Mohon tunggu...
Dwi Lestari Retnowati
Dwi Lestari Retnowati Mohon Tunggu... -

Aku adalah aku. Semangat menggapai cita-cita yg gemilang... ingin mengubah nasib menjadi lebih baik dari yang lalu.... tak ingin banyak kata.... tapi.... maju terus pantang mundur!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Info Kesehatan Reproduksi Remaja: "Ketagihan Onani, Apa Dampaknya?"

6 Desember 2010   12:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nah, kalau sebelumnya saya mengupas tentang kebiasaan remaja yang mengkhawatirkan dalam mengakses internet,  sekarang saya akan memberi beberapa pendapat yang hubungannya dengan kesehatan reproduksi remaja.  Awalnya pasti membicarakan masalah ini, ada yang merasa tabu. Tapi ini sudah menjadi rahasia umum. Remaja harus tahu tentang kesehatannya, khususnya tentang kesehtan reproduksi remaja yang sebenarnya remaja itu terkadang malu ingin bertanya pada siapa.

Kata ONANI pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Onani merupakan salah satu perilaku seksual yang sering dilakukan bila seseorang tidak mampu menahan dorongan seksualnya. Karena kurangnya informasi, ada banyaknya mitos salah yang beredar mengenai onani dan masturbasi. Salah satunya menyebutkan bahwa perilaku seksual ini menyebabkan kemandulan.

Apabila onani menjadi kebiasaan dan dilakukan yang cukup sering, maka hal itu memang akan berakibat pada kemandulan sementara. Menurut dr Maya Trisiswati (dalam http://ceria.bkkbn.go.id),menyungkapkan bahwa  agar dapat membuahi sel telur, sel sperma perlu dimatangkan terlebih dahulu.

"Butuh 72 jam bagi sel sperma untuk matang. Jika sering-sering dikeluarkan lewat onani, maka spermanya tidak bisa matang dan tidak bisa membuahi," kata dokter yang menjadi Kadiv Akses dan Layanan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

Karena itu, bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya onani ataupun hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan setiap hari supaya sel sperma bisa matang.

Ia menambahkan, secara medis tidak ada dampak buruk dari melakukan onani. "Sepanjang dilakukan dengan tangan yang bersih dan tanpa alat, boleh-boleh saja melakukan onani atau masturbasi. Ini lebih sehat daripada berganti-ganti pasangan," urainya dalam sebuah acara lokakarya mengenai kesehatan seksual dan reproduksi, beberapa waktu lalu di Bandung.

Meski tidak berdampak secara medis, dr Maya mengingatkan terdapat dampak psikologis dari kebiasaan melakukan onani. Bila menjadi kebiasaan dan kemudian ketergantungan, perilaku ini bisa memengaruhi perkembangan otak. "Yang akan berkembang pesat adalah otak yang mengarah pada kesenangan sehingga bisa mengarah pada perilaku obsesif kompulsif," katanya.

Terlalu sering melakukan onani atau masturbasi juga menunjukkan ketidakmampuan kita mengendalikan dorongan seksual, yang berarti pikiran kita lebih banyak dipenuhi oleh hal-hal yang bersifat erotis

nah, oleh karena itu kita harus pintar-pintar menjaga diri kita. ternyata pikiran kita dan tingkah kita bisa berpengaruh terhadap kesehatan, sebagai contoh tadi kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan kebiasaan onani atau masturbasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun