Mohon tunggu...
Resti Dwi Astuti
Resti Dwi Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Bone Jurusan Ekonomi Syariah

Hobi Menulis dikala gabut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengeksplorasi Dimensi Keuangan Publik Islam dalam Era Kontemporer

24 Januari 2024   14:43 Diperbarui: 24 Januari 2024   14:55 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keuangan publik Islam merupakan fenomena yang tak hanya mencerminkan perkembangan ekonomi, tetapi juga perubahan budaya dan sosial. Dalam pandangan ini, konsep keuangan publik Islam menjadi panggung utama untuk transformasi dalam pengelolaan keuangan negara, menghadirkan prinsip-prinsip ekonomi Islam sebagai pendorong utama.

Satu-satunya elemen yang mewarnai dan membedakan keuangan publik Islam adalah zakat. Zakat, sebagai kewajiban bagi umat Muslim untuk menyumbangkan sebagian kekayaan mereka untuk kepentingan bersama, menjadi dasar dari keadilan sosial dan distribusi pendapatan merata. Dalam implementasinya, zakat tidak hanya mengurangi kesenjangan ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada pembangunan komunitas yang lebih inklusif dan berdaya. Inisiatif ini tidak hanya mengubah sistem keuangan, tetapi juga mengubah paradigma sosial, memupuk semangat kepedulian dan keberbagian.

Pajak, sebagai instrumen kunci dalam keuangan publik, juga menjalani transformasi dalam konteks keuangan publik Islam. Prinsip-prinsip Islam mengenai pajak menuntut agar sistem pajak tidak hanya adil, tetapi juga berkelanjutan. Dana pajak harus digunakan untuk kepentingan umum dan masyarakat, menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik. Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan menjadi fokus, memastikan bahwa setiap langkah dalam pengelolaan keuangan memberikan dampak positif dalam jangka panjang.

Larangan terhadap riba dan spekulasi menjadi poin sentral dalam keuangan publik Islam. Sistem ini tidak hanya menghindari praktik-praktik yang merugikan, tetapi juga mengarahkan investasi ke sektor riil. Konsep ini mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan solusi untuk krisis finansial yang mungkin muncul akibat ketidakstabilan ekonomi. Dengan demikian, keuangan publik Islam bukan hanya tentang redistribusi kekayaan, tetapi juga tentang menciptakan fondasi ekonomi yang kokoh dan tahan lama.

Meskipun konsep keuangan publik Islam membawa potensi positif, tantangan implementasi tidak bisa diabaikan. Diperlukan pendekatan holistik dan pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam. Peran lembaga keuangan dan regulator menjadi sangat krusial dalam memastikan integritas dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini.

Sebagai penutup, keuangan publik Islam bukan hanya sekadar pergeseran paradigma dalam ekonomi, tetapi juga suatu cara untuk membentuk masyarakat yang lebih adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepentingan bersama. Dengan upaya bersama dan komitmen terhadap nilai-nilai ini, keuangan publik Islam memiliki potensi untuk menjadi landasan dalam membangun fondasi ekonomi global yang lebih etis dan inklusif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun