Mohon tunggu...
Restiana Ayunita
Restiana Ayunita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance writer

Pecinta kucing, makanan, jalan-jalan, game, dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Yakin Mau Nikah? Jawab Dulu Pertanyaan Ini!

21 September 2019   20:58 Diperbarui: 27 September 2019   07:45 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika teman-temanmu satu per satu mulai lamaran dan membagikan undangan, maka akan muncul pertanyaan: Kapan nikah?

Ketika teman membagikan foto pesta pernikahannya di Instagram, muncul rasa iri dan ingin. Tapi, yakin nih kamu mau nikah? Sudah sampai mana persiapannya?

Pernikahan itu tidak berhenti sampai para tamu pulang, tapi seumur hidup. Persiapan pesta pernikahan memang penting, tapi jauh lebih penting persiapan kehidupan sesudah pesta usai. Tidak hanya masalah finansial, tetapi juga mental.

Ada beberapa pertanyaan yang menurut saya harus dijawab sebelum kamu memutuskan untuk menikah.

1. Apakah kamu yakin dia adalah orang yang ingin kamu lihat setiap hari selama sisa umurmu?

Kalau saya dulu membayangkan bahwa pasangan saya adalah orang yang bisa saya ajak ngobrol sambil ngeteh di sore hari saat tua nanti. Ketika tua, ketika wajah sudah tidak menarik dan nafsu sudah meredup, dia akan tetap menjadi pasangan yang asyik untuk hanya sekedar diajak ngobrol.

2. Apakah kekurangannya bisa ditoleransi?

Setiap orang tentu saja punya kekurangan. Hanya saja ada kekurangan yang bagi seseorang tidak mengganggu, tapi bagi sebagian lagi mengganggu. Tentukanlah batas toleransimu agar di kemudian hari, kamu tidak merasa jengkel atau menyesal karena telah memilih dia. 

Karena pernikahan bukan alat untuk mengubah seseorang. Seseorang tidak bisa berubah karena pasangan ataupun pernikahan, tapi karena dirinya sendiri. 

Misalnya nih, kamu gak suka sama orang yang merokok, tapi pasanganmu merokok. Jika kamu menikahinya maka kamu harus menerima bahwa dia seorang perokok. 

Jangan berharap dia akan berubah nanti setelah menikah, karena itu tidak akan terjadi, kecuali dia sendiri yang ingin mengubahnya. Nah bisakah kamu terima itu? Kalau tidak, lebih baik memilih orang lain yang tidak merokok.

3. Bagaimana sikapnya ketika marah?

Ketika marah, orang cenderung lepas kendali dan kadang melakukan hal yang tidak pernah kita bayangkan. Apakah masih wajar atau melakukan kekerasan? Entah itu kekerasan verbal ataupun fisik. 

Jika dia kerap marah dengan melakukan kekerasan, sebaiknya hubungan kalian tidak usah dilanjutkan. Lagi-lagi, jangan berharap dia berubah nanti, karena jarang terjadi. Jangan menambah PR pada pernikahanmu nanti, lebih baik cari orang yang lebih baik dan bisa menyalurkan emosinya dengan cara yang wajar.

4. Bagaimana sikapnya terhadap orang lain?

Bila dia baik terhadapmu, itu wajar, karena dia ingin membangun image baik di hadapanmu. Tapi bila dia baik terhadap orang tua, keluarga, bahkan terhadap orang lain, itu berarti dia memang baik dan peduli kepada sekitar.

5. Bagaimana mengelola keuangan sesudah menikah?

Hal ini akan sedikit sensitif untuk dibicarakan, tapi bisa berakibat kurang nyaman kalau tidak dibicarakan sebelum menikah. Sebelum menikah sebaiknya dipastikan dulu bagaimana nanti pengelolaan keuangannya. 

Siapa yang mengelola? Apakah gaji suami diberikan seluruhnya atau sebagian? Dikelola bersama atau hanya oleh salah satu pihak? Bolehkah istri bekerja? Bila istri bekerja, bagaimana pembagian gajinya? Adakah tanggungan lain selain nanti anak istri? Adakah hutang? Adakah cicilan? Dsb. 

Karena ada lho istri yang tidak tahu kalau calon suaminya punya hutang yang banyak, sehingga ketika sudah menikah dia syok. Yang tidak kalah penting adalah transparansi keuangan, terlepas dari siapa yeng mengelola, masing-masing pasangan seharusnya tahu cashflow keuangan rumah tangganya.

6. Bagaimana kalau hal buruk terjadi?

Menyatukan dua orang yang berbeda tentu saja akan menimbulkan berbagai permasalahan. Ya, menikah tidak hanya manis saja tapi ada juga pahitnya. 

Jadi bagaimana sikap kalian jika hal buruk terjadi? Seperti bagaimana kalau kalian tidak dikaruniai anak? Bagaimana kalau ada yang berselingkuh? Bagaimana kalau ada masalah besar yang tidak bisa kalian selesaikan berdua?

7. Apa pendapatnya tentang poligami?

Dalam Islam, poligami diperbolehkan. Lalu lihat apa pendapatnya dan sesuaikah dengan value-mu? Bila berbeda, kalian bisa mendiskusikannya dan mencari jalan tengah.

8. Bagaimana sikap calon mertua dan calon saudara iparmu?

Tidak dipungkiri, kadang cobaan berumah tangga datang dari luar, yaitu dari keluarga. Maka pastikan kalian mendapatkan restu orang tua dan saudara kalian. 

Pastikan juga mereka adalah orang-orang yang baik yang bisa menerima kehadiranmu. Karena menikah tidak hanya dengan seseorang tapi dengan seluruh keluarganya.

9. Mau tinggal di mana?

Setelah menikah, pikirkan kalian mau tinggal dimana. Karena hal ini krusial. Ada yang memilih tinggal bersama orang tua, mertua, ataupun memisahkan diri. Pikirkan lagi baik buruknya dari pilihan tersebut.

10. Pekerjaan rumah tangga tugas siapa?

Biasanya orang berpikir bahwa pekerjaan domestik atau pekerjaan rumah tangga adalah tugas istri. Namun saya dan suami berpendapat bahwa itu adalah tugas bersama sebagai penghuni rumah. 

Menyamakan pendapat tentang ini bisa memudahkan kamu beradaptasi ke depannya, sehingga tidak ada lagi yang merasa lebih menderita dibanding yang lain.

Setiap orang tentunya mempunyai value dan pemikiran yang berbeda. Mendiskusikan hal-hal yang sensitif sebelum menikah bisa melatih kamu berkomunikasi dengan pasangan serta dapat merendahkan ekpektasi kamu tentang pernikahan. 

Diharapkan nanti setelah menikah tidak terlalu syok dengan keadaan yang sesungguhnya. Lebih parah lagi, jangan sampai kamu merasa dibohongi nantinya. Lebih baik mencegah kan daripada menyesal nanti setelah menikah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun