Mohon tunggu...
Reza Maulana
Reza Maulana Mohon Tunggu... Guru - Ilmu Sosial Politik FIS UNJ

Bachelor of Social Science

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Politik Machiavelli : Antara Civic Virtue dan Good Citizenzs

26 Desember 2023   21:51 Diperbarui: 28 Desember 2023   08:08 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika kita mengkaji pemikiran politik Niccolo Machiaveli, pikiran kita akan tertuju pada buku kontroversional yang dikarang oleh Niccolo Machiavelli. Buku tersebut berjudul Discourses on Livy dan Sang Pangeran atau The Prince yang banyak dikatakan orang sebagai hand book pemikiran politik bagi pemimpin diktator. 

Mengenai konsep Civic Virtue & Good Citizenz, Machiaveli  didalam bukunya yang berjudul Discourses on Livy  menjelaskan bahwa masyarakat yang baik dapat diterapkan melalui kebajikan pemimpin, tetapi pada akhirnya kebajikan dari individu-individu dalam masyarakat tersebut yang menjadi hal yang penting. Artinya, meskipun pemimpin memiliki peran penting, kebajikan dari seluruh anggota masyarakat juga diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang baik.

Asumsi yang terdapat didalam buku ini bersifat jumping conclusion karena Machiavelli tidak menjelaskan secara jelas makna dari "Virtue" itu sendiri. konsep dan makna"virtue" tidak dijelaskan didalam buku yang berjudul Discourses on Livy, tetapi dijelaskan didalam bukunya yang berjudul "The Prince". Oleh sebab itu untuk mengkaji pemikiran Niccolo Machiaveli secara utuh diperlukan studi kepustakaan yang tidak didasarkan pada satu referensi semata.

Didalam bukunya yang berjudul "The Prince" Niccolo Machiavelli mengatakan bahwa "Virtue" memiliki makna kebajikan atau sesuatu yang memiliki sifat baik. Machiavelli membagi makna virtue menjadi dua bagian cluster yang terpisah. Cluster yang pertama yakni "Virtue" bagi masyarakat biasa, dan Cluster bagi kaum elit atau pangeran. 

Bagi masyarakat biasa "Virtue" diasumsikan sebagai sebuah praktik atau aktivitas warga negara yang baik dalam rangka memelihara hukum hukum dan tujuan republik. Sedangkan cluster yang kedua yakni konsep virtue bagi kaum elit atau pangeran diasumsikan sebagai keberanian untuk mengambil sikap tegas,determinan dan penuh subyektifitas. 

Machiavelli menjelaskan bahwa kaum elit atau pangeran harus bersikap tegas,determinan,dan penuh subyektfitas semata untuk mempertahankan kekuasaan dan mempertahakan konsep republik itu sendiri. Konsep Virtue yang di jelasakan oleh Machiavelli di dalam bukunya tersebut sebenarnya merupakan kritik Machiavelli terhadap konsep negara dan pemerintahan yang sedang berlansung di Eropa pada saat itu (sekitar abad 15 M atau Pra Rennaisance). 

Pada saat pra rennaisance, pengaruh dan doktrin agama begitu kuat di Eropa, bahkan masyarakat pada saat itu dipaksa tunduk oleh seorang pemimpin yang dipilih oleh Paus (pemimpin katolik),bahkan di negaranya sendiri (Italia) sedang terjadi perpecahan. Oleh sebab itu, Niccolo Machiavelli menginginkan sebuah konsep pemerintahan berdasarkan sistem pemerintahan sentral atau Zentral Gewalt. Konsep Zentral Gewalt yang diajukan Niccolo Machiavelli yakni pemisahan antara azas-azas moral dan kesusialaan yang terdapat didalam ajaran agama kedalam susunan ketatanegaraan. 

Atas dasar itulah banyak orang yang memahami ajaran Machiavelli sebagai sesuatu yang kontroversional karena dianggap tidak bermoral dan menghalalkan segala cara (the ends justifity the means). Penulis dalam hal ini berpendapat bahwa pemahaman "menghalalkan segala cara atau the ends justifity the means sebagai sebuah konsep yang tidak bermoral merupakan sebuah kekeliruan besar.

Mengapa demikian? Karena pemahaman menghalalkan segala cara yang dipaparkan oleh Niccolo Machiavelli didalam "The Prince" ditujukan atau dianjurkan untuk suatu negara republik yang sedang berada didalam ancaman atau pergolakan seperti ancaman penjajahan,intrik dalam kekuasaan gereja, ataupun korupsi yang merajalela. Tetep didalam buku yang berjudul discourses on livy, didalam buku tersebut Niccolo Machiavelli hadir sebagai tokoh Moralis Republican dan tidak seperti Niccolo Machiavelli didalam buku 'The Prince.

Setelah membahas konsep Virtue yang dijelaskan oleh Niccolo Machiavelli, lalu bagaimanakah pemahaman tentang 'Good Citizenzs' Perspektif Niccolo Machiavelli? Secara umum, Niccolo Machiaelli tidak pernah menyebut istilah 'Good Citizenzs', yang ia sebut adalah politik dan warga yang paling agung sebagai konsep nya dalam 'Good Citizenzs' nya. Good Citizenzs perspektif Niccolo Machiavelli yakni sikap Virtous terhadap common good atau kebaikan bersama. Makna dari pemahaman tersebut yakni .sikap virtous dapat diwujudkan dengan rasa cinta tanah air atau patriotisme. 

Didalam bukunya yang berjudul 'Discourse on Livy' menyebutkan bahwa rasa cinta tanah air adalah kekuatan moral yang mendorong setiap warga negara untuk mencapai kebaikan bersama (common good). Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman Niccolo Machiavelli terhadap Good Citizenzs memiliki kemiripan dengan tokoh Republican lainnya seperti Aristoteles yang menyebutkan bahwa cinta
tanah air atau patriotisme sebagai hasrat yang harus didahulukan terlebih dahulu demi kabaikan bersama (common good).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun