Mohon tunggu...
Rerin Maulinda
Rerin Maulinda Mohon Tunggu... Dosen - Perempuan

Dosen Sastra Indonesia Universitas Pamulang Dan Mahasiswa S3 Ilmu Keguruan Bahasa Universitas Padang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tantangan dalam Penyusunan dan Pengembangan Tata Bahasa Pedagogis bagi Pembelajaran Bahasa Kedua dan Bahasa Asing

19 November 2020   01:24 Diperbarui: 19 November 2020   01:44 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pedagogis merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, dan apa yang menjadi tujuan mendidik anak. 

Dalam pedagogis, seorang guru perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah. Guru bukan sekadar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, watak anak, serta mempertajam hati nurani anak.

Sedangkan tata bahasa merupakan cabang ilmu pegetahuan yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Secara umum tata bahasa bersifat normatif, yaitu tata bahasa yang disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa yang dipakai secaa umum dan luas dalam suatu masyarakat. Namun perlu diingat, akan selalu ada perubahan pada struktur bahasa, mengingat bahasa akan selalu berkembang setiap saat.

Dengan kata lain, tata bahasa pedagogis merupakan suatu deksripsi gramatikal dalam mempersiapkan materi atau bahan pengajaran yang telah dirancang dalam silabus. Sehingga pembelajaran yang dilakukan bukan hanya sekedar mengenal bahasa pertama atau bahasa ibu saja, Namun juga digunakan dalam mengenal bahasa kedua atau bahasa asing untuk menambah ilmu dan pembelajaran bahasa nantinya. 

Pembelajaran bahasa dalam pemerolehan bahasa sangat banyak ditentukan oleh interaksi rumit antara aspek-aspek kematangan biologis, kognitif, dan social. Dan pastinya harus dapat dibedakan dalam pemberian materi serta proses pembelajaran dari empat bidang tata bahasa yang telah diuraikan sebelumnya. Karena setiap bidang memiliki ciri dan proses yang berbeda.

Sedangkan dalam memperoleh bahasa, ada banyak hal yang harus dipersiapakan, seperti silabus, rpp, materi, alat bantu atau media pembelajaran yang menunjang prosesnya nanti. Oleh karena itu seorang pengajar bahasa, tidak hanya terpaku karena beliau dapat berbahasa, tapi haruslah paham materi yang telah dibuat serta dapat dikaitkan dengan perkembangan jaman dan teknologi. Tidak sedikit kesulitan yang akan timbul dalam menyusun dan mengembangkan tatabahasa pedagogis dalam keseharian, baik sebagai bahasa pertama, kedua atau bahasa asing.

Dalam bahasa pertama, cenderung tersusun secara informal karena dimulai dari sejak dalam kandungan. Namun hal ini tetap berlanjut hingga jenjang formal untuk lebih mengembangkan kualitas tata bahasa itu dan sesuai dengan keterampilan berbahasa. Sedangkan Pengajaran bahasa kedua atau asing dilakukan dengan proses formal. Dan dalam prosesnya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sosiolingusitik. 

Masalah ini tidak terlalu berat kalau kebetulan bahasa kedua yang di pelajari itu masih tergolong bahasa serumpun. Beda jika bahasa kedua atau bahasa asing beda rumpun, maka akan muncul beragam masalah dalam pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing yang akan meliputi semua tataran bahasa.

Kesulitan yang muncul dalam proses penyusunan dan pengembangan dimulai dari perubahan kurikulum hingga mengubah struktur materi yang ada di dalam rpp yang mungkin berkaitan dengan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah. 

Contohnya kurikulum 2013 yang mengutamakan mengenal literasi. Jika hal ini dikaitkan dengan proses belajar, dapat ditemukan ragam belajar yang berujung kurangnya minta anak didik dalam membaca. Mereka cenderung menyimak dan berbicara. Hal ini merupakan satu hal tantangan para guru dalam mengajarkan tatabahasa. Karena perbedaan pemahaman akan berdampak pada penjabaran kemampuan-kemampuan dalam standar kompetensi sehingga akan terhambat pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Dengan kurangnya minat anak didik dalam membaca, maka akan sulit si anak memahami makna bacaan dan hal ini akan memberi pengaruh cukup signifikan dalam menjawab soal atau menyimpulkan isi bacaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun