Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Karena, dengan pengorbanannya Bangsa Indonesia bisa
memproklamasikan kemerdekaan..
Maka, untuk menghargai perjuangan para pahlawan, tentunya kita harus mengenal sosok mereka dengan sebaik-baiknya. Baik
Pahlawan Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional, Pahlawan revolusi, termasuk Pahlawan Daerah.
Apasih pahlawan daerah itu? Pahlawan daerah adalah pahlawan yang berasal dari rakyat jelata atau pemuda yang melawan penindasan atau ketidakadilan didaerahnya atau bertempur untuk mencapai kemerdekaan maupun mempertahanan kemerdekaan.
Pahlawan daerah juga sering diangkat dalam cerita-cerita Ludruk atau Ketoprak yang akhirnya mampu menumbuhkan jiwa
nasionalisme dan patriotisme di kalangan rakyat. Misalnya, Pak Sakerah dari Bangil, beliau merupakan pahlawan daerah/ tokoh lokal yang dikenal sebagai penentang
penindasan penjajah Belanda di daerah tersebut.
Selain itu, banyak pula pahlawan daerah yang muncul setelah kemerdekaan. Mereka gigih memperjuangan agar merah putih tetap berdiri di mana dia tinggal. Mereka bahu membahu, rela mengorbankan jiwa raga dan nyawa sekalipun untuk berperang mengusir para penjajah yang akan menduduki kembali tanah airnya.
Salah satunya adalah Sunaryo. Namanya diabadikan menjadi “Jalan Pahlawan Sunaryo”, salah satu jalan utama di Kecamatan Pandaan.
Siapa sih beliau itu?
Sunaryo adalah seorang pemuda
berusia 18 tahun asal Pandaan, yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang sangat tinggi. Dirinya tergerak dan jiwanya
berontak saat melihat tentara Belanda hadir di wilayahnya pasca proklamasi dikumandangkan. Belanda hadir kembali untuk menancapkan kembali kekuasaan di wilayah yang sudah merdeka. Tentu saja Sunaryo tidak akan terima dengan hal itu.
Tidak menunggu lama, Sunaryo pun langsung bergabung dengan tentara-tentara muda jebolan Heiho, PETA serta gabungan
laskar-laskar rakyat. Mereka membentuk basis pertahanan diwilayah Gempol-Pandaan-Prigen-Tretes, sesuai instruksi komandan batalyon pertahanan wilayah Jawa Timur.
Maka, di tahun 1948-1949, Sunaryo dan para tentara muda mulai melakukan gerilya. Mulai dari menyerang pos-pos pertahanan
tentara Belanda di wilayah Tretes yang sebelumnya sudah mendirikan banyak villa/ loji serta hotel-hotel. Dan terkadang, pasukan
TNI ini juga menyergap rombongan tentara Belanda dari Pandaan yang akan menuju ke basis pertahanan mereka di Prigen-Tretes.
Nah saat pertempuran di daerah Madulegi, Kapten Hartono selaku komandan gugur. Letnan Ichdar sebagai pucuk pemimpin berikutnya juga terluka. Akhirnya pasukan meminta Sunaryo menggantikan sebagai pucuk pimpinan. Dengan keberaniannya Sunaryo muda memimpin untuk menerobos blokade tentara Belanda. Akhirnya pasukan berhasil keluar dari sergapan tentara musuh. Namun... dengan hal tersebut, Sunaryo gugur dan wafat sebagai kusuma bangsa menyusul Kapten Hartono.
Tapi sayangnya banyak dari masyarakat yang masih belum tahu sosok pahlawan Sunaryo, bahkan orang² yang tinggal disekitar makamnya beliau pun nggak tahu sama sekali. Padahal Sunaryo adalah sosok yang bisa kita jadikan contoh akan nasionalisme dan patriotismenya, dan sangat cocok dijadika contoh untuk kita sebagai generasi bangsa dan pelajar di zaman milenial ini.
Bisa kita tarik kesimpulan, bahwa banyak dari kita yang masih belum mengenal dan mengetahui bahwa di saat zaman pra
kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, terjadi banyak sekali peristiwa pertempuran² hebat melawan para penjajah. Banyak anak-anak
muda yang rela berkorban menjadi kusuma bangsa demi mempertahankan kemerdekaan negerinya. Artinya, banyak pahlawan daerah/ pahlawan lokal yang ada di sekitar kita.
