Mohon tunggu...
Restianrick Bachsjirun
Restianrick Bachsjirun Mohon Tunggu... Ketua Umum Perhimpunan Revolusioner Nasional (PRN)

Direktur Pusat Studi Politik, Hukum dan Ekonomi Nusantara (PuSPHEN), Founder Network For South-East Asian Studies (NSEAS), Ketua Umum Perhimpunan Revolusioner Nasional (PRN), Alumni Fisip Universitas Jayabaya, Jakarta, dan juga seorang Entreprenuer Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KEBIJAKAN EKONOMI MARITIM PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO: Pembangunan Pelabuhan Super Besar Kuala Tanjung Di Selat Malaka Sebagai Pusat Maritim Dunia

8 Februari 2025   19:15 Diperbarui: 8 Februari 2025   19:01 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PRESIDEN Prabowo Subianto telah menegaskan komitmennya untuk mempercepat implementasi pembangunan Pelabuhan Super Besar yang terletak di Selat Malaka. Inisiatif tersebut dirancang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat maritim dunia dan sekaligus meningkatkan posisi tawar negara dalam arena perdagangan internasional. Selat Malaka yang dikenal sebagai salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, adalah jalur strategis dengan nilai ekonomi yang sangat besar. Setiap tahunnya dilalui lebih dari 100.000 kapal, menghubungkan Asia dan Eropa. Rencana besar ini sekaligus menjadi langkah strategis untuk mengimbangi dominasi pelabuhan-pelabuhan Singapura yang selama ini menjadi pusat utama perdagangan di kawasan Asia Tenggara.

Nilai perdagangan yang melewati Selat Malaka ini diperkirakan mencapai 5 Triliun Dollar Amerika setiap tahunnya. Menjadikannya salah satu jalur perdagangan paling vital di dunia. Ironisnya selama beberapa dekade, Selat Malaka yang secara geografis adalah wilayah yang berada dibawah kedaulatan Indonesia, pemerintah belum mampu memaksimalkan potensi Selat Malaka ini untuk kepentingan ekonomi Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah karena Singapura telah berhasil mengembangkan pelabuhan besar di wilayah tersebut dan menjadikannya salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dengan lalu lintas peti kemas mencapai hampir 100 juta TEUs (twenty-foot equivalent) per tahun, lebih besar dari kapasitas seluruh pelabuhan Indonesia yang hanya sekitar 27 juta TEUs.

Singapura telah memanfaatkan keberadaan Selat Malaka untuk meraih pendapatan besar dari kegiatan pelayaran internasional menjadikannya sebagai negara maju dengan ekonomi yang pesat. Singapura tidak hanya menikmati keuntungan dari pelabuhan yang ada, tetapi juga telah mengembangkan infrastruktur yang mendukung kemajuan ekonomi mereka.

Presiden Prabowo Subianto memahami hal ini adalah momen bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dan mengalihkan arus perdagangan global ke wilayahnya. Beberapa pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan berada di Selat Malaka, salah satunya adalah Pelabuhan Kuala Tanjung, di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara kini semakin penting dan strategis. Banyak peluang yang bisa ditangkap bila pembangunan pelabuhan itu segera diselesaikan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Pemerintah berencana membangun terminal peti kemas berkapasitas tinggi, fasilitas bongkar muat curah cair dan curah kering serta sistem logistik berbasis digital. Pada tahap awal pelabuhan Kuala Tanjung ini ditargetkan mampu menangani hingga 25.000.000 peti kemas dengan potensi berkembang lebih besar di masa depan. Kawasan industri akan dibangun disekitar pelabuhan tersebut untuk menciptakan integrasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan ini, Indonesia tidak hanya menjadi pusat perdagangan tetapi juga pusat manufaktur dan distribusi yang kuat di kawasan Asia Tenggara.

Dominasi pelabuhan Singapura yang selama ini menjadi pusat gravitasi perdagangan kawasan mulai terlihat terancam dengan adanya Pelabuhan Super Besar Indonesia ini. Singapura yang telah lama mengandalkan pelabuhannya sebagai pilar utama ekonomi mendapatkan sekitar 7% dari produk domestik bruto negaranya melalui aktivitas maritim, Efisiensi dan konektivitas tinggi menjadikan pelabuhan Singapura sebagai favorit perusahaan logistik global. Namun pelabuhan baru Indonesia menawarkan tarif yang lebih kompetitif, akses langsung ke jalur darat melalui kereta api dan jalan tol serta potensi pengurangan biaya logistik yang signifikan. Keberadaan pelabuhan Kuala Tanjung ini diperkirakan mampu menarik minat perusahan-perusahan besar untuk mengalihkan operasinya ke Indonesia.

Namun, meskipun memiliki lokasi yang strategis dan didukung oleh infrastruktur yang berkembang, pelabuhan Kuala Tanjung masih menghadapi berbagai tantangan dalam optimalisasi kapasitas dan daya saing. Dalam konteks ini, kebijakan ekonomi yang diterapkan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto diharapkan mampu memberikan arah baru bagi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembangunan pelabuhan tidak hanya sekadar pengembangan fisik infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek kebijakan ekonomi, investasi, dan integrasi industri. Sebagai bagian dari visi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kemandirian dan daya saing, kebijakan maritim di era pemerintahan Prabowo berfokus pada optimalisasi potensi sektor logistik dan perdagangan. Dengan meningkatnya kebutuhan akan pusat distribusi dan efisiensi rantai pasok, pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi semakin relevan dalam mendukung percepatan industrialisasi serta peningkatan ekspor Indonesia.

Pentingnya percepatan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung semakin diperkuat dengan perannya dalam ekosistem perdagangan internasional. Sebagai bagian dari koridor ekonomi nasional, pelabuhan ini dapat berfungsi sebagai simpul utama yang menghubungkan industri manufaktur, pertanian, dan sumber daya alam dengan pasar global. Integrasi pelabuhan dengan kawasan industri di sekitarnya juga berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah dan meningkatkan daya tarik bagi investor asing maupun domestik. Dengan demikian, kebijakan yang tepat dalam pembangunan pelabuhan ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect yang signifikan terhadap berbagai sektor ekonomi.

Dalam konteks kebijakan ekonomi pemerintahan Prabowo, strategi penguatan sektor maritim menjadi prioritas untuk mendorong daya saing nasional. Program-program strategis seperti pembangunan infrastruktur pelabuhan, peningkatan efisiensi layanan logistik, serta penguatan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pengelolaan aset maritim menjadi bagian integral dari pendekatan ini. Selain itu, kebijakan investasi yang proaktif, termasuk kemudahan regulasi bagi investor asing dan peningkatan kerja sama internasional, diharapkan dapat mempercepat modernisasi Pelabuhan Kuala Tanjung.

Namun, dalam implementasinya, pembangunan pelabuhan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk kompleksitas birokrasi, keterbatasan pendanaan, serta persaingan dengan pelabuhan internasional lainnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang komprehensif untuk mengatasi hambatan tersebut, seperti penyederhanaan regulasi, penguatan kemitraan publik-swasta, serta peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor maritim. Tanpa strategi yang terukur dan terintegrasi, pembangunan pelabuhan ini berisiko tidak mencapai potensi maksimalnya sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun