Mohon tunggu...
Renata Martatiana
Renata Martatiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogykarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulik Perbedaan Film Beranak Dalam Kubur (1971) dan KKN di Desa Penari (2022)

11 September 2022   16:27 Diperbarui: 11 September 2022   18:21 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya kemajuan serta perkembangan teknologi, saat ini film telah menjadi  salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan. Film mulai dikenal di masyarakat Indonesia pada tahun 1926 lalu dan terus berkembang hingga sekarang. Dalam perjalanannya, film tentu mengalami berbagai macam perubahan dari berbagai aspeknya. 

Hal ini dapat kita lihat dari perbandingan dua film yang sempat ditayangkan di Indonesia.Untuk membandingkan perbedaan dari film sebelum tahun 2000 dan setelahnya, penulis menggunakan salah satu film yang diperankan oleh Suzanna berjudul Beranak Dalam Kubur (1971) merupakan salah satu film horor yang ada sebelum tahun 2000 dan KKN di Desa Penari (2022) merupakan salah satu film terbaru di tahun 2022 yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat indonesia karena film ini sempat mengalami beberapa halangan dalam penayangan filmnya.Dari kedua film tersebut, kita akan membandingkannya dari 3 aspek utama yaitu genre, sub genre, serta paradigmanya.

Genre
Genre atau yang biasa dikenal sebagai aliran film ini memiliki definisi sebagai pembeda tiap film. Menurut David dalam (Astuti, 2022, h. 23) kemunculan genre ini diakibatkan adanya  situasi yang disepakati. Kemudian, Rick Altman (1999) juga menyampaikan bahwa genre termasuk kedalam unsur simantic, sintaktik, dan hibrid. Melalui genre ini juga memudahkan para produser film berkomunikasi dengan penonton karena lebih mudah dalam penyampaian sebuah pesan.

Jika dilihat dari film Beranak Dalam Kubur (1971) dan KKN di Desa Penari (2022), terdapat persamaan dalam segi genre nya di mana keduanya menggunakan genre horror dalam penyampaian ceritanya. Pemilihan genre dalam kedua film tersebut sesuai karena genre horror adalah salah satu genre yang paling banyak digemari oleh masyarakat indonesia.

Sub Genre
Sub genre muncul karena adanya perkembangan teknologi dalam perfilman. Saat ini, sub genre telah terbagi menjadi tujuh sub genre seperti, film petualangan, film noir, film komedi, film musikal, film fantasi atau fiksi ilmiah, film perang, dan film western atau koboi. Dari banyaknya jenis sub genre ini, film Beranak Dalam Kubur (1971) dan KKN di Desa Penari (2022) termasuk kedalam jenis sub genre noir. Mengapa demikian? karena kedua film tersebut mengambil latar waktu di malam hari. Hal tersebut ditandai dengan scene yang dilakukan di malam hari, keadaan rumah yang remang-remang dan redup.

Paradigma
Menurut Harmon dalam (Astuti, 2020, h.17) paradigma diartikan sebagai cara mempersepsi, berpikir, menilai serta melakukan sesuatu yang berkaitan dengan realitas. Adanya paradigma ini juga berfungsi untuk membangun batas-batas serta memikirkan bagaimana batas-batas tersebut berhasil. Dalam perfilman, terdapat beberapa paradigma yang digunakan, seperti paradigma fungsionalisme, paradigma empirisme, paradigma fenomenologi, serta paradigma kritis. Biasanya, dalam satu film dapat mengandung lebih dari satu paradigma.

Jika dilihat dari film Beranak Dalam Kubur (1971) ini termasuk kedalam paradigma fungsionalisme karena berkaitan tentang fungsi sosial serta keluarga. Dalam jalan ceritanya, film ini menceritakan tentang seorang adik yang bernama Lila sedang hamil besar kemudian ia dengan sengaja dibunuh oleh kakaknya sendiri yang bernama Dhora. Dhora sengaja mendorong Lila hingga terjatuh dan tenggelam di sebuah danau. Jalan cerita yang diberikan oleh film ini menentang harmoni dan integrasi yang ditegakkan dalam paradigma fungsionalisme.

Kemudian jika kita lihat pada film KKN di Desa Penari (2022), film ini mengandung paradigma fungsionalisme juga karena konflik yang terjadi dalam film ini terjadi di lingkungan sosial. Adanya perilaku yang menyimpang dari beberapa aktor di dalamnya seperti bersekutu dengan jin menjadi faktor utama semua permasalahan dalam film KKN di Desa Penari (2022) ini muncul.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya antara film zaman dulu dengan sekarang tak jauh beda dari segi genre, sub genre, serta paradigmanya. Yang membedakan antara kedua film tersebut bagaimana cara penyampaiannya. Mungkin, film yang muncul sebelum tahun 2000 terlihat lebih susah ditebak alurnya karena belum adanya teknologi secanggih saat ini. Film Beranak Dalam Kubur (1961) termasuk kedalam cerita fiksi karena tidak berdasarkan kisah nyata. Sedangkan film KKN di Desa Penari ini dibuat sesuai dengan kisah nyata yang terjadi pada tahun 2009 silam oleh beberapa mahasiswa yang melakukan KKN di sebuah desa terpencil. 

Referensi 

Astuti, R.A. V. (2022). Filmologi Kajian Film (1st ed.). UNY Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun