Mohon tunggu...
Resti Lestari
Resti Lestari Mohon Tunggu... Penulis

Saya memiliki hobi menulis, salah satu tulisan saya tersedia di gramedia dengan judul jika kita tidak terlahir sebagai perempuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pintar Itu Harus Ranking 1

19 Juli 2023   17:35 Diperbarui: 19 Juli 2023   17:39 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, ada satu kalimat yang membekas di pikiranmu,

"Kalau di kelas saja bodoh, bagaimana kamu kelak akan meraih mimpimu?"

Orang-orang meragukanmu. Orang-orang menyibukkan diri meramal masa depanmu, yang hanya bisa kamu tertunduk, meresapi ucapan-ucapan itu yang menyakiti hati. Ingin sekali kamu berucap, tapi percuma. Kamu menyadari bahwa kamu bukanlah murid yang bersinar, kemampuanmu tidak ada, bahkan kamu pun bingung apakah kamu punya kemampuan atau tidak.

Tapi, hari ini telah datang. Hari di mana kamu punya tekad untuk bisa membanggakan orangtuamu. Hari di mana kamu berpikir, untuk meraih keberhasilan yang diimpikan tidak harus rangking 1 di kelas. Murid rata-rata sepertimu, mampu meraih mimpi, tanpa embel-embel bahwa kamu juara bertahan selama di sekolah. Apalagi dengan beberapa kondisi yang kamu lihat belakangan ini.

Banyak orang yang berpengaruh di dunia, mereka tidak mengalami rangking 1 di kelasnya. Thomas Alva Edison, dia bukan murid terbaik di kelasnya. Bahkan, dia murid bodoh yang dikeluarkan dari sekolah. Tapi, Thomas mampu menemukan lampu pijar yang kini dikenal oleh penjuru dunia.

Tapi, bukan berarti setelah kamu menemukan fakta baru tentang orang sukses yang tidak berasal dari rangking 1 di sekolahnya, lantas mematahkan semangat orang lain dan mengatakan bahwa kita tidak perlu rangking 1.

Jangan karena untuk menghibur hatimu, kamu mematahkan hati orang lain. Menjadi sukses tidak harus rangking 1, tapi bukan berarti mereka yang berusaha keras untuk menjadi yang terbaik di kelasnya malah kamu patahkan semangatnya, dan bilang bahwa rangking 1 tidak menjamin apa-apa di masa depan.

Semua orang mempunyai tekanannya sendiri-sendiri. Kamu dengan tekananmu yang tidak pernah menjadi murid terbaik, begitu pula dia dengan tekanannya yang selalu menjadi murid terbaik.

Kamu yang selalu berpikir bahwa kamu tidak mungkin menjadi orang sukses, dia pun sama mempunyai beban yang selalu dipikirkan. Kamu hanya tidak tahu itu.

Orang yang selalu menempati perangkat teratas dalam hidupnya, mereka akan selalu berusaha bertahan dalam kondisi tersebut. Suatu hal yang menurut orang lain merupakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh banyak orang, tapi menurut mereka ialah suatu beban berat.

Mereka berpikir, bagaimana caranya supaya label itu tetap terjaga. Eksistensi itu tetap dipertahankan. Hal ini justru bukan hal yang mudah, mereka berjuang untuk bisa lebih baik ke depannya, terlebih orang-orang telah melihatnya sebagai manusia teratas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun