Mohon tunggu...
Repinarsi Repinarsi
Repinarsi Repinarsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis adalah seorang Guru yang bertugas di UPTD SMP Negeri 1 Pudingbesar dan mendapat amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah BIdang Kurikulum serta Ketua MGMP IPA Kabupaten Bangka. Ibu rumah tangga yang hobi membaca, memasak, dan menulis juga terlibat aktif sebagai pengurus PGRI Kecamatan Pudingbesar dan Ketua Pokja I PKK Kecamatan PUdingbesar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersinergi Membangun Budaya Positif dengan Berbagi dan Kolaborasi

12 September 2022   09:35 Diperbarui: 12 September 2022   09:56 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:  Dokumen Pribadi

Saya bertanya apa solusi yang bisa ditawarkan Amel agar besok tidak terlambat? Saya juga mencoba mengenalkan nilai kebajikan tanggung jawab dan menghormati pada Amel.  

Ternyata, besoknya si Amel terlambat lagi.  Kebetulan saya menjadi guru pengganti untuk jam literasi hari itu di kelas IXA.  Dia meminta maaf dan menyampaikan bahwa tidak ada yang membangunkan dan batere gawainya  lowbat.  

Saya merasa sedih saat Amel mengatakan bahwa dia kecewa dengan dirinya sendiri, saya coba kuatkan Amel, bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan dan yang paling baik adalah berusaha untuk memperbaikinya.  

Saya tidak menghukum Amel, saya hanya menawarkan solusi apa yang bisa diberikan Amel untuk mengatasi masalahnya sendiri.  Hari rabu, saya lihat dari kejauhan ke kelas IXA pada saat mereka berbaris di depan kelas, adakah Amel di sana? Ataukah dia akan terlambat lagi hari ini?  

Saya seketika terharu saat melihat dia dengan sumringah berbaris di antara kawan-kawannya.  Saya tidak bisa membayangkan betapa bahagianya saya hari itu saat Amel bisa masuk tepat waktu tanpa saya hukum.  Saya temui Amel, saya usap kepalanya, Amel sudah menjadi anak yang hebat sekarang.  Dia hanya mengatakan terima kasih Bu dengan matanya yang berbinar seolah saya bisa melihat harapan masa depan yang baik di sana.

Perasaan-perasaan yang saya alami saat membersamai Amel semakin mendorong saya untuk mengimplemntasikan segitiga restitusi kepada murid-murid yang lain.  Emosi saya jauh lebih terkontrol dan saya lebih memandang bahwa semua orang punya alasan untuk melakukan sesuatu.  Beberapa implementasi terkait keterlambatan, kasus merokok, berkelahi dengan teman, tidak ikut Upacara, Bolos di jam pelajaran, saya coba dengan pendekatan segitiga restitusi ini.  

Saya yakin bahwa seperti yang disampaikan oleh Diane Gossen (2001) bahwa disiplin adalah proses belajar, dan Ki Hajar Dewantara juga menyampaikan bahwa disiplin yang kuat akan memerdekakan murid.  Saya mencoba untuk lebih mendalami kebutuhan dasar murid-murid saya.  Meskipun hasilnya tidak bisa saya nikmati saat ini, saya percaya bahwa Allah SWT akan menggerakkan hati murid-murid saya dengan ketulusan bapak/ibu gurunya.  

Kemudian saya tersadar akan nilai dan peran saya sebagai seorang guru penggerak adalah membangun budaya positif ini hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi dari semua warga sekolah, saya tentu akan lelah jika saya hanya bekerja sendiri.  

Oleh karena itu saya mencoba untuk membagi pemahaman konsep terhadap perubahan paradigma baru dalam budaya disiplin positif dan praktik baik kepada semua warga sekolah.  Saya kemudian merancang kegiatan diseminasi di sela-sela aktivitas bapak/ibu guru menyiapkan pembelajaran dan soal untuk Penilaian Tengah Semester.

Kegiatan diseminasi berlangsung secara interaktif dengan peserta dan saya lebih banyak memberikan pertanyaan pemantik untuk bahan refleksi bersama kami, baik terhadap diri kami sendiri sebagai guru maupun refleksi terhadap murid di sekolah sesuai dengan materi yang saya sampaikan.  Guru-guru terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi.  

Materi pertama yang saya sampaikan adalah Perubahan paradigm dari teori stimulus-respon kepada teori kontrol.   Saya juga berbagi kepada rekan-rekan di sekolah tentang kesepakatan kelas sebelum pembelajaran dimulai dan ice breaking yang dapat mencairkan suasana di kelas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun