Mohon tunggu...
Rezky  Metra Satrio
Rezky Metra Satrio Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Media enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berawal dari Menonton Anime sampai Mengantarkan Salma ke Luar Negeri

18 April 2022   22:52 Diperbarui: 18 April 2022   23:17 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadinnia Salma saat dirinya berada di kota Paris, Perancis/dokpri

Selama duduk di bangku SMA, siswi berkacamata dan bertubuh ramping itu sudah sangat menyukai bahasa Jepang. Terlihat dari antusiasme dan kecakapannya nya saat mata pelajaran bahasa Jepang berlangsung di kelas, tak ayal namanya sering kali dipanggil saat upacara di hari senin untuk mendapat penghargaan atas kompetisi bahasa Jepang yang diikutinya.

Namanya Nadinnia Salma, teman-teman kerap memanggilnya Salma. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2002 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Sejak kecil Salma sudah jatuh hati terhadap bahasa asing. Cinta pertamanya adalah bahasa Inggris, mulai dari kursus bahasa Inggris di New Concept sampai Lembaga Indonesia Amerika (LIA) ia ikuti. Cinta pertamanya itu bertahan sampai dirinya memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Anime dan manga telah membuat Salma jatuh hati kedua kalinya kepada bahasa asing yang tidak lain adalah bahasa Jepang. Bahasa Jepang yang unik dan berbeda dengan bahasa lainnya mulai dari bentuk huruf sampai cara membacanya, membuat wanita tersebut tertantang dan merasa bahwa bahasa Jepang adalah bahasa yang menarik untuk dipelajari. Bagi Salma, setiap berhasil menerjemahkan huruf dalam bahasa Jepang seperti memecahkan puzzle.

Anime sendiri merupakan sebuah animasi khas Jepang yang digambar secara tradisional menggunakan tangan maupun secara digital kemudian digerakkan hingga menjadi seperti sebuah film. Sedangkan Manga ditujukan untuk versi cetaknya yang berisi gambar dengan tulisan seperti novel grafis atau komik.

Mahalnya biaya kursus bahasa Jepang, memaksa Salma untuk belajar secara otodidak melalui buku kamus yang dibeli dari toko buku, halaman per halaman ia pahami demi bisa menguasai bahasa asing tersebut. Hal itupun terus ia lakukan sampai akhirnya memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Bermodalkan anime, manga, dan buku kamus yang sudah ia pelajari selama SMP. Membuat dirinya menginginkan wadah yang tepat untuk menyalurkan kesukaannya tersebut, akhirnya Salma mengikuti Kompetisi pertamanya yakni lomba cerdas cermat budaya Jepang yang diselenggarakan di universitas Pakuan.

Meski berhasil memasuki partai final di kompetisi pertamanya, Salma belum bisa keluar sebagai pemenang dalam lomba tersebut, walau begitu semangat dalam dirinya tidak berkurang sedikit pun.

Anak dari pasangan Yunaldi (47) dan Diana (40) tersebut mengikuti ajang pidato bahasa Jepang se-Jabodatabek sebagai kompetisi keduanya. Karena kompetisi yang ia ikuti kali ini cakupannya cukup luas, membuat Salma merasa bahwa kemampuannya dalam berbahasa Jepang belum cukup memadai dan harus rela menelan kekalahan dan menjadikannya pelajaran untuk kompetisi selanjutnya.

Bukan isapan jempol belaka, dalam kompetisi ketiganya, Salma berhasil keluar sebagai pemenang dalam lomba pidato bahasa Jepang yang diselanggarakan dalam acara bunkasai pada tahun 2018 di Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun