Mohon tunggu...
Reny Elma
Reny Elma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Penguasaan Bahasa Anak

21 April 2015   10:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

MEMAHAMI PENGUASAAN BAHASA ANAK

Oleh :

Siti Sholechah, Reny Elma N. N, Nur Istiqomah, dan Riki Febriansyah

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga

1.Konsep Penguasaan Bahasa Anak

Dalam arti luas, bahasa ialah alat yang dipakai manusia untuk memberi bentuk kepada sesuatu yang hidup di jiwanya, sehingga diketahui orang. Dalam arti umum: bahasa ialah pernyataan perasaan jiwa dengan kata yang dilisankan atau yang ditulis. Mengerti apa yang dikatakan orang lain dan mempergunakan sendiri bahasa itu disebut menguasai bahasa. Orang yang telah menguasai sesuatu bahasa dengan baik dikatakan orang itu mempunyai penguasaan bahasa yang baik. (M. Ngalim Purwanto, 1997:19)

Learner (1982), menyatakan bahwa dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang berkarya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa antara lain:

a.Mendengarkan;

b.Berbicara;

c.Membaca;

d.Menulis.

Mendengarkan dan membaca termasuk keterampilan berbahasa secara reseptif (menerima); sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang ekspresif. (Diana mutiah, 2010: 165)

2.Macam Penguasaan Bahasa

Penguasaan bahasa itu ada dua macam, yaitu :

1)Penguasaan bahasa pasif, artinya mengerti apa yang dikatakan orang lain kepadanya. Seperti mendengarkan dan membaca.

2)Penguasaan bahasa aktif, artinya dapat menyatakan isi hati sendiri kepada orang lain. Seperti bercakap-cakap, mengarang/menulis. (M. Ngalim Purwanto, 1997:19)

3.Tahap Penguasaan Bahasa Anak

Tahap pengusaan bahasa pada anak dipengaruhi oleh perkembangan jiwa dan usia anak. Pada waktu anak belajar berbahasa ia harus mendengarkan lebih dahulu kata-kata atau kalimat yang diujarkan orang lain (Pateda, 1994:63). Kata-kata dan kalimat yang diujarkan orang lain dihubungannya dengan proses berpikir, kegiatan, benda yang disaksikan. Pengaruh kondisi anak dalam belajar berbicara, merupakan keterampilan yang harus dipelajari. Berbicara terdiri atas kemampuan mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu dalam kombinasi yang dikenal sebagai kata. Untuk mengasah keterampilan itu diperlukan proses belajar yang membutuhkan waktu cukup lama dan dilakukan secara bertahap. Kondisi yang menimbulkan anak perbedaan dalam belajar berbicara yang sangat berpengaruh besar pada anak, yaitu:

(1) Kesehatan, anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dari pada anak yang tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.

(2) Kecerdasan, anak yang memiliki kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan bahasa lebih unggul daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah.

(3) Keadaan sosial ekonomi, anak dari kelompok yang keadaan sosialnya ekonominya tinggi lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara daripada anak dari keadaan sosial ekonominya lebih rendah. Utamanya adalah bahwa anak dari kelompok yang lebih tinggi banyak didorong untuk berbicara dan lebih banyak melakukannya.

(4) Keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain semakin kuat motivasinya anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan usaha yang diperlukan untuk belajar.

(5) Hubungan dengan teman sebaya, semakin banyak hubungan anak dengan teman sebayanya, semakin besar keinginan mereka untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasinya mereka untuk belajar berbicara (Hurlock, 1991: 186).

4.Faktor-faktor penguasaan bahasa anak antara lain:

(1)Faktor alamiah; (2) Faktor perkembangan kognitif; (3) Faktor keluarga/ orang tua. (PGMI/IV/UTS/IAIN/SALATIGA)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun