Mohon tunggu...
Restu Kandela
Restu Kandela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Restu Kandela

Mahasiswa Sarjana dan Magister (on-going) Akuakultur IPB | SR Asrama PPKU IPB | HMI Komisariat C Cabang Bogor | Yakusa!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Kelucuan Kader HMI: Turunkan & Naikan Kanda, Mengadili Menpora RI

6 Juli 2023   22:29 Diperbarui: 7 Juli 2023   00:00 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Seorang Kader HmI baru-baru ini mendeklarasikan gerakan untuk aksi terkait upaya menurunkan Dito selaku Menpora RI. Dalam video singkat yang sudah tersebar di media sosial whatsapp, Kakanda yang memakai kaos hitam dengan berkalungkan gordon HmI tersebut menyatakan bahwa ia berdiri di depan PB HmI untuk mengajak kader HmI se-Indonesia untuk mengadili menpora RI karena diduga terlibat tipikor BTS. Banyak sekali kelucuan dalam pernyataan yang Kakanda ini sampaikan. Kelucuan-kelucuan Kakanda berbaju hitam ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

1. Kakanda ini tidak mengenalkan dirinya, sehingga khalayak tidak bisa mengetahui identitasnya dan seolah Kakanda ini tidak ingin dikenal oleh khalayak. Menjadi sebuah pertanyaan terkait betapa lucunya hingga ia lupa untuk mengenalkan namanya yang sudah diberikan oleh kedua orang tuanya.

2. Kakanda ini "sangat independen" dan layak mendapatkan gelar "si paling independen", karena membawa label HmI ke dalam ranah politik. Hal ini sejatinya melanggar independensi etis dan organisatoris HmI karena pernyataannya yang lucu bahwa ia yang menyeru untuk menurunkan Dito, kemudian malah membranding seorang Kanda lainnya, yang saya tidak peduli dengan eksistensi Kanda yang dibranding ini, kemudian Kakanda berbaju hitam itu mengajak kader HmI se-Indonesia untuk menurunkan Dito, namun justru berstrategi dan bertaktik untuk menaikkan Kakandanya sendiri. Sungguh lucu "independensi etis" yang Kakanda ini miliki.

3. Kakanda ini bicara soal keadilan, tetapi Kakanda ini justru tidak menempatkan dirinya sesuai dengan tempatnya. Seharusnya Kakanda ini berbicara di ruang komedi, bukan ruang pergerakan mahasiswa.

4. Karena Kakanda ini tidak punya identitas, maka Kakanda ini seharusnya memikirkan dahulu identitas dan eksistensi dirinya. Barangkali Kakanda ini mungkin kekurangan self-esteem atau kekurangan perhatian atau kekurangan pemahaman dari MoTnya atau mungkin terlalu menggebu-gebu untuk menurunkan Dito dan menaikkan seseorang, untuk kepentingan dirinya (social climbing). Mengolah yang berujung diolah adalah hal yang sia-sia.

5. Karena empat kelucuan tersebut, alangkah eloknya apabila Kakanda ini merefleksikan dirinya dahulu sebagai Kader HmI yang sudah ikut LK I, sebelum melakukan aksi yang mengajak kader HmI se-Indonesia. Apakah Kakanda tidak menyimak materi LK I dengan seksama? Atau bagaimana? Mohon penjelasannya sesegera mungkin.

Maha Benar Allah SWT dan Maha Suci Allah SWT dari kelucuan-kelucuan diatas ini. Semoga tulisan ini dapat menjadi refleksi bagi kader HmI khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menyampaikan gagasannya dengan etis, rasional, analitik, kritis, universal, sistematis, objektif dan spiritual (RAKUSOS) sebagai ciri mahasiswa sejati. Untuk apa orang tua berjuang membayarmu kuliah, jika engkau menjadi mahasiswa yang gagal dalam berargumen dan ditunggangi dalam melakukan manajemen aksi. 

Teruntuk diriku yang masih berproses, egosentris hanyalah kekhilafanku dan kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun