan sebuah produk asuransi pendidikan untuk adik saya yang manfaatnya adalah bisa mengcover seluruh biaya pendidikannya, mulai masuk Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Awalnya sih mikir-mikir, apakah bisa membayar premi per bulannya. Tapi karena melihat efek jangka panjangnya bahwa kelak biaya pendidikan adik saya terjamin dan ini tentu aman bagi keluarga, akhirnya orang tua saya memilih asuransi ini. 

Dalam perkembangannya, asuransi pendidikan ini memang memberikan manfaat yang begitu besar. Setiap masuk tingkatan sekolah baru, yaitu masuk SD, SMP, SMU hingga kuliah, asuransi ini memang menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Tak pernah terlambat, sesuai tahun-tahun masuk pendidikan, uang langsung cair dan syukurlah meringankan beban orang tua saya untuk membiayai pendidikan adik saya. Puji Tuhan, tahun 2015 lalu adik saya lulus kuliah dengan lancar dan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun