Â
 Edukasi Pemilahan Sampah dan Pembuatan Biopori di Sekolah: Upaya Mahasiswa PMM untuk Lingkungan Berkelanjutan
Permasalahan sampah merupakan isu yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari rumah tangga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat luas, sampah seringkali menumpuk karena minimnya kesadaran untuk melakukan pemilahan. Padahal, sampah organik dan non-organik memiliki cara penanganan yang berbeda agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam program Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM) melaksanakan kegiatan edukasi lingkungan di salah satu sekolah mitra. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan kesadaran sejak dini kepada siswa tentang pentingnya memilah sampah dan memanfaatkan sampah organik melalui teknologi sederhana, yaitu lubang biopori.
Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan siswa, dan mahasiswa PMM Desa Tunjungtirto.
- Sosialisasi di Kelas
Pada tahap awal, kami melakukan edukasi di ruang kelas mengenai perbedaan sampah organik dan non-organik. Siswa diajak mengenal contoh-contoh sampah rumah tangga sehari-hari, seperti sisa makanan, plastik, kertas, dan daun kering. Penjelasan dikemas secara interaktif dengan metode tanya jawab, sehingga siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga aktif memberikan pendapat. Beberapa siswa tampak antusias saat memahami bahwa sampah organik sebenarnya bisa diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman, sementara sampah non-organik perlu didaur ulang agar tidak mencemari lingkungan.
- Praktik Pembuatan Lubang Biopori
Setelah sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung di lapangan. Mahasiswa bersama siswa menggali lubang biopori di halaman sekolah. Lubang ini berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah organik, yang kemudian akan terurai secara alami dan menghasilkan kompos. Pembuatan biopori bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga sarana pembelajaran praktis. Siswa belajar bahwa teknologi sederhana dapat menjadi solusi nyata untuk mengurangi penumpukan sampah sekaligus memperkaya tanah dengan unsur hara
                           Â
- Pendampingan dan Diskusi
Kami juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang cara pengelolaan sampah di rumah masing-masing. Beberapa siswa bercerita bahwa di rumah mereka masih banyak sampah yang tercampur begitu saja. Dari sini, kami memberikan tips sederhana seperti menyediakan dua tempat sampah terpisah di rumah, atau membuat kompos skala kecil menggunakan wadah bekas.
Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa tidak hanya memahami teori tentang pemilahan sampah, tetapi juga mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya biopori di sekolah, diharapkan pengelolaan sampah organik menjadi lebih bermanfaat sekaligus memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
Kegiatan PMM ini juga menjadi wujud kontribusi mahasiswa kepada masyarakat, khususnya di bidang lingkungan. Harapan kami, sekolah dapat terus menjaga keberlanjutan program ini, sehingga generasi muda semakin peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI