Mohon tunggu...
Rafli Fadillah Bramasta
Rafli Fadillah Bramasta Mohon Tunggu... Freelancer - ENFP

19 tahun, pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SBMPTN Adalah Sepotong Cermin Pendidikan Kita

22 Oktober 2018   20:06 Diperbarui: 22 Oktober 2018   20:43 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tentu senang dengan ketetapan baru mengenai sistem sbmptn pada hari ini. Setahun terakhir, saya seringkali bertanya "Berapa nilai saya yang sesungguhnya?" atau "Wah wah jangan jangan ada apa apa di dalem dalem ini."

Saya kira juga lumrah bertanya akan hal tersebut apalagi bagi yang tidak lolos sbmptn di tahun ini. Tetapi, semua itu tidak terlepas dari proses pendidikan kita. Yang seringkali kita dibuat bingung dengan sistemnya, ataupun yang seringkali kita bandingkan dengan pendidikan di negeri lain yang lebih maju.

Mengapa sbmptn jadi hal yang begitu krusial dalam sistem pendidikan kita? Hal ini menurut hemat saya karena sbmptn adalah salah satu pintu untuk mengetuk, sekaligus memasuki perguruan tinggi, ataupun melanjutkan pendidikan dari SMA sederajat ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Apalagi jika itu dikaitkan dengan nasib ataupun pekerjaan yang nanti kita dapatkan sesudah skripsi, tugas akhir, dan juga wisuda.

Terlepas dari hal itu, batas bahasan yang kali ini akan saya utarakan adalah saya pribadi turut bersuka cita dengan adanya sistem baru sbmptn ini. Dimana alur yang digunakan adalah tes sebagai langkah awal yang menentukan nilai, lalu dilanjutkan dengan mendaftar ke perguruan tinggi. Yang artinya peserta sbmptn mendatang dapat mengetahui dan juga mengukur kemampuan sehingga dapat dengan bijak memilih perguruan tinggi mana yang akan dituju.

Hal tersebut sebenarnya sudah lama kita terapkan dengan adanya Ujian Nasional, dimana kita mengetahui nilainya, dan tentunya kita bisa menentukan kemana akan melanjutkan pendidikan setelah SD, maupun SMP sederajat karena hal ini tidak berlaku jika jenjangnya sudah SMA, kecuali ada beberapa perguruan tinggi yang mencantumkan nilai ujian nasional sebagai salah satu tolak ukurnya.

Dengan adanya ketetapan sistem ini, maka sebenarnya kita telah mengalami proses kemajuan dalam sistem pendidikan di negeri ini. Bagaimana tidak, sejujurnya kita sebagai pelajar terkadang merasa malas karena dicerca dengan pertanyaan "Untuk apa saya belajar hal yang bukan saya senangi?" ataupun pertanyaan sejenis yang lebih memenangkan rasa malas daripada sekedar menghirup debu buku untuk mempelajari ilmu.

Kembali lagi, secara teknis sistem sbmptn mendatang akan diadakan 2 kali tes bagi setiap pesertanya. Dan dari kedua tes tersebut kita dapat mengetahui nilainya. Hal ini sangat menguntungkan bagi anak yang seringkali kehilangan motivasi belajar. Karena jika kita mengerjakan sesuatu, dan mengetahui batasan/nilai kita. Maka kita dapat lebih semangat untuk memperbaikinya. 

Apalagi, pada sistem mendatang kita dapat kembali mengikuti tes tersebut di lain waktu, karena setiap peserta memiliki 2 kali kesempatan untuk memperoleh nilai sbmptn. Dan yang lebih menguntungkan lagi, nilai tertinggilah yang nantinya akan dipergunakan sebagai pintu untuk memasuki perguruan tinggi negeri.

Secara sederhana, apabila hal tersebut bisa diterapkan dengan baik nantinya, Kita akan mengalami satu revolusi apik dalam pendidikan kita. SBMPTN bukan saja menjadi ajang pertarungan nilai. Tetapi, lebih jauh daripada itu adalah bagaimana proses peserta menuju sbmptn tersebut. Bagaimana kita mengatur waktu, strategi belajar, dan juga banyak pengorbanan lainnya. 

Apalagi yang lebih seru selain kita mengisi masa remaja dengan penuh perjuangan bersama kawan kawan dalam satu medan tempur. Kapanlagi pejuang sbmptn berdoa bersama-sama untuk meraih cita-citanya dengan khusyuk. Tentu momen yang terjadi di setiap tahun tersebut kan kita kenang sepanjang hayat.

Terakhir, sistem kita memang bukanlah yang terbaik bila dibandingkan dengan negeri lain. Tapi hanya dengan sbmptn saja, kita sedikit mau untuk membuka buku, sedikit mau untuk memperbaiki perilaku kita, dan dengan rendah hati untuk meminta kepada-Nya. Sbmptn hanyalah sepotong cermin pendidikan kita. Jadi, selamat menemukan potongan cermin lainnya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun