Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (21/3), saham BRIS ditutup di level Rp2.090 per lembar, turun 4,13% dibanding hari sebelumnya. Secara bulanan, saham ini telah anjlok hampir 35% dari level tertingginya sekitar Rp3.000.
Penurunan ini memunculkan pertanyaan di kalangan investor: apakah BRIS saat ini tergolong murah atau masih mahal? Berdasarkan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value/PBV), BRIS berada di angka 2,31 kali. Meskipun demikian, beberapa analis masih optimistis terhadap prospek saham bank syariah terbesar di Indonesia ini.
Sinarmas Sekuritas, misalnya, memberikan rekomendasi buy (beli) dengan target harga Rp3.130 per saham, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 21,8% dari harga saat ini. Sementara itu, proyeksi lain menunjukkan bahwa BRIS bisa mencapai Rp2.700 per saham, seiring dengan kinerja fundamental yang dinilai masih solid.
Meski turun tajam, beberapa analis melihat pelemahan ini sebagai peluang bagi investor untuk masuk dengan harga yang lebih menarik. Namun, tetap ada faktor risiko yang harus diperhatikan, terutama terkait dengan perkembangan industri perbankan syariah serta kondisi pasar modal secara keseluruhan.
Bagi investor, keputusan untuk membeli atau menjual saham BRIS perlu didasarkan pada analisis yang mendalam, mengingat dinamika pasar yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI