Mohon tunggu...
Rifan Hardian
Rifan Hardian Mohon Tunggu... -

Interested in natural sciences, organizations, knowledge sharing...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menariknya Dinamika Organisasi Pelajar Dunia

5 Agustus 2017   06:31 Diperbarui: 7 Agustus 2017   08:52 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 25-26 Juli 2017, pelajar Indonesia yang bertebaran diseluruh dunia menyelenggarakan sebuah acara akbar yaitu Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia Se-Dunia (SI PPI Dunia) ke-9, yang dapat dikatakan merupakan sidang permusyawaratan tertinggi PPI Dunia.

Menariknya, muncul beberapa tanggapan baik personal maupun pernyataan resmi organisasi sebagai reaksi terhadap apa yang terjadi selama proses SI PPI Dunia ke-9 tersebut berlangsung. Saya selalu sangat menghargai para pelajar yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk kemajuan organisasi pelajar, walaupun (mungkin) tanpa dukungan finansial. Dalam hal ini, posisi saya adalah netral, tidak berada pada pihak manapun maupun mewakili organisasi PPI manapun, karena memang saya tidak mengikuti SI PPI Dunia ke-9 ini. Namun demikian, sebagai salah satu pelajar Indonesia di luar negeri, saya sekedar menikmati pembelajaran demokrasi atas apa yang sedang berlangsung ditingkat pelajar Indonesia se-dunia.

Adapun pendapat saya terkait pernyataan sikap PPI Belanda dan tanggapan PPI Dunia adalah sebagai berikut:

#1

Kedua informasi, baik dari pihak ppi belanda maupun ppi dunia, berasal dari sumber resmi (website PPI Belanda dan website PPI Dunia) dan tidak ada sanggahan terhadap pernyataan ppi belanda oleh ppi dunia. Sehingga, bagi saya, harus diyakini bahwa kedua informasi tersebut bukanlah fitnah. Hal ini perlu disampaikan mengingat adanya beberapa pihak yang beranggapan bahwa informasi dari salah satu pihak bersifat fitnah.

#2

Sebagai bagian dari pembelajaran organisasi dan demokrasi, kedua belah pihak berani mengungkapkan pernyataannya secara matang. Ini harus diapresiasi.

#3

Harus dimaklumi dan dipahami bahwa keterbatasan yang dimiliki oleh ppi sebagai lembaga non-profit (peserta/perwakilan yang tidak digaji dan tidak difasilitasi layaknya pejabat-pejabat pada umumnya) seringkali menjadi hambatan dalam mengimplementasikan demokrasi seutuhnya. Misal: pertimbangan waktu sewa tempat, ketersediaan waktu peserta, bersamaan kegiatan dengan acara lain, dll. Hal tersebut dapat memaksakan pelaksanaan rapat yang jauh dari ideal dan memerlukan fleksibilitas untuk dapat beradaptasi dengan situasi dengan seminimal mungkin tidak mencederai kesepakatan yang tertuang dalam AD/ART maupun tata tertib.

#4

Idealnya, tahapan demi tahapan pengambilan keputusan harus dilewati secara sistematis dan disepakati (melalui mekanisme apapun: musyawarah maupun voting), sehingga menghindari kemungkinan bolak-balik untuk menyepakati atau membatalkan kesepakatan atas putusan terdahulu. Namun demikian, perlu diingat bahwa peluang revisi masih harus terbuka sebelum sampai pada pengesahan akhir hasil keputusan. Namun lagi-lagi, kondisi kurang ideal ini dapat terjadi dilandasi oleh berbagai keterbatasan yang ada.

#5

Mengacu pada notulensi dari ppi dunia, yang menjadi salah satu sorotan utama bagi saya adalah pada sidang pleno VI. Singkatnya, semula, sebelum SI PPI Dunia, dilakukan rapat internasional ke-5 dan disepakati untuk melakukan penjaringan bakal calon sebelum dilaksanakannya SI PPI Dunia. Inisiatif ini saya pikir sangat bagus untuk keefektifan acara SI PPI Dunia. Ternyata, hanya ada satu bakal calon yang mengajukan diri, yaitu dari PPI Belanda. Namun demikian, dilanjutkan dengan pernyataan dewan presidium (Intan Irani, Muhammad Ramadhan, dan peserta rapat) bahwa kesepakatan pada rapat internasional itu sifatnya tidak mengikat. 

Pertanyaan saya, lalu untuk apa dilakukan rapat internasional itu kalau hasilnya tidak mengikat dan dapat diubah lagi. Bukankah tujuan diadakannya rapat internasional sebelum diadakan SI PPI Dunia adalah demi keefektifan? Saya harap hal seperti ini tidak dijawab dengan pernyataan bahwa SI PPI Dunia adalah permusyawaratan tertinggi PPI Dunia sehingga seolah-olah mengisyaratkan apapun boleh terjadi dan dapat membatalkan keputusan apapun yang telah diambil pada rapat sebelumnya. Karena jika demikian, maka prinsip keefektifan menjadi tidak tercapai sehingga dapat memunculkan anggapan tidak perlu ada rapat sebelum adanya SI PPI Dunia.

#6

Hal lain yang masih saya nantikan dan mengganjal adalah tidak adanya tanggapan PPI Dunia terhadap pernyataan PPI Belanda mengenai tidak adanya verifikasi terhadap perwakilan/delegasi PPI negara. Misalnya dibuktikan dengan Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai delegasi yang dilakukan melalui mekanisme yang benar dan diketahui oleh PPI negara. Keberadaan SK ini ternyata menjadi sangat penting, mengingat salah satu landasan pembatalan keputusan mengenai mekanisme pengajuan bakal calon yang ditetapkan melalui rapat sebelumnya adalah dengan tidak adanya SK atas penugasan tambahan dalam upaya penjaringan tersebut, sehingga dinyatakan bahwa mekanismenya tidak valid dan mekanisme pemilihan calon koordinator PPI Dunia dimusyawarahkan kembali pada saat SI PPI Dunia (notulensi SI PPI Dunia siding pleno VI). Mengacu pada pentingnya SK, maka prinsip yang sama dapat diterapkan bahwa tanpa adanya verifikasi SK pengangkatan delegasi, bagaimana mungkin SI PPI Dunia meyakini bahwa peserta SI PPI Dunia adalah legal sehingga dapat berimbas pula pada legalitas keputusan SI PPI Dunia.

#7

Saya sangat mengapresiasi kesediaan PPI Dunia dalam menghormati pernyataan sikap PPI Belanda serta berkomitmen untuk terus memperbaiki kelembagaan. Hal ini menunjukan kebijaksanaan dan kedewasaan dalam berorganisasi.

Hal menarik yang hampir selalu terjadi dalam rapat organisasi non-profit seperti ini adalah kesulitan menerapkan system secara 'kaffah' atau menyeluruh. Ada hal-hal yang berusaha ditetapkan seideal mungkin dan ada hal-hal lain yang 'dianggap boleh' ditetapkan dengan tidak ideal. Kondisi inilah yang dapat memicu perbedaan pendapat. Namun demikian, disitulah letak menariknya dinamika organisasi pelajar dunia.

Tulisan ini adalah murni pendapat pribadi dengan mengacu pada surat pernyataan sikap PPI Belanda dan surat tanggapan PPI Dunia serta notulensi SI PPI Dunia. Tidak ada maksud untuk menghakimi pihak manapun. Semoga menjadi bahan pembelajaran khususnya bagi saya.

Salam perhimpunan

Rifan Hardian

Mahasiswa doktoral Aix-Marseille University, Perancis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun