Mohon tunggu...
Revalia F Lasea
Revalia F Lasea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ingin mencari kebenaran

Nothing Special

Selanjutnya

Tutup

Love

Di Antara Kebahagiaan dan Ikatan Suci

6 Februari 2021   23:52 Diperbarui: 7 Februari 2021   00:09 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Bersatu dalam Ikatan Suci

Suatu pernikahan atau perjanjian abadi antara dua insan merupakan tanda bahwa mereka menyatukan diri dalam suatu ikatan yang kekal, banyak kepercayaan yang menganut betapa agung dan sakralnya ikatan ini, maka disebut ikatan suci.

Pria atau wanita yang telah menemukan belahan jiwanya pasti ingin selalu bersama belahan jiwanya itu sampai akhir hayatnya, bahkan di beberapa daerah, pernikahan adalah suatu upacara yang sangat dinanti dan diinginkan oleh semua orang. Setiap keluarga yang memiliki anggota keluarga yang telah dewasa dan memasuki usia menikah pasti akan selalu menanyakan, mengharapkan bahkan tak segan-segan menjodohkan anggota keluarganya tersebut agar segera menikah.

Namun seiring perkembangan jaman, kebiasaan sosial, pengaruh keadaan, dan lingkungan sekitar, ternyata selain angka pernikahan yang meningkat, angka perceraian pun meningkat. 

Berdasarkan data dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung pada periode 2014-2016 perceraian di Indonesia trennya memang meningkat. Dari 344.237 perceraian pada 2014, naik menjadi 365.633 perceraian di 2016. Rata-rata angka perceraian naik 3 persen per tahunnya.[source] Lalu apa yang menjadi dasar para suami istri ini untuk bercerai jika di awal mereka begitu yakin dengan pasangannya tersebut ? Mengapa memutuskan untuk menikah jika belum yakin ?  

Mengejar kebahagiaan melalui pernikahan

Menurut pendapat para ahli pernikahan memiliki banyak manfaat, beberapa diantaranya adalah memiliki teman untuk berbagi, bertualang dan menjalani kehidupan bersama, selain itu juga bermanfaat untuk kesehatan seperti menurunkan risiko demensia, tekanan darah membaik, terhindar dari stress, Menyehatkan paru-paru dan jantung, bahkan dapat memperpanjang usia.

Berdasarkan pemahaman tersebut, banyak orang yang berlomba-lomba untuk mencari pasangan yang tepat dan menikah. Bahkan secara turun temurun pernikahan telah menjadi kewajiban atau keharusan bagi setiap insan. 

Dalam beberapa kasus, pria atau wanita yang sudah berusia 30 tahun ke atas namun belum menikah akan dicap atau dipandang negative oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan banyak pakar kesehatan yang mengatakan usia pernikahan yang ideal dan pengaruhnya akan kesuburan atau kemampuan untuk memiliki keturunan. Sehingga sampai dengan saat ini banyak orang yang masih menganggap bahwa pernikahan dan keturunan adalah tujuan utama dalam hidup terutama bagi para wanita.

Jika kita membaca beberapa berita tentang pernikahan atau hubungan rumah tangga insan manusia, pasti tak lepas dari seberapa jauh ketahanan dan keharmonisan mereka, bagaimana anak-anaknya, apakah keluarga ini berhasil, apakah mereka bahagia ? Lalu informasi manakah yang lebih banyak dimuat, negative atau positif ? berapa banyak pasangan yang puas dengan pernikahnnya dibandingkan yang kecewa dan menyesali pernikahannya ? Bahkan beberapa Negara maju yang terkenal akan kesejahteraannya seperti Belgia, Portugal, Spanyol, dll telah menjadi Negara dengan angka perceraian yang tertinggi. 

Tak hanya itu, Perancis yang digadang-gadang sebagai tempat paling romantis di dunia dimana banyak pasangan yang berbondong-bondong datang ke menara Eiffel untuk merasakan keromantisan yang begitu dalam justru tercatat sebagai Negara dengan angka perceraian yang sangat tinggi juga (sekitar 55 persen). Lalu jika kekayaan, kesejahteraan, hal-hal romantis, lingkungan social dan teknologi tak lagi menjamin keutuhan suatu pernikahan, bagaimana kita bisa menempatkan pernikahan sebagai jalan utama untuk mencapai kebahagiaan ?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun