Upaya Konservasi dan Peran Komunitas
Â
Menanggapi tantangan ini, berbagai pihak di Aceh mulai bergerak. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang Wilayah Kerja Aceh, secara aktif melakukan monitoring dan survei populasi dugong serta kondisi padang lamun.
Â
"Kami terus berupaya untuk mengidentifikasi area-area penting bagi dugong dan membangun kesadaran masyarakat tentang perlindungan mereka," ungkap Bapak Fajarudin, Kepala DKP Aceh. "Edukasi kepada nelayan tentang praktik penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan bahaya pembuangan sampah ke laut menjadi prioritas."
Â
Selain itu, beberapa organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal di Aceh juga terlibat dalam program restorasi padang lamun dan kampanye konservasi. Program-program ini tidak hanya bertujuan untuk memulihkan ekosistem, tetapi juga untuk melibatkan masyarakat pesisir agar merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian dugong.
Â
Membangun Masa Depan bagi "Duyung" Aceh
Â
Keberadaan dugong bukan hanya menambah pesona bawah laut Aceh, tetapi juga menjadi indikator penting kesehatan ekosistem pesisir. Sebagai "pemotong rumput" laut, dugong membantu menjaga keseimbangan padang lamun, yang pada gilirannya melindungi garis pantai, menjadi habitat bagi ikan dan kepiting, serta berperan sebagai penyerap karbon alami.