TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030 yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara berkembang di Sidang Umum PBB pada September 2015, salah satunya adalah penanganan perubahan iklim.
Perubahan iklim adalah salah satu isu global yang paling mendesak saat ini. Perubahan iklim menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan sosial. Salah satu sektor yang paling terkena dampak perubahan iklim adalah sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi Indonesia, karena menyediakan pangan, lapangan kerja, dan pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Namun, sektor pertanian juga rentan terhadap perubahan iklim, seperti peningkatan suhu, perubahan pola hujan, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan serangan hama dan penyakit.
Perubahan iklim dapat mengancam ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk menangani perubahan iklim melalui pengurangan polusi gas rumah kaca, penyesuaian diri terhadap akibat perubahan iklim, dan peningkatan daya tahan dan penguatan sektor pertanian.
Mengatasi perubahan iklim di sektor pertanian Indonesia memiliki beberapa tantangan dan solusi yang dapat diterapkan, yaitu
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.
Produktivitas dan kualitas hasil pertanian berisiko menurun akibat perubahan iklim, yang menyebabkan pendapatan dan ketersediaan pangan berkurang. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, antara lain dengan memperbaiki sistem irigasi, mengembangkan varietas tanaman yang adaptif terhadap stres iklim, mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida, dan mengimplementasikan teknologi dan inovasi pertanian yang ramah lingkungan.
- Meningkatkan diversifikasi dan integrasi pertanian.
Akibat perubahan iklim, petani menghadapi risiko dan ketidakpastian yang lebih tinggi, yang dapat merusak stabilitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan diversifikasi dan integrasi sektor pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan agroforestri, menanam berbagai jenis tanaman pangan dan non-pangan, mengintegrasikan usaha peternakan dan perikanan dengan pertanian, dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani tentang adaptasi dan pengelolaan risiko.
- Meningkatkan akses dan pemanfaatan sumber daya dan layanan pertanian.Â
Sumber daya dan layanan pertanian yang penting bagi petani, seperti tanah, air, benih, kredit, asuransi, pasar, dan informasi, terbatas akibat perubahan iklim. Untuk mengatasinya, diperlukan peningkatan akses dan pemanfaatan sumber daya dan layanan pertanian dengan cara melakukan perbaikan infrastruktur dan fasilitas pertanian, menguatkan kelompok tani dan koperasi, memberikan bantuan dan insentif kepada petani, dan mempererat kerjasama dan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Melalui berbagai strategi pertanian berkelanjutan yang telah disebutkan, sektor pertanian Indonesia memiliki potensi untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah tantangan perubahan iklim. Dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang tepat, sektor pertanian dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sumber :
Bappenas. "Agenda Tahun 2030 Untuk Pembagunan Berkelanjutan". SDG's Knowladge Hub. https://sdgs.bappenas.go.id/. Diakses pada 21 Januari 2024