Mohon tunggu...
Khafidhu Robi
Khafidhu Robi Mohon Tunggu... Penulis

Menulis dengan ketenangan tajam tanpa mencari ramai atau tunduk pada selera massa. Setiap kalimat lahir dari pengamatan jernih dan disusun dengan arah yang jelas. Gaya bahasa terukur, ritme tenang, isi penuh. Tidak untuk menyenangkan, tapi untuk menegaskan. Tulisan menjadi ruang menyusun sikap, bukan sekadar suara yang ingin didengar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Logo HUT RI ke-80 dan Hari Anak Nasional: Bukan Kebetulan

23 Juli 2025   23:30 Diperbarui: 23 Juli 2025   22:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan logo HUT RI ke-80 di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025.

  Tanggal 23 Juli 2025 mencatat dua momentum penting dalam ruang publik nasional. Di satu sisi, pemerintah secara resmi memperkenalkan logo Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Di sisi lain, masyarakat memperingati Hari Anak Nasional, momen reflektif tentang keberpihakan negara terhadap tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa. Peluncuran logo HUT RI tahun ini mengusung semangat “Indonesia Emas 2045” yang diharapkan mencerminkan visi jauh ke depan. Logo tersebut menggambarkan dinamika, kemajuan, dan harapan besar terhadap masa depan bangsa. Namun, peluncuran ini secara tidak langsung beririsan dengan peringatan Hari Anak Nasional yang memiliki muatan jauh lebih mendasar: memastikan anak-anak Indonesia hari ini dapat tumbuh sehat, terlindungi, dan mendapatkan akses pendidikan yang merata.

  Dalam realitas sosial, anak-anak masih menghadapi berbagai tantangan serius. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi. Anak-anak yang tinggal di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan masih mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Situasi ini menjadi pengingat bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak cukup hanya dengan simbol atau perayaan seremonial.

  Perhatian terhadap nasib anak bukan sekadar retorika. Negara dituntut hadir melalui kebijakan yang berdampak langsung dan konkret. Undang-undang Perlindungan Anak harus benar-benar ditegakkan, bukan hanya dijadikan dokumen normatif. Program-program penguatan pendidikan dasar, kesehatan ibu dan anak, hingga upaya pencegahan pernikahan dini perlu terus diperkuat dan dievaluasi secara berkala.

  Jika benar kita menatap Indonesia Emas pada 2045, maka anak-anak hari ini adalah fondasinya. Logo kemerdekaan yang baru hanyalah sebuah simbol jika tidak diiringi oleh kesungguhan untuk menjamin kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak bangsa. Peringatan Hari Anak Nasional bukan semata momen tahunan, melainkan pernyataan komitmen bahwa masa depan Indonesia dibangun mulai dari sekarang, dari mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar, dari mereka yang hari ini berharap akan keadilan dan kasih sayang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun