Hampir satu setengah tahun berlalu, pandemi Covid-19 masih juga belum surut. Program vaksinasi yang telah digencarkan oleh pemerintah tidak menghalangi laju lonjakan kasus pasien positif Covid-19. Tercatat pada Juli 2021, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat tinggi hingga disebut sebagai puncak kedua pandemi tersebut.
Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dari mulai penerapan Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang bahkan masih kita rasakan sampai saat ini, hingga perencanaan penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Publik sempat diramaikan dengan wacana diberlakukannya pembelajaran tatap muka di awal tahun ajaran baru 2021/2022. Bahkan di banyak tempat, sekolah-sekolah sudah menggelar simulasi terkait aktivitas pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun untuk beberapa waktu, wacana tersebut sempat batal dan sekolah masih harus menggelar kegiatan pembelajaran secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Tentu pembatalan wacana tersebut mengecewakan beberapa pihak terutama siswa dan orangtua. Latar belakang profesi orangtua yang beragam tentu membuat mereka tak dapat sepenuhnya mengontrol kegiatan anak-anak mereka selama melakukan pembelajaran jarak jauh.
Dari sudut pandang siswa pun, mereka sudah banyak mengeluh dan mengalami penurunan semangat belajar. Kendati pada akhirnya diberlakukan kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas, dampak dari menurunnya semangat belajar pada diri siswa akibat pembelajaran jarak jauh yang terlalu lama masih saja membekas.
Hal itulah yang mendorong Reza Arrahmandika Hadiansyah, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), untuk melakukan beberapa program yang berisi penguatan literasi sebagai upaya menaikkan semangat belajar siswa. Sasaran program tersebut adalah siswa-siswi kelas 6 di SDIT Unggulan Al Barokah Madani, Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Reza melaksanakan pendampingan kepada siswa-siswi tersebut selama kurang lebih 1 bulan. Adapun bentuk-bentuk pendampingan tersebut di antaranya adalah memfasilitasi siswa untuk meningkatkan minat literasinya terutama dalam hal yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.
Media yang digunakan pun beragam, tidak hanya penyediaan bahan bacaan berupa teks saja, namun juga disediakan bahan bacaan berbentuk poster infografis dan juga video dengan memanfaatkan platform digital Youtube. Di samping itu, Reza juga melakukan pendampingan belajar kepada siswa-siswi tersebut melalui platform digital Whatsapp.
Hadirnya program KKN ini mendapatkan respon positif baik dari kepala sekolah, orangtua, maupun siswa-siswi yang didampingi itu sendiri. Di antaranya tanggapan yang diberikan oleh orangtua Alvian, salah satu siswa yang mendapat bimbingan dalam program tersebut. “Semoga anak-anak bisa lebih semangat lagi selama belajar di rumah”, ujar orangtua Alvian.