Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Biarkan Kata-kata yang Kau Tulis, Menghakimi Dirimu Sendiri!

21 November 2022   08:40 Diperbarui: 21 November 2022   08:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai sahabat Pembaca!

Terima kasih sudah setia menemaniku menjadi pembaca setia bagiku heheheh~

Kali ini saya membahas tema tulisan tentang Kata-kata Penghakiman.

Orang bijak selalu dapat mengendalikan lisan dan jari-jemarinya ketika berhubungan sosial secara langsung maupun daring.

Akan tetapi kata-kata yang tertulis di media daring itu lebih tajam, dan membekasnya bisa sampai tahunan di hati seorang lho!

Kita sudah melihat sendiri fenomena orang-orang kurang bijak menggunakan medsos, dengan gegabahnya menghakimi saudaranya sendiri dengan umpatan, cacian dan hinaan.

Karena mengundang reaksi negatif, dihapuslah postingan tersebut, namun terlanjur basah, orang-orang sudah men-screenshotnya. Alhasil jadi bulan-bulanan netizen dan media.

Menghakimi seseorang jika tidak relevan dengan realitas, maka kata-kata penghakiman itu akan berbalik kepada kita dan bahkan kata-kata tersebut "memakan" diri kita.

Hingga akhirnya penyesalan di akhir, keputusasaan menanti.

Jika hendak menghakimi seorang baik buruknya, alangkah baiknya kita telaah dan kaji secara kritis dan jangan kedepankan emosi sesaat.

Karena saat emosi sesaat lalu kita melakukan penghakiman kepada diluar diri kita, itu hanya akan menyebabkan permasalahan baru. Disebabkan tidak akuratnya penghakiman yang dilontarkan oleh kita karena terdistorsi oleh emosi yang meledak-ledak.

Alangkah lebih baiknya mengkritisi apa-apa yang kelak kita tulis di sosial media, sebelum itu berbalik menerkam diri kita, apalagi jika postingan kita berupa kata-kata penghakiman.

Kata-kata penghakiman yang benar adalah yang relevan dengan realitas dan mampu memberikan kesadaran bagi seorang yang dihakimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun