Mohon tunggu...
Renvikasari yolandadewi
Renvikasari yolandadewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - if i were a writer I would have a better bio quote

educate yourself before you educate others.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paham Feminisme dalam Kesetaraan Gender

14 Juni 2021   15:31 Diperbarui: 14 Juni 2021   22:33 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perempuan tidak butuh laki-laki. Suatu hal yang wajar atau dianggap melawan kodrat perempuan? Perempuan harus memilih menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga? perempuan tidak boleh bekerja?

Perempuan dan laki-laki adalah hak lahiriah yang diberikan oleh Tuhan. Kodrati perempuan hanyalah menstruasi, melahirkan dan menyusui. Namun,sejak adanya kehidupan manusia  tidak sedikit pula kesenjangan gender terjadi. Persoalan sensitif tentang gender, dianggap termasuk dalam melawan kebudayaan dan ideologi masyarakat yang memarginalkan perempuan. 

Salah satu perlawanan feminisme yang paling menonjol adalah patriarki. Patriarki ialah sistem sosial dimana laki-laki menguasai hampir di seluruh bidang dan membuat keputusan penting,sehingga perempuan bebas dieksploitasi. Dale Spender (Australian Feminist Critic and Literary Theorist) mengatakan budaya patriarki secara bahasa, paling menonjol terjadi dalam pernikahan antara perempuan dan laki- laki. Penempatan identitas keluarga,nama laki- laki di belakang setiap anggota keluarga, tidak hanya berlaku pada istri namun anak-anak mereka. Hal ini secara tidak langsung menunjukan bahwa laki-laki memiliki kuasa di atas perempuan.

Secara asal - usulnya, gerakan feminisme lahir untuk menyetarakan hak perempuan dan laki-laki agar berada di jenjang yang sama dalam segala bidang.  Dengan kata lain, dahulu banyak budaya, pemikiran, ajaran dan sistem yang mana perempuan lebih banyak dirugikan. Walaupun masih menggunakan istilah feminist, sekarang feminisme sudah cepat menyesuaikan dengan zaman modern dan mulai mencakup seluruh aspek mulai dari ras, gender,  agama, dan lain lain. Gerakan feminisme telah dan terus mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, mendapatkan upah yang adil, upah yang setara dan menghilangkan kesenjangan upah gender, untuk memiliki properti, mendapatkan pendidikan, masuk kontrak, memiliki hak yang sama dalam pernikahan, dan untuk memiliki cuti kehamilan. 

Feminisme juga berupaya untuk memastikan akses terhadap aborsi yang legal dan integrasi sosial, serta untuk melindungi perempuan dari pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga perubahan dalam berpakaian dan aktivitas fisik yang dapat diterima sering menjadi bagian dari gerakan feminis.

Kebanyakan feminist yang sebenarnya tenggelam karena feminazi, sebutan untuk kaum feminist radikal yang bertujuan merendahkan laki-laki,sampai lupa kodrat diri, banyak menuntut hak, sedangkan kewajiban ditinggalkan, bahkan menyusui anak bagi kaum feminazi adalah hak bukan kewajiban, dalam kondisi sehat. Feminisme bukanlah sebuah gerakan untuk menjatuhkan laki-laki. Feminisme dilakukan untuk mendobrak sistem patriarki yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki. 

Sistem patriarki juga merugikan laki-laki sehingga menimbulkan toxic masculinity. Toxic masculinity dapat diartikan sebagai perilaku sempit terkait peran gender dan sifat laki-laki. Dalam toxic masculinity, definisi maskulinitas yang lekat sebagai sifat pria identik dengan kekerasan, agresif secara seksual, dan tidak boleh menunjukkan emosi.

 Kesalahanpahaman umum feminisme di masyarakat yakni, feminist dianggap gerakan membenci laki-laki. Sementara itu, feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.

Menjadi feminist tidak boleh feminim. Perempuan tidak boleh menjadi ibu rumah tangga. Tidak ada larangan bagi perempuan yang memilih mejadi wanita karir ataupun ibu rumah tangga. Yang tidak diperbolehkan ialah sang suami memaksa wanita untuk memilih menjadi ibu rumah tangga. Feminisme bukanlah sebuah gerakan anti dapur.

Feminist bukanlah gelar atau jabatan.Feminist bukan pula gerakan individu melainkan gerakan bersama. Secara umum feminisme menjadi gerakan atau alat analisis yang selalu bersifat historis dan konstekstual seiring dengan kesadaran yang terus berkembang dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi perempuan menyangkut ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Kebanyakan masyarakat,terutama Indonesia memiliki pola pikir dan masih menganut budaya patriarki.Salah satu cara untuk menghilangkan budaya patriarki ialah dengan mengedukasi masyarakat luas dan membangun sistem moral yang biasa berempati dengan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun