Mohon tunggu...
ali refki
ali refki Mohon Tunggu... -

pemimpi yang belum (juga) beranjak dari tempat tidur

Selanjutnya

Tutup

Politik

persamaan & perbedaan Politisi, Valentino Rossi dan Robin van Persie

21 Maret 2013   11:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:27 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak lama lagi balapan MotoGP musim 2013 segera dimulai, perhatian penikmat pacu motor ini tertuju pada sosok Valentino 'The Doctor' Rossi, pembalap yang telah meraih titel juara sebanyak 7 kali ini menjadi sorotan utama setelah pada akhir musim balapan MotoGP tahun kemarin memutuskan hijrah (kembali) ke Tim Yamaha. Tentu keputusan yang kontroversial, setelah beberapa tahun membela panji Ducati, tim pabrikan negeri pizza, negeri asal si pembalap. Namun dibalik keputusan pindah seorang Valentino Rossi membuat kita sadar bahwa seorang juara dunia pun jika menggunakan saran (baca: motor) yang tidak mumpuni akan beralih ke yang lebih kompetitif, tapi mengapa pilihannya ke Yamaha?bukan ke Honda yang notabene adalah awal karier si pembalap. Mungkin jawabannya hanya si pembalap dan manajemennya plus si Matteo - komentator MotoGP - yang tahu persis. Dugaan kita atas kepindahannya ini adalah semata inginmengembalikan kejayaan si pembalap atau nilai kontrak yang lebih besar, maklum profesional.

Lain pula dengan Robin van Persie (RvP), striker asal Belanda yang juga banyak mengejutkan para pecinta sepakbola di jagat raya atas kepindahannya dari klub Arsenal ke Manchester United pada awal kompetisi lalu. Jika hitungannya nilai kontrak, kemungkinan si RvP akan memilih klub kaya semisal PSG dari Perancis atau klub Anzi Mazaklla dari Rusia. Tapi pecinta sepakbola tahu jika RvP pindah klub semata ingin merasakan gelar juara dikompetisi tertinggi di tanah Ratu Elizabeth itu bersama klub yang menjamin konsistensi perburuan gelar juara, yaitu Manchester United. Beda dengan Arsenal, yang telah beberapa tahun dibela RvP, permainannya naik-turun, kalah bersaing dengan klub lain semisal Cheslsea atau Manchester City. Sekarang pun posisi Arsenal sudah di luar Big Four - zona Liga Champion Eropa - di bawah Tottenham Hotspur dan Everton. Dugaan yang mendekati kebenaran atas alasan kepindahan RvP adalah kejayaan. Dengan Arsenal RvP tidak merasakan gelar juara, sekarang dengan MU 85% kemungkinan akan juara EPL musim ini.

Nah...sekarang kita ulas politisi kita yang pindah parpol. Tahun ini dan sampai dengan tahun depan adalah tahun politik, begitu banyak pengamat mengatakan. Tidak sedikit politisi yang 'nyebrang', alasannya macam-macam, ada yang sudah tidak sejalan lagi dengan si poltisi atau sudah tidak se-platform lagi atau sudah tidak bisa mengakomodasi keinginan si politisi atau si politisi tidak berkembang jika masih bersama parpol lama atau si politisi memdapat posisi yang lebih tinggi di parpol baru atau parpol lama diprediksi akan 'tenggelam' atau parpol baru yang akan ditempati akan 'bersinar' atau parpol baru memiliki sumber daya yang melimpah sedang parpol lama tidak dan lain sebagainya.

Tapi yang jadi fenomena 'nyebrangnya' politisi ini yang terbanyak justru dari Partai Golkar, partai memiliki suber daya berlimpah, kader yang solid dan organisasi yang mapan dari Aceh sampai Papua. Atau mungkin karena berlimpah sumber daya - terutama manusia - menjadikan Partai Golkar kelebihan muatan yang engakibatkan banyaknya kader yang 'nyebrang'. Beberapa politisi Partai Golkar yang 'nyebrang' itu adalah antara lain : Tjahyo Kumolo (PDIP), Ruhut Sitompul (Demokrat), Yuddi Crisnady (Hanura), Ferry M. Baldan (Nasdem), Keluarga Narang di Kalteng (PDIP) dan lain sebagainya - masih banyak lagi, terutama di daerah.

Bukan bermaksud membahas Partai Golkar, kebetulan Partai Golkar banyak memiliki kader yang 'nyebrang' ke partai lain. Partai lain juga ada yang kadernya 'nyebrang' tapi tidak sebanyak dan kadernya tidak sepopuler dari Partai Golkar.

So...apa persamaan perpindahan Valentino Rossi, Robin van Persie dan Poltisi? Jawabannya adalah sama-sama sudah tidak merasa 'nyaman' lagi di rumah yang lama. Lalu perbedaannya? Jika olahragawan berdasarkan azas profesionalitas, pindahnya pun akan tetap menjunjung nilai sportifitas. Ingat gol Cristiano Ronaldo ke gawang MU - Leg kedua 16 besar Liga Champion Eropa -, tidak ada selebrasi yang berlebihan atau gol RvP ke gawang Arsenal, juga tidak ada perayaan yang berlebihan. Mereka tidak sungkan menunjukan profesionalitas saat berhadapan dengan klub lamanya dan tetap menaruh hormat. Beda dengan politisi kita, jika sudah pindah parpol maka parpol lama akan dijelek-jelekkan, kawan dulu jadi lawan, lawan dulu jadi kawan. Memang benar, dalam politik tidak ada pertemanan abadi. Teman satu partaipun jika tidak 'segendang-seirama' akan disingkirkan, Pahit....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun