Mohon tunggu...
R Ghoffar Ghozali
R Ghoffar Ghozali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Melalui tulisan kita bercerita

IG : @ghoffar.ghozali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian Malam "Siomay"

21 Agustus 2018   22:16 Diperbarui: 21 Agustus 2018   22:53 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

seperti biasa hari ini aku mengandalkan telepon dari calon pembeli,sudah dua minggu iklan ku tapi dagangan motor bekas ku belum laku juga.

sabar aku nanti dan kunanti tapi yang kunanti hanya memberi sebuah harapan.sebuah harapan palsu yang membuatku seolah tertipu.

sudah terbiasa aku tertipu oleh calon pembeli yang katanya mau liat unit tapi setelah jamnya tidak ada kabar.oh..apakah ini yang dimaksud dengan jangan berharap kepada manusia,berharap lah kepada Tuhan sang pencipta dan maha segala-galanya.

terdengar suara azan dari masjid komplek,aku liat jam tanganku.ternyata sudah jam 15.00.benar,si pembeli tidak ada kabar.semoga dia baik-baik saja.karena bisa juga dia kesasar atau lainya.mengatasnamakan sebuah gensi aku tidak akan chat wa. berfikir positif saja,mungkin sudah dapat dengan harga yang lebih murah daripada dagangan saya.atau hanya sekedar bertanya untuk cek harga.ah sudahlah orang yang serius tak akan pernah memberikan sebuah janji melainkan sebuah bukti.

waktu mahrib tiba,dan saatnya untuk menunaikan sholat mahrib.setelah selesai sholat,seperti biasa aku menonton tv untuk menghibur atas kekecewaanku tadi siang.sudah cukup hari ini,karena sudah tidak ada lagi yang akan terjadi hari ini,anggaplah sudah tutup toko.tak lupa aku bawa makan malam ku di depan sambil liat berita,karena jam segini biasanya perut rawan lapar.

aku dengar azan isya,aku matikan tv ku kemudian aku ajak istri ku untuk sholat berjamaah.tapi karena dia sudah tidur aku sholat sendiri.hanya 15 menit saya sholat,sebuah pengingat untuk mengingat Tuhan sang pencipta.setelah selesai aku keluar dari kamar melanjutkan menonton tv.

hanpir 2 jam an lebih aku menonton tv,membuat perut ku ini lapar.munkin ini yang dinamakan dengan masa pertumbuhan ketika sudah berkeluarga.yang menjadikan perut semakin buncit dan keliatanya saja makmur,tapi angsuran dimana-dimana.

di komplek ini ada penjual siomay yang biasa lewat di depan rumah,namun kemana dia kini.sudah jam setengah 11 aku belum mendengar suara nya yang menjajakan daganganya.apakah hari ini dia libur atau atau sudah habis dan kemudian pulang lebih awal.

aku nanti dengan sabar.aku coba dengan mengalihkan rasa lapar ku ini dengan cara gonta-ganti chenel tv,dengan harapan aku bisa menemukan suara tukang siomay.aku coba konsen sebentar dengan berita di tv,kemudian aku ganti lagi chanelnya aku liat sinetron,tapi tak sampai 10 detik sudah aku ganti.siaran olahraga kegemaranku juga aku pelototin dengan konsentrasi.

apakah daya ku jika perut ini lapar dan ludah ini sudah ingin merasakan siomay ikan yang enak.bau ikan,tahu,sambel kacang,telur dan bau jeruknya yang aduhai.oh..dimana dikau abang siomay adalanku,dimana diriku bisa menemukan engkau hai bakul siomay,tak tahukah engkau aku begitu ngiler untuk merasakan siomay mu,tak sudikah engkau menolong penderitaanku malam ini hanya dengan siomay mu penderitaanku ini berahir.

aku tinggalkan tv sebentar,ku berjalan ke arah kulkas dan satu galon air ku letakan berdampingan.lalu,aku buka kulkas dan ternyata tidak berisi,hanya sirup dan beberapa sayuran.kemudian aku ambil gelas lalu aku isi dengan air,untuk mengganjal perutku supaya penuh dan tak berteriak lagi.sudah lah perut,malam ini aku isi kau dengan air saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun