Mohon tunggu...
Reipuri Alayubi
Reipuri Alayubi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Community Tolerance Indonesia

BERBUAT BAIKLAH WALAU HANYA SEBUAH KATA-KATA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Hidup Tidak Bahagia?

24 Agustus 2022   20:49 Diperbarui: 24 Agustus 2022   21:17 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa Hidup Tidak Bahagia?

Malam ini, setelah selesai membereskan semua agenda dan pekerjaan yang tertunda selama dua hari kebelakang, saya menyempatkan diri untuk mendengarkan ceramah Aa Gym di kanal Youtube Aa Gym official, selain mendengarkan ceramah atau nasihat-nasihat yang disampaikan dai-dai NU, terkadang, saya memang sering mendengarkan ceramah-ceramah dari dai-dai hijrah/lainnya juga. Aa Gym adalah salah satunya.

Aa Gym, merupakan sosok penceramah dari kalangan hijrah yang menurut saya memiliki pembawaan dan cara berkomunikasi yang bagus sekaligus efektif (interaktif). Oleh karena itu, saya pribadi pun suka. Lalu, ceramah-ceramahnya juga tidak basi, alias berkelanjutan dan ada bentuk out put yang konkret dan memberdayakan (jamaahnya). 

Makanya, selain suka, saya juga selalu mengusahakan diri untuk bisa meniru dan mempraktekkan cara dakwah yang dikembangkannya itu di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Kali ini, saya mendengarkan ceramah Aa Gym yang membahas tentang konsep kebahagiaan seorang manusia. Terlebih yang beragama Islam atau muslim. Tidak bisa di pungkiri, bahwa dalam hidup, manusia memang sering kali dihadapkan pada situasi atau keadaan yang beragam. Terkadang bahagia dan terkadang sebaliknya. Sedih, gelisah, tidak tenang dan seterusnya.

Nah, kenapa dalam hidup ada orang yang kadang tidak bisa bahagia? Itulah yang menjadi bahasan lebih lanjut atau inti dari ceramah Aa Gym yang saya dengarkan kali ini. Sesuai dengan konsep agama Islam, beliau menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan seorang manusia kadang tidak bisa bahagia dalam kehidupannya.

Pertama, terlalu cinta terhadap dunia dan seisinya, istilah Islaminya adalah hubuddunya. Entah bentuknya selalu mengejar-ngejar berbagai keindahan yang ada didalamnya, menyenangi popularitas, dan masih banyak lagi. Mengapa bisa hal ini bisa membuat hidup kita tidak bahagia? Karena, segala keindahan yang ada di dunia ini sifatnya sementara (fana), tidak kekal atau dapat bertahan selamanya.

Kalau kita terlalu cinta terhadap dunia, takutnya, ketika hal yang kita cintai itu suatu saat tidak ada, hilang, pudar atau sejenisnya, kita akan merasa sedih, gelisah, galau dan merana. Hingga akhirnya malah suudzon kepada Allah, menyalah-nyalahkan-Nya atas takdir yang menimpanya, dan lain-lain. Inilah yang barangkali menyebabkan terlalu cinta kepada dunia bisa membuat hidup kita tidak bahagia.

Kedua, selalu bersandar kepada makhluk, bukan kepada Allah. Apa alasannya? Sebab makhluk memang tidak bisa dijadikan sandaran, makhluk merupakan sesosok subjek yang tidak bisa kita andalkan, pegang komitmennya, janji-janjinya dan seterusnya.

Oleh karena itu, ketika kita selalu menyandarkan sesuatu hal/urusan kepada makhluk, potensi untuk selalu merasakan kekecewaan dan penyesalan adalah tinggi. Maka, lebih baik kita sandarkan berbagai urusan yang kita hadapi di dunia ini kepada Allah saja. 

Sebab, Allah merupakan Tuhan yang Maha Pengasih, Penyayang, dan Pemberi Harapan Pasti. Jadi, ketika kita selalu menyandarkan berbagai urusan kepada-Nya, insya Allah, kita pasti tidak akan pernah merasakan sesuatu yang dinamakan kecewa dan sejenisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun