Mohon tunggu...
Sri Rejeki Kiki
Sri Rejeki Kiki Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT Anak Sholeh Sedayu Yogyakarta

Ibu dari tiga anak yang tak bosan belajar. Penyayang anak. Penuh semangat. Selalu punya mimpi untuk menjadi hamba yang lebih baik dan membawa manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Persiapan Ramadhan di Negeri Orang

25 Maret 2023   16:03 Diperbarui: 25 Maret 2023   16:05 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

STORY SHARING KE 1

PERSIAPAN RAMADHAN DI LANGIT EROPA

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini dianggap sebagai waktu yang penuh dengan berkah, pengampunan, dan kesempatan untuk beribadah kepada Allah dengan lebih intens. Selama Ramadan, umat Muslim berpuasa mulai dari fajar hingga matahari terbenam, menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas seksual. Selain itu, mereka juga memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, berdoa, bersedekah, dan melakukan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

Hadirnya bulan Ramadhan tentu menjadi moment yang dinanti-nanti. Saat di mana umat Islam berusaha menyambut dengan segala persiapannya. Terlebih bila seseorang akan menjalani puasa di negeri orang. Negeri yang baru didatangi dan perlu adaptasi banyak di sana. Mempersiapkan diri untuk berpuasa di negeri orang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Namun, dengan sedikit perencanaan dan persiapan, kita bisa memastikan bahwa kita tetap sehat dan kuat selama berpuasa di luar negeri.

Ramadan juga dianggap sebagai waktu untuk memperkuat ikatan kekeluargaan dan silaturahmi dengan orang-orang terdekat serta meningkatkan kesadaran tentang keterbatasan dan kebutuhan orang lain. Akhir Ramadan ditandai dengan perayaan Idul Fitri, di mana umat Muslim merayakan keberhasilan dalam menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Ramadan adalah waktu yang penuh dengan makna dan hikmah bagi umat Muslim, dan menjadi kesempatan untuk meningkatkan keimanan, kesabaran, dan ketakwaan kepada Allah.

Mempersiapkan diri menyambut bulan puasa di negeri orang tentu lebih rumit jika disbanding di rumah sendiri. Terlebih di negeri yang jadwal sholat atau berbukanya bener-bener beda dengan di Indonesia. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan ya. Pertama, kita harus mencari tahu tentang jadwal berbuka puasa dan sahur di tempat kita berada, agar bisa menyesuaikan jadwal puasa kita dengan waktu setempat. Selain itu, kita juga perlu mempersiapkan makanan dan minuman yang cukup untuk sahur dan berbuka, karena mungkin tidak mudah menemukan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan kita di negara yang berbeda. Kita juga perlu memperhatikan kondisi cuaca dan suhu di negara yang kita kunjungi, serta menghindari aktivitas yang terlalu melelahkan saat berpuasa, terutama jika kita tidak terbiasa dengan iklim atau cuaca yang sangat berbeda dari negara asal kita.

Kali ini saya ingin berbagi cerita, sebut saja "STORY SHARING" tentang pengalaman puasa anak saya, sebut saja si Denok yang sedang berada di negeri orang. Kebetulan sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 21 Februari 2023 Denokku berangkat ke Jerman untuk study di sana. Tentunya bukan hal mudah saat pertama tiba di sana. Kondisi alam, linkungan, cuaca dan segala hal baru di Eropa, membutuhkan banyak  adaptasi bagi Denokku. Terlebih Denok akan lama di sana karena studynya. Kalo dibilang bahagia, pastilah bahagia anak Denokku bisa sampai di negeri impiannya. Meski jauh kan kita masih bisa komunikasi setiap saat karena canggihnya tehnologi saat ini. Jadi semua dinikmati sambil belajar beradaptasi dengan semuanya.

Awal pertama di Jerman kita sudah bincang-bincang by video call tentang banyak hal. Maklum namanya kaum hawa kan suka sekali ngerumpi. Termasuk omong-omong tentang topik puasa. Jauh hari si Denok sudah cerita-cerita gimana ya nanti kalo bulan Ramadhan. Bagaimana puasanya, bagaimana tarawihnya, terus lebaran nanti gimana ya. Pokoknya banyak yang masih belum bisa dibayangkan saat itu.

Karena kebetulan si Denok ada di daerah yang memang jarang muslim atau bahkan mungkin gak ada muslim di sana. Di sebuah apartemen di mana dia satu-satunya orang Indonesia, yang kebetulan berhijab. Tentunya identitas muslim sangat terlihat dari penampilannya yang berbeda. Seperti biasa saya selalu memberi nasehat ke Denok, di manapun kamu berada tebarkan kebaikan, in Syaa Allah banyak kebaikan yang mengelilingimu. Alhamdulillah kali pertama si Denok cerita adalah orang-orang tetangga sekitar, yang ramah dan baik menerimanya. Meski awal kaget ada warga baru dengan penampilan yang beda. Menurut Denok mereka ramah dan sosialisasinya masih bagus. Saling menyapa kalau kebetulan jalan keluar apartemen. Nuansa bermasyarakat masih cukup bagus kebetulan.  

Kali pertama yang dicari Denokku itu searching masjid di dekat apartemennya. Ternyata masjid sangat jauh, harus naik mobil atau kereta untuk ke masjid. Kebetulan saat awal datang di Jerman pas musim salju juga. Jadi belum memungkinkan berlama-lama keluar dengan musim yang baru dikenalnya. Sesuatu yang exciting bagi Denokku saat lihat salju pertama turun. Girang, kagum, terpesona, seru dan heboh jadi satu. Semua terekam dalam video pertama salju turun.  

Tak terasa sudah sebulan berlalu Denokku berada di Eropa. Dan saat ini jadi pengalaman pertama bagi Denok menjalankan puasa di negeri orang. Puasa sendiri jauh dari keluarga. Puasa dengan persiapan yang seadanya karena keterbatasan kondisi. Ada sedikit cerita dari Denok katanya selama sebulan di Jerman, baru ketemu orang berhijab dua kali. Mungkin dia orang Turki. Dan saat bertemu mereka senyum, mungkin dalam benaknya juga bilang, eh aku punya temen di sini. Pokoknya banyak cerita seru yang tiap hari dibagikan oleh si Denok. Kalo ditulis bisa sepanjang surat kabar kali ceritanya.

Nah, omong-omong tentang Ramadhan, si Denok ikut puasa pertama tanggal 23 Maret 2023 sama dengan Indonesia. Tapi karena beda jam antara Indonesia dan Jerman sekitar enam jam, jadi kami puasa duluan. Saya dan keluarga sudah sahur dan puasa, si Denok masih malam hari. Tidak seperti kita di Indonesia yang bisa menikmati puasa dengan tarawih yang ramai di mana-mana. Si Denok mempersiapkan diri untuk sholat tarawih sendiri di apartemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun