Hai sahabat Pembaca!
Tema kali ini berat lho sahabat!
Berbohong membuat hati tidak bisa membedakan kebenaran dan dusta.
Berbohong seringkali dianggap hal biasa dan sepele, bahkan anak-anak remaja hingga kuliahan sering menganggapnya sebagai candaan belaka.
Saya saat duduk di bangku kuliah sering mendapati prank. Saya yang menjadi mahasiswa konversi D3 ke S1 mengandalkan informasi Grup WA kelas. Saat itu saya mendapati informasi Dosen berhalangan hadir. Akibatnya saya pulang menuju rumah dari kampus. Ternyata saat di perjalanan, saya mulai merasakan firasat buruk, saya cek lah WA Grup Kelas tersebut. Ternyata hanyalah sebuah prank, dosen hadir di kelas.
Saat kejadian itu, saya melaporkan ketidaknyaman dan informasi bohong kepada Prodi. Ketua kelas yang bersangkutan di panggil dan ini adalah masalah serius, menimbang saya membagikan informasi dari kelas beliau kepada Grup WA Kelas Konversi dimana saya adalah Ketua Kelas Konversi. Dan karenanya Mahasiswa dari Kelas Konversipun mempercayai informasi dari Grup WA kelas yang bersangkutan, akibatnya absenlah rekan-rekan saya.
Mereka menganggap hal sepele kebohongan ini sebagai candaan, dan senang hati mereka bisa membohongi rekannya sebagai bentuk hiburan.
Apakah dampaknya?
Kebanyakan mahasiswa tersebut terjebak dan senang dengan informasi Hoax yang selalu ditebarkan di Grup WA. Dan ini menjadi permasalahan serius bagi para Dosen di kampus. Ini menyangkut moralitas mahasiswa di masa mendatang.
Dari fenomena tersebut saya jadikan sebuah pelajaran dan ilmu humaniora.