Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Persahabatan Tak Lekang Waktu (Buat Sobatku: Dr Zakaria A)

29 Agustus 2015   10:46 Diperbarui: 29 Agustus 2015   12:19 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sungguh tidak mengira. Persahabatan kami sejak semasa SMA di Lhokseumae Aceh saat remaja, 37 tahun lalu itu, masih tetap berlanjut hingga kini. Walau komunikasi kami tidak intens, dan sering terputus-putus karena jarang ketemu didera oleh kesibukan masing-masing. Dia berprofesi sebagai seorang dokter spesialis kandungan, tinggal di kota Denpasar, Bali. Sedangkan saya, seorang dosen Manajemen Teknologi Informasi dan Sistem Informasi, tinggal di Bandung. Bukan saja karena jaraknya yang demikian jauh, namun komunikasi yang tidak intens itu terjadi juga karena begitu banyaknya urusan yang sering menyita habis waktu dan perhatian kami masing-masing.

Pernah suatu ketika saya merasa dia sudah melupakan pertemanan kami dulu itu, karena terlalu sibuk mengurus pekerjaannya dan keluarga besarnya. Tahun 2013, ketika saya dan isteri ber-backpacking ke Bali, dia tampak begitu sulit ditemui ketika saya sms dan telpon. Agendanya waktu itu tampak padat sekali... Tapi saya memakluminya....! Karena siapalah saya ini? Sedangkan dia sudah menjadi salah seorang dokter kandungan terkenal di Denpasar. Perbedaan status sosial seringkali menjadi faktor penyebab terkuat, bubarnya pertemanan sejati sekalipun. “Pasien pak dokter itu rata-rata 30 orang tiap sore hingga malam,” kata Slamet, supir pribadinya yang ikut mengatur administrasi di ruang praktek pribadi Dr Zakaria Adam SPOG tersebut. Sering juga pak dokter pulang pun ke rumah hingga jam 24:00 larut malam. “Oh, pantes, kadang sms saya tidak sempat dibalas. Mungkin dia sudah kelelahan mengurus pasien-pasiennya,” begitu pikir saya waktu itu. Sejak itu komunikasi kami seperti mandeg...Tapi, saya memakluminya... Bukankah memang demikian stereotype masyarakat moden perkotaan Indonesia saat ini...? Yang banyak memikirkan hal yang lebih penting dan yang harus dikerjakan, dari hanya sekedar nostalgia dengan teman-teman lama... Apalagi, jika teman lamanya hanya “orang biasa” saja....

Hingga lebaran tahun 2015, dia mengirim sms selamat lebaran seperti biasa, yang sebenarnya sudah mulai malas juga saya balas. Namun beberapa hari setelah lebaran Idul Fitri itu, entah karena angin apa yang berhembus: dia menelpon langsung ke saya dan pengen ngobrol banyak. Lalu secara spontan kami pun mengobrol dengan hangat sebagaimana biasanya sebagai sobat. Seakan-akan tak ada kendala komunikasi. Saya kaget juga..! Dan sobat saya yang satu ini, ternyata tidak banyak berubah juga dalam sikap, pandangan, karakter dan gaya komunikasinya. Kesibukan dia yang luar biasa itu, yang rupanya mengesankan dia tampak cuek dan kurang care. Mungkin beginilah tipikal orang sibuk dalam bersosialisasi... Kadang tampak cuek, kadang ramah.... Lingkungan kerjaan seringkali membentuk perilaku sesaat dari individu-individu tersebut.. termasuk pola komunikasinya. Mungkin orang lain juga harus mengerti keadaan itu.... tanpa harus membuat judgment tertentu yang bersifat negatif.

***
Ketika beberapa minggu lalu, dia berkesempatan cukup lama di Bandung karena mengikuti workshop profesinya. Dia mengontak saya, yang kebetulan saat itu sedang ke Batam dan Singapura. Semua kemudian tampak secara natural normal kembali, dan baik-baik saja. Mungkin ini yang namanya persahabatan sejati itu? Kami tampaknya, meski jarang bertemu, sudah saling mengenal watak masing-masing. Hampir tidak ada efek yang berarti dari gesekkan “miskomunikasi” sebelumnya....

 

(Keterangan Photo: Berphoto di depan gedung SMA Neg I Lhokseumawe tahun 1978, ketika usai mengadakan suatu acara. Berdiri dari kiri-kanan: Zakaria Adam, Rendra Trisyanto Surya/penulis, ......). Asyik juga ya, gaya anak SMA tahun 1980 ini...hehe2...

 ***

Lalu ketika Agustus 2015 lalu, saya mengajar training di Bali, saya mencoba mengontaknya sekedar “say hello”. Merasa sungkan juga kalau datang ke kota seorang teman dekat, tidak memberi kabar. Dia membalas dengan mengatakan: “Maaf, Ton! Hari ini aku sibuk banget nih... Ada 5 pasien yang harus dioperasi sesar. Belum lagi saya harus menyiapkan makalah menjadi pembicara siang harinya..,”katanya di ujung telpon. “Ok, ng apa-apa ..Aku Cuma say hello aja kok....,” sahut saya. Hari itu merupakan hari terakhir training yang memang sengaja dibuat untuk kegiatan refeshing. Dan, saya melakukannya dengan gaya saya sendiri. Ber-backpacking.... Menyewa motor keliling kawasan Kuta, Legian dan kota Denpasar. Menikmati indahnya pantai Kuta, memuaskan rasa ingin tahu bagaimana seperti kata orang “dunia malam” anak-anak muda di Legian. Dan siangnya mencari koran khas daerah, dan buku-buku khusus tentang Bali. Pokoknya, kluyur sana ..kluyur sini sampai sore menunggu check-in dan boarding di Bandara Ngurah Rai pesawat jam 19:40 malam...

Waktu pun bergerak terus hingga mencapai jarum jam pukul 4 sore. Dia menelpon saya, janji akan menjemput saya di Hotel setelah mengoperasi 5 pasien (wah, menyempatkan waktu juga nih, kamu Jak...?). Di dalam mobil BMW mewahnya itu, kami ngobrol mengenai apa saja yang terpikir, persis seperti 37 tahun lalu. Tak perlu ada Ice Breaking, meskipun jarang ketemu. “Di rumah, Dira (isterinya) sudah menyiapkan makan siang.. Kita ke rumah dulu ..,” ajaknya. Saya kaget, di rumah mewahnya itu sudah tersedia nasi tumpeng dengan berbagai macam masakan khas Bali, yang mereka tahu, saya menyukainya. “ Ini mas Rendra , ada urap Bali..enak lho! Coba cicipi..,” sapa mbak Dira dengan ramah. Setelah ngobrol sekitar setengah jam, saya pun mohon pamit. “Terima kasih banyak nih, sudah merepotkan...Kok saya disambut seperti ini sih....Ng perlu begitu, biasa-biasa sajalah...,” jawab saya berguyon dengan nada terharu.

Selepas magrib, saat pamit mengejar pesawat. Tiba-tiba sobat saya ini menyisipkan amplop. “Ini sekedar ongkos taksi, Ton ...! Dulu, kamu khan suka minjami saya uang... hehe2..." Ternyata humornya masih seperti dulu, selalu memanggil saya dengan nama kecil ”Ton” dan tertawa renyah kalau sedang bercanda.. (Wow, bukan main! Mungkin ini ongkos taksi terbanyak yg pernah saya lihat??) Sambil menyalami tangan saya dan memeluk erat, dia mengatakan: "Jaga kesehatanmu...! Buat keputusan agar berani operasi by pass. Itu demi kehidupan lebih baik ke depan. Jangan terlalu ragu-ragu...!" Dia tahu, dalam keadaan kritis saya memang kerap bersikap ragu-ragu dalam banyak hal.... (Mungkin, hal inilah yang membuat saya tidak berhasil optimal sebagai seorang Dosen. Dan tidak se-sukses dia..?)

***
Sungguh saya terharu dengan petemuan ini!
Dokter Zakaria Adam SPOG, ahli kandungan ternama di kota Denpasar itu, ternyata masih mengingat saya sebagai sobat lamanya. “Kamu banyak membantu saya waktu SMA dulu....,” bisiknya sebelum kami berpisah. Apa yang bisa saya katakan kemudian kalau sedah begini? Selain: TERIMA KASIH! Mudah-mudahan, persahabatan kita tak lekang oleh waktu... Ok, bro...! Sampai nanti kita ngobrol-diskusi ngalur-ngidul lagi! (Itu pun, kalau yang diajak ngobrol itu masih ada, ya.../hehe2...)

=================================

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun