Mohon tunggu...
Rena Erlya Alberta
Rena Erlya Alberta Mohon Tunggu... Universitas Negeri Malang

Pecinta literasi dan edukasi, berbagi wawasan seputar kesehatan, lingkungan, dan isu sosial. Menulis untuk menginspirasi, belajar, dan menyebarkan manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Segelas Teh Setelah Makan: Nikmat di Lidah, Bahaya di Tubuh?

4 Oktober 2025   11:18 Diperbarui: 4 Oktober 2025   11:18 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bakso dan es teh yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan (Sumber: SHUTTERSTOCK/Kiki Nadia, Kompas)

Bagi sebagian besar orang Indonesia, makan tanpa ditemani segelas teh manis rasanya ada yang kurang. Apalagi setelah menyantap makanan berat, teh manis sering dianggap "penutup" yang sempurna. Tapi tahukah Anda, kebiasaan ini justru bisa memberi dampak kurang baik bagi kesehatan?

 

Kenapa Minum Teh Setelah Makan Tidak Dianjurkan?

Teh mengandung tannin, senyawa yang bisa mengikat zat besi dari makanan. Akibatnya, tubuh kesulitan menyerap zat besi yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa minum teh setelah makan secara signifikan mengurangi penyerapan zat besi. Jika kebiasaan ini berlangsung lama, risiko anemia akan meningkat. Bayangkan, tubuh kita baru saja menerima asupan makanan kaya zat besi dari sayuran hijau, daging, atau kacang-kacangan. Tapi begitu minum teh, zat besi tersebut malah terikat oleh tannin dan terbuang percuma. 

Selain itu, kebanyakan orang Indonesia suka meminum teh manis. Padahal, kadar gula berlebih justru bisa menambah masalah. Satu gelas teh manis bisa mengandung 2--3 sendok teh gula. Jika diminum setiap hari setelah makan, gula ini bisa menumpuk dan meningkatkan risiko diabetes, obesitas, serta penyakit jantung.

Risiko Kekurangan Zat Besi dan Anemia

Jika kebiasaan minum teh setelah makan terus berlangsung, maka penyerapan zat besi dalam jangka panjang akan terganggu. Akibatnya, tubuh berisiko mengalami anemia defisiensi besi.

Berikut adalah gejala anemia yang sering muncul:

  • Tubuh cepat lelah meskipun tidak banyak beraktivitas.
  • Kulit dan wajah terlihat pucat.
  • Sering merasa pusing atau berkunang-kunang.
  • Sulit berkonsentrasi

Siapa yang Paling Rentan?

  • Ibu hamil dan menyusui
    Ibu hamil dan menyusui membutuhkan zat besi lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan janin dan produksi ASI. Minum teh setelah makan bisa memperburuk risiko anemia.

  • Anak-anak dan remaja
    Dalam masa pertumbuhan, kebutuhan zat besi akan mengalami peningkatan. Jika penyerapan terganggu, anak bisa kekurangan energi dan berdampak pada prestasi belajar.

Selain kelompok rentan di atas, semua orang juga dapat berisiko mengalami anemia atau penyakit lainnya apabila tidak memperhatikan kesehatan, salah satunya dengan mengonsumsi teh setelah makan dan terlalu sering.

Bagaimana Solusinya?

Bukan berarti kita harus berhenti minum teh sama sekali. Kuncinya ada di waktu. Konsumsi teh sebaiknya dilakukan 1,5 -- 2 jam sebelum atau setelah makan. Makanan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk dicerna, sehingga konsumsi teh dengan durasi 1,5-2 jam sebelum atau setelah makan dapat menurunkan terjadinya ikatan tanin dengan Fe yang berasal dari makanan. Dengan begitu, tubuh punya waktu menyerap nutrisi dari makanan terlebih dahulu.

Yuk Coba Beberapa Tips Ini!

  • Pilih teh tanpa gula, atau gunakan sedikit madu sebagai pemanis alami.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun