Mohon tunggu...
rena rukmana
rena rukmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - a learner

Nothing to write, just learn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesadaran Masyarakat Indonesia terhadap Vaksin Covid-19

16 Oktober 2021   16:12 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:27 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditinjau dari sisi psikologis yang dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog dalam klikdokter, penolakan terhadap vaksin ini memiliki berbagai faktor yang melatarbelakangi yaitu pengaruh lingkungan, misalnya ada salah seorang tetangga yang menolak untuk di vaksin, maka tetangga yang lain akan ikut menolak karena terpengaruh oleh tetangga tersebut. 

Perbedaan sudut pandang pemikiran pada tiap-tiap orang juga bisa menjadi alasan penolakan terhadap vaksin. Ha tersebut juga  bisa diakibatkan karena adanya trauma atau pengalaman buruk di masa lalu mengenai penyakit dan vaksin yang menyebabkan seseorang akhirnya menolak untuk vaksinasi.

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)

Beredarnya berita mengenai seseorang yang telah mendapat vaksin berupa munculnya kejadian sakit bahkan meninggal dunia, baik itu merupakan berita yang benar terjadi tetapi tidak sedikit pula yang menyebarkan berita palsu tentu membuat masyarakat menjadi semakin parno. Reaksi tubuh setelah mendapatkan vaksin disebut dengan KIPI.

Lalu bagaimanakah yang sebenarnya KIPI itu? Apakah KIPI berbahaya? KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah suatu hal yang wajar, dan tidak semua orang yang divaksin akan muncul reaksi / KIPI. KIPI hanya bersifat sementara, ditandai dengan demam, menggigil, nyeri atau mual muntah, dan akan hilang dengan sendirinya. Jika muncul reaksi pasca vaksinasi, hal yang dilakukan adalah istirahat atau minum obat sesuai anjuran bila diperlukan. 

Menghindari Konflik Vaksinasi

Pro dan kontra mengenai vaksin memang tidak bisa dihindari, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar tidak terjadi perselisihan. Di antaranya adalah saling mendengarkan dan memahami, open minded, memberikan pandangan baru namun tidak terkesan menyerang, menghargai pilihan seseorang dan tidak harus selalu mengikutinya, fokus memberikan pesan berbasis fakta.

Keraguan bahkan penolakan terhadap sesuatu yang baru atau asing bagi seseorang memang terkesan sebagai hal yang wajar, tak terkecuali tentang vaksin COVID-19 ini. Namun, bukan berarti penolakan itu akan berlangsung selamanya. Tidak menutup kemungkinan bahwa penerimaan akan muncul kedepannya karena seiring berjalannya waktu, seseorang baru akan percaya apabila terjadi perubahan/hasil yang baik.

Upaya Promosi Kesehatan 

Berdasarkan pemaparan tersebut maka faktor promosi dari petugas kesehatan terhadap program vaksinasi juga ikut berpengaruh terhadap kesadaran masyarakatnya. termasuk juga sekarang banyak regulasi yang secara tidak langsung mewajibkan vaksinasi. seperti peserta yang akan melakukan tes cpns diwajibkan menyertakan sertifikat vaksin minimal 1 kali, selain itu juga perjalanan jauh juga mewajibkan untuk sertifikat vaksinasi.

Artikel ini ditulis oleh Elika Nurimawati & Rangga Errena Rukmana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun