Mohon tunggu...
Rhofiatul Badriyah
Rhofiatul Badriyah Mohon Tunggu... Guru - a glimpse of my passion

A woman with a mission to write more about anything so that I can tell the world that many beautiful things in this world do exist. Graduating from English literature and currently sharpening my skill in writing. Hope the readers can enjoy my article! https://growsoyoubloom.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary

You are Not Your Job

27 Januari 2023   22:36 Diperbarui: 27 Januari 2023   22:44 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Pernahkan kalian berpikir sebagai sosok yang gagal saat sebuah pekerjaan tidak berjalan semestinya? Tanpa disadari ada waktu di mana pekerjaan telah mengambil hampir seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki. Berangkat menuju ke kantor di pagi buta dan masih harus melakukan lembur di malam hari adalah sesuatu yang pasti sudah familiar bagi para pekerja. Bahkan setelah bekerja begitu keras tetap saja ada pekerjaan yang dirasa tidak berakhir seperti yang diharapkan. Lalu apa yang dirasakan? Sebagian dari kita akan merasa menjadi sosok yang tidak kompeten apalagi ketika menanggung banyak harapan dan ekspektasi dari orang-orang sekitar.  Siapa yang memberi label? Tentu saja diri kita sendiri. Saya adalah salah satu dari orang-orang di luar sana yang selalu menyalahkan diri sendiri ketika ada pekerjaan yang tidak beres. Tentu saja perasaan ini membuat saya frustasi. Saya kerap menyalahkan diri sendiri dan selalu memberikan afirmasi negatif yang pelan-pelan mulai menggerogoti mental saya. Saya jadi sosok yang akhirnya takut membuat kesalahan dan takut mencoba sesuatu di luar zona aman karena rasa percaya sendiri yang mulai hilang. Reaksi negatif  ini bertahan cukup lama ( sampai sekarang saya masih  belajar untuk keluar dari lubang negatif ini ).

          Sampai pada waktu ketika saya membuka aplikasi twitter dan menemukan sebuah kutipan berbunyi Give Yourself Time to be Who You Are, without Your Work Defining You. Kalimat yang sederhana namun sangat menyentak hati saya. Saat membaca kutipan tersebut, saya langsung mengasihani diri sendiri. Saya ingat bagaimana dengan teganya membiarkan badan saya tidak makan ataupun tidur nyenyak ketika dihadapkan pada pekerjaan yang berat dan gagal. Saya dengan teganya membiarkan perasaan negatif ini menggerogoti saya dan membuat saya lupa jika tugas saya di dunia ini banyak, tidak hanya fokus pada pekerjaan saya. Saat itu saya mulai melabeli diri sendiri sebagai sosok yang gagal dan tidak kompeten. Saya menggantungkan diri saya pada pekerjaan yang saya lakukan. Ketika semuanya gagal maka habislah. Itu yang terjadi saat itu.  Saya jadi lupa bagaimana cara menikmati hidup. Semuanya tentang pekerjaan tanpa menyadari jika identitas saya tidak hanya dari satu factor saja. Harusnya saya sadar jika tugas saya sebagai seorang manusia ada banyak. Saya adalah seorang anak, teman, sahabat, kakak, guru, murid, dan masih banyak lagi. Entitas diri saya tidak hanya terbentuk dari satu bagian saja namun terdiri dari berbagai macam hal yang semuanya akan saling berhubungan.  

          Namun kutipan tersebut mulai menyadarkan saya ( butuh dua tahun untuk saya bisa belajar menerima ini ) tentang pentingnya menjalani hidup dan tidak melabeli diri kita hanya pada satu hal saja. Saya belajar untuk bisa menikmati proses menjadi seorang manusia dengan banyak label dengan tidak menitik beratkan pada satu sisi saja. Saya jadi lebih bisa terbuka terhadap hobi dan pengalaman baru di luar sana yang sebelumnya terasa sangat sulit karena pikiran saya hanya dipenuhi dengan pekerjaan dan rasa takut akan kegagalan.

          Tulisan singkat ini saya tulis karena ingin berbagi bagi pembaca di luar sana yang juga pernah dan mungkin sekarang sedang mengalami hal ini. Sangat manusiawi bagi kita untuk merasa gagal, namun saya berharap hal tersebut menjadi penghambat kita untuk menikmati hal lain di luar sana. You can love your work and devote to it, but don't forget to give yourself time to reconnect to your soul.

follow me on my personal blog 

https://growsoyoubloom.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun