Mohon tunggu...
Resha Latifah
Resha Latifah Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan ibu ibu komplek

Bekerja itu ibadah, jadi tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Selalu Ada Jalan untuk Pulang

5 Mei 2020   19:59 Diperbarui: 5 Mei 2020   19:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Asalammualikum, bagaimana kabarnya hari ini, semoga tetap dalam keadaan sehat sehat ya. 

Turut berduka cita juga atas berpulangnya sang Maestro Campur sari ,Didi Kemot The Godfather of Broken Heart, semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT, dan yang ditinggalakan diberi kekuatan.

Tidak pernah terbayangkan jika Ramadhan tahun ini akan menjadi pembeda, seumur hidup baru rasanya beribadah puasa dibayang bayangi situasi dan kondisi yang tidak kondusif, sebetulnya istilah kondusif yang saya maksudkan kepada hal hal yang terjadi akibat dampak ekonomi, sosial dan kesehatan. Tapi tidak boleh menjadi berbeda ketika kita melakukan ibadah, karena beribadah tidak mengenal pandemi.

Kenapa tidak ada yang berbeda dengan beribadah? karena apapun yang di hadapi oleh kita selama itu wajib dilakukan maka lakukan. Saat pandemi ini yang berubah hanya cara orang beribadah bukan waktu beribadahnya, Shalat lima waktu tetap mesti dikerjakan , juga puasa selama Ramadhan. 

Dari biasanya beribadah bersama secara berjanmaah, menjadi beribadah sediri di rumah, atau ada beberapa yang berjamaah dengan shaf yang renggang. InshaAllah apapun caranya Allah SWT akan menyempurnakan ibadah kita jika kita benar tulus beserah diri dalam beribadah kepadanya.

Buat saya merasakan sebagai pembeda adalah dampak ekonomi, dimana benar benar memukul pendapatan perusahaan ditempat saya bekerja. Otomatis dilakukan efisiensi, beberapa teman sudah dirumahakan , ini ditunjukan kepada karaywan yang tengah mengandung. Sedang sisanya demi efisiensi dilakukan perubahan jam kerja dari 24 jam dengan3 shift menajdi dua shift saja. Dilakukan dengan pengurangan jam kerja selama sebulan dengan upah prosposional. Tentu berpengaruh dengan pendapatan bulanan.

Ada istilah jangan mudik uangnya saja di tranfer, mana bisa lha wong penadapatan saja terpangkas. Yang masih saya syukuri adalah saya masih ada tempat mencari nafkah.PHK di beberapa tempat juga membuat saya agak takut, apakah perusahaan akan mengambil mekanisme efisiensi seperti itu? Apakah masih dengan model saat ini? Saya masih perlu menghidupi keluarga saya, sama seperti yang lain. 

Untuk masalah sosial selain diberlakukan PSBB untuk membatasi penyebaran covid19, juga laranagn mudik. Padahal biasanya saat lebaran banyak rekan kerja yang akhirnya cuti dan pulang kampung, tidak terkecuali saya. Tiket kereta bahkan sudah jauh jauh hari dibatalkan semua rutenya, bis arah ke Garut pun semua sudah dibatasi. Terlebih tidak lama lagi Jawa barat akan melakukan PSBB di seluruh kabupaten kota di wilayahnya yang sudah pasti menyebabkan perpindahan semakin tidak bisa.

Saya tidaka kan membahas perbedaan mudik atau pulang kampung, yang saya sedih adalah lebaran ini tidak dapat blangsung sungkem seperti biasa kepada kedua orang tua saya, sepertinya kebanyakan orang juga begitu. Walau jauh dan tak bisa bersua langsung komunikasi masih tetap jalan dengan selalu rajin berkabar melalui pesan singkata tau kangen-kangenan melalui video call.

Masalah sosial juga membatasi pergaulan masyarakat, Seperti masalah kesehatan yang makin mengemuka dengan membudayakan menggunakan masker, dan lebih rajin mencucitangan juga mulai bergema. Dengan pebatasan fisik ini juga berharap penularan covid19 dapat ditekan. Dengan berilaku hidup lebih bersih lagi. KEsehatan adalah aset paling berharga dengan kuatnya sistem imun juga akan membuat kita bertahan dalam pandemi ini.

Selalu ada jalan untuk pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun