[caption caption="anjungan Pantai Losari"]
[/caption]
Makassar adalah ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan merupakan kota metropolitan dikawasan timur Indonesia. Selain kota Surabaya, kota Makassar adalah kota utama di Indonesia bagian timur dalam aktifitas perekonomian. Serta sebagai kiblat bisnis, industri dan pedagangan umum serta pendidikan. Juga merupakan pintu gerbang sebagai kota transit untuk menuju ke daerah – daerah timur antara lain; pulau Sulawesi, Ambon, Nusa Tenggara baik timur maupun barat, Papua hingga ke pulau-pulau kecil yang menghiasi khasana kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[caption caption="Becak Hias - Perayaan RI70 di Pantai Losari"]

Aktivitas kota Makassar kini sebanding dengan kota-kota metro yang ada dikawasan Asia. Geliat pembangunan dan perencanaan tata kota sangat signifikan terwujud, terasa dan dapat terlihat jelas. Bangunan-bangunan pencakar langit menjadi progress dikota daeng ini. Namun yang patut diapresiasi dari pembangunan dan perkembangan yang sangat pesat terjadi dikota para saudagar ini adalah tetap memperhatikan (RTP) ruang terbuka publik bagi masyarakat umum.
[caption caption="Jalan Sehat di Pantai Losari RI70"]

Dititik-titik kepadatan penduduk di kota Makassar selalu terdapat area terbuka seperti tanah lapang ataupun taman yang menjadi ruang terbuka publik (RTP), walaupun belum seluruhnya dimaksimalkan dengan baik oleh pemerintah maupun warga masyarakat. Dibutuhkan sebuah inisiatif dari seluruh pemangku kepentingan yang ada di kota Makassar. Tentunya demi kepentingan umum bukan untuk golongan tertentu apalagi kepentingan pribadi. Ada beberapa public space yang sungguh membanggakan dari kota Makassar, utamanya yang menjadi cirri khas tersendiri dari kota Makassar yaitu Lapangan Karebosi dan Pantai Losari.
Lapangan karebosi menjadi pelajaran tersendiri yang harus ditekankan bagi Pemerintah Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan. Ruang terbuka hijau tersebut kini bukan lagi menjadi public space yang dapat digunakan seluruh fasilitas yang ada oleh masyarakat umum, karena dasar pembangunan untuk merevitalisasi Lapangan Karebosi ternyata bukan untuk dijadikan sebagai tempat vital, melainkan dijadikan sebagai orientasi bisnis yang menguntungkan bagi para investor demi menghasilkan pundi-pundi dolar. Ungkap Daeng Singa’ra yang merupakan Dato (penduduk tua kota Makassar).
[caption caption="Makam Leluhur di Lapangan karebosi Sumber: www.skyscrapercity.com"]

Hakikat Lapangan Karebosi adalah alun-alun sangat bersejarah bagi peradaban Sulawesi Selatan. Dimana dulunya merupakan pusat pertemuan raja-raja, tempat silaturahmi dan sosialisasi antar kerajaan- kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Kekuatan tujuh makam leluhur yang ada di dalam Lapangan Karebosi tidak lagi menjadi daya tarik wisata, ziarah budaya dan heritage. Begitupun dengan patung Ramang menendang bola yang menjadi icon persepakbolaan Makassar dihancurkan hanya karena pembangunan mall bawah tanah. Tutup Dato Singa dengan logat Mangkassara yang kental dan tegas.
Nilai sejarah yang ada dilapangan itu kini tidak lagi berbekas dan terkenang sebagai benda cagar budaya. Sungguh ironis kondisi yang sekarang terjadi di Lapangan Karebosi. Pembangunan kota modern telah memunahkan hingga punah ingatan akan sejarah panjang peradaban Makassar – Sulawesi Selatan. Semoga ini yang pertama dan yang terakhir kalinya terjadi di kota daeng yang telah banyak melahirkan saudagar hingga di mancanegara. Lain halnya dengan reklamasi yang sengaja dibuat di Pantai Losari.