Filsafat dakwah lahir sebagai hasil dari perenungan mendalam terhadap hakikat penyampaian ajaran Islam. Ia berusaha menjawab pertanyaan penting: bagaimana menyebarkan nilai-nilai Islam secara efektif agar tidak hanya dimengerti secara intelektual, tetapi juga mampu menggugah hati, membentuk karakter, serta mendorong perubahan sosial. Dakwah tidak sekadar berbentuk ceramah atau penyampaian pesan keagamaan, melainkan sebuah gerakan transformasi yang menumbuhkan kesadaran individu hingga mereka berperan aktif menjadi agen penyebar nilai-nilai Islam di tengah masyarakat modern.
Dari sudut pandang filsafat, kegiatan dakwah seharusnya berpijak pada pemahaman yang utuh tentang manusia dan segala kebutuhannya---baik kebutuhan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, maupun spiritual. Dakwah ideal bukan hanya berfokus pada urusan ibadah formal, tetapi juga pada upaya membangun tatanan kehidupan yang berkeadilan dan berkemajuan. Melalui pendekatan yang menyeluruh, dakwah dapat menjadi sarana pembentukan masyarakat yang berperadaban, berpengetahuan luas, dan memiliki keseimbangan antara aspek duniawi dan ukhrawi---sebuah cita-cita menuju masyarakat qaryah thayyibah.
Prinsip-Prinsip Pokok dalam Filsafat Dakwah
1. Kebenaran (al-haqq)
Segala bentuk dakwah harus berlandaskan pada kebenaran yang bersumber dari wahyu Allah, yakni Al-Qur'an dan Sunnah. Seorang pendakwah wajib menjaga kejujuran dan ketulusan dalam menyampaikan pesan, tanpa dicampuri kepentingan pribadi, politik, atau golongan. Kebenaran menjadi nilai dasar yang menjaga kemurnian dakwah agar tetap berorientasi pada ridha Allah, bukan pada keuntungan duniawi.
2. Keadilan ('adl)
Dakwah yang berprinsip pada keadilan berarti dakwah yang terbuka dan tidak memandang perbedaan ras, suku, status ekonomi, maupun latar belakang sosial. Seorang da'i hendaknya bersikap netral dan arif dalam menanggapi keragaman pandangan umat, serta menjauh dari fanatisme sempit yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Melalui sikap adil, dakwah akan menjadi wadah pemersatu umat dan penegak nilai-nilai kemanusiaan universal.
3. Kesejahteraan (falh)
Hakikat dakwah sejati bukan hanya membangkitkan kesadaran keagamaan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Nilai-nilai Islam yang disebarkan melalui dakwah harus mampu menumbuhkan empati, rasa kasih sayang, dan semangat saling menolong dalam kehidupan sosial. Dakwah perlu hadir di berbagai sektor---pendidikan, ekonomi, budaya, dan kemasyarakatan---agar nilai-nilai Islam benar-benar menjadi kekuatan yang membawa kesejahteraan lahir dan batin bagi umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI