Mohon tunggu...
Humaniora

Menguatkan Peran Keluarga bagi Pendidikan Anak

13 Mei 2018   13:37 Diperbarui: 16 Mei 2018   09:43 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

MENGUATKAN PERAN KELUARGA BAGI PENDIDIKAN ANAK

Oleh

Riadhotus Subkha

(Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara)

Siswa bolos sekolah dikejar satpol PP hingga masuk sawah, hukumannya sangat mengejutkan. Petugas satpol PP merazia tongkrongan pelajar di jam sekolah. Tidak seperti biasanya, satpol PP menghukum siswa sekolah yang membolos dengan meminta pelajar untuk beribadah. Dalam razia pada hari senin (24/10/2016) siang, petugas menyaring tujuh siswa SMP, SMA, dan SMK di warung belakang SMKN 1 Kendal. Tidak hanya diminta push up dan lari keliling lapangan, para pelajar berusia belasan itu juga dikenai hukuman shalat dhuhur berjama'ah (Tribun Jateng, 24/10/2016).

Menanggapi hal tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa aksi negativ yang dilakukan siswa-siswa tersebut tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi nya. Salah satu faktor nya berasal dari keluarga.

Keluarga merupakan kumpulan orang yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak yang tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap yang memiliki hubungan darah dan saling bergantung satu sama lain. Keluarga tercipta melalui proses perkawinan antara pria dan wanita. Lalu seorang ibu melahirkan seorang Anak sebagai keturunannnya sehingga terbentuklah sebuah keluarga kecil.

Tentu tugas seorang ibu tidak hanya melahirkan anak saja, karena anak merupakan salah satu amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada orang tua. Seperti dalam hadis yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah: "Muliakanlah anank-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang luhur". 

Karakter anak sudah muncul didalam kandungan ibunya sejak usia 3 bulan. Anak sudah dapat merekam semua peristiwa, pengalaman, dan emosi yang dialami oleh ibunya. Pembentukan karakter seorang anak merupakan peran dari keluarga, keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan baik buruk nya kepribadian seorang anak.

 "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" makna kata mutiara tersebut adalah perilaku anak merupakan cerminan dari perilaku orang tuanya. Jadi jangan heran apabila ada anak yang sangat nakal, susah di atur. Muncul pertanyaan kenapa anak saya sampai nakal seperti ini? Coba di ingat kembali sifat orang tua saat masih muda dahulu, mungkin anak tersebut menceritakan sifat orang tuanya dengan caranya sendiri namun tidak jauh dari sifat orang tuanya hanya ada sedikit penambahan.

Hal paling utama yang perlu diajarakan oleh orang tua kepada anak nya adalah Agama, Etika, Moral, semua itu harus diterapkan sejak anak masih usia dini tanpa harus menunggu anak masuk sekolah, karena keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak.

Ada beberapa cara yang harus dilakukan orang tua kepada anak dalam rangka menanamkan pemahaman tersebut yaitu dengan cara: "menjelaskan kepada anak menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga anak paham betul dengan apa yang orang tua sampaikan". "memberi uswah atau suri tauladan yang baik kepada anak, jangan memberi contoh yang buruk,  karena segala aktivitas yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak". " memberikan pemahaman jangan hanya sekali atau bahkan dua kali namun berkali-kali sehingga anak bisa yakin bahwa perbuatan tersebut salah dan tidak benar dari segi agama maupun hukum". 

Pendidikan kedua bagi anak yakni disekolah, sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid dibawah pengawasan guru. Namun bukan sekolah yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak namun kedua orang tua nya. Orang tua tidak bisa melepas begitu saja pendidikan anak disekolah. Karena hakekatnya antara guru dan orang tua memiliki tujuan yang sama yaitu membina, mendidik dan membimbing. 

Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut tentu harus ada kerja sama yang baik antara guru dan orang tua. Apabila kerja sama antara guru dan orang tua kurang maka pendidikan anak tidak akan berjalan dengan baik bahkan rencana pendidikan tidak akan berhasil dengan baik. Kerjasama yang dijalin oleh guru dan orang tua mempunyai dampak yang positif terhadap anak, mempunyai dorongan untuk senantiasa melaksanakan tugas sebagai pelajar, yaitu tekun dan semangat dalam belajar.

Interaksi yang baik antara guru dan orang tua yang bernilai informasi tentang kondisi siswa akan melahirkan bentuk kerja sama yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa baik disekolah maupun dirumah. Dengan adanya kerja sama tersebut guru dapat memperoleh informasi dari orang tua bagaimana sikap siswa ketika dirumah, apakah dirumah mengulang kembali pelajaran atau tidak, dan sebagainya. Demikian juga orang tua dapat memperoleh informasi dari guru bagaimana kemajuan anak /siswa dalam belajar  dan bagaimana sikap nya saat di lingkungan sekolah.

Guru disekolah mendidik dengan sepenuh hati, demikian juga orang tua sepenuh hati dalam mendidik anak, sudah tidak zamannya lagi jika orang tua berkata menyerahkan tugas dan tanggung jawab pendidikan anak nya kepada guru.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun