Mohon tunggu...
Rephy Ekawatie
Rephy Ekawatie Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil/Penulis

Contact: rephy.ekawatie@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Positive Thinking itu adalah Madu Manis yang Menyehatkan!

24 Februari 2019   00:41 Diperbarui: 3 Maret 2019   00:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gumaman malam...

Jalan-jalan keliling kota, kongkow-kongkow di caffe sambil ketawa ketiwi bareng bejibun teman or pasangan mungkin jadi kegiatan wajib bagi seorang 'ekstrovert' di malam minggu. Betah di kosan atawa rumah, ngabisin waktu baca-baca buku seraya ndengerin lagu-lagu mellow or classic via headphone, mungkin jadi tradisi malam mingguan rutin bagi si 'introvert'. 

Nah, bosen mondar mandir, bosen mikir, bosan plangak-plongok ga tau juntrungan yang berakhir dengan selojoran mantengin channel you tube di henpon pas malam mingguan, itu kebiasaan sosok si 'kampret' kek saya, hahaha. Hasil dari 'berselancar' di you tube sore tadi, akhirnya saya papas an ma lagu lama yang lumayan asik buat di dengar. 

Sepenggal liriknya kurang lebih begini "hati yang gembira aa...adalah obat, seperti obat hati yang senang...". Itulah kebiasaan si "kampret". Pas denger lagu itu cuma senyum-senyum sendiri bentar sambil angguk-angguk, pas batrei henpon dah warning, ambil ces trus ca'o pergi nyari kang venthooolll, jajan...hahaha.

Menjelang tengah malam, pas sakit perut karena mungkin pengaruh sambel yang dimakan sore tadi, kepedesan...baru nemu waktu buat merenung di ruang kecil, kira-kira 2x3 (bisa di bayangkan kan, gimana khusuk dan hikmat suasana perenungannya...masih di tambah background suara percikan air keran yang mengalir lagi, hehe).  

Suasana syahdu tersebut, membawa memori cetek saya kembali ke masa lalu (flash back, kek pelem-pelem drama di tipi). Dulu, jelek-jelek begini saya pernah ikutan course bahasa inggris dua bulan pas jaman masih unyu-unyu. Di kelas bahasa inggris itu, pengajarnya native speeker alias orang bule asli. 

Ada lima orang dari UK didatangkan langsung buat ngajarin kami. Ada sekitar 40 sampai 50 orang yang diajar sama mereka, termasuk saya. Selama dua bulan kami diajari ngomong bahasa inggris, baca, nulis, nyanyi, mpe ngobrol ga formal pakai bahasa inggris. Pool mumeth dah waktu itu, maklum orang kampung langsung diaprokin ma orang bule yang sejak lahir dah canggih bahasa inggrisnya, haha. 

Selama dua bulan berinteraksi itu, satu hal yang berkesan buat saya...di saat ini, pada saat saya kembali me-replay memori itu untuk menarik pembelajaran darinya. Para pengajar itu menaruh perhatian pada hal yang 'kecil' dan memberikan motivasi dan apresiasi untuk setiap usaha orang-orang yang mereka ajari, setidak sempurna apapun itu. 

Setitik cerita tentang asal muasal saya sebagaimana yang sudah saya 'sentil' pada tulisan saya sebelumnya (akhirnya terjawab "proses atau hasil"), menjadi gambaran bagaimana starting untuk skill bahasa inggris yang saya dan teman-teman sekelas saya miliki. Tentu saja itu jadi pekerjaan yang 'cukup berat' bagi seorang native speeker pada saat itu untuk mengajari kami, yang bisa dikatakan 'ndoso ga ketulungan', hahaha. 

Akan tetapi, jika mengingat kembali masa itu...hal yang bisa saya katakan untuk memori itu adalah...salluuttt!. Para anak muda (mungkin usianya antara 23 atau 24 tahun), dan beberapa yang usianya sudah sepuh (50+ tahun) mengajari kami dengan begitu telaten dan sabar. Saya ingat sekali, saat itu kelas reading. 

Salah satu teman saya yang bahasanya 'medok', dan lebih 'bebal' dari saya bahasa inggrisnya disuruh maju buat baca satu bacaan bahasa inggris yang disiapkan. Teks dalam bahasa inggrisnya kurang lebih seperti ini "She killed the rhinoceros' baby by using an automatic gun". Teman kami membacanya, dan pesan yang sampai kepada kami dan membuat kami tersenyum-senyum sendiri adalah "sikil teh rino, seros, babi, by pusing anto mantik gun". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun