Mohon tunggu...
Reindra Rahman
Reindra Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

IPB university 58

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemajuan Mendorong Kemunduran

30 Juli 2021   21:54 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teknologi merupakan sarana yang diperlukan bagi manusia saat ini.Teknologi sudah mulai muncul pada zaman batu dimana teknologi dijaman tersebut ialah perkakas sehari-hari.Di era sekarang teknologi bisa berupa apa saja,contoh kecilnya adalah barang yang sudah lazim dan mungkin wajib dimiliki manusia dizaman sekarang yaitu handphone.Handphone atau smartphone merupakan teknologi yang belum ada batasnya sampai detik ini.Manusia selalu berinovasi dan menciptakan sesuatu yang baru untuk kepentingan dimasa kini.Inovasi tersebut bukan hanya pada bagian luar handphone,melainkan dari dalam smartphone atau bisa disebut sistem.

Berbicara tentang sistem,manusia yang haus akan pengetahuan selalu membuat sistem yang terkadang tidak pernah terpikirkan oleh manusia dimasa kini.Inovasi atau ciptaan yang paling mencolok adalah aplikasi yang terdapat didalam smartphone.Pada zaman dahulu mungkin tidak pernah terbayangkan melihat orang menari atau joget didalam kaca (Smartphone).Sebut saja nama aplikasi tersebut adalah "TikTok".Tiktok merupakan aplikasi yang dimana kita dapat melihat orang menari atau joget melalui smartphone tanpa perlu melihat secara langsung.

Zhan Yiming merupakan otak dari aplikasi tersebut,tiktok mulai muncul kepermukaan smartphone pada bulan September 2016.Kehadirannya membuat heboh jagat maya,terkebih dikalangan anak-anak sampai remaja akhir.Ditiktok seseorang dapat meraih kepopuleran yang mungkin tidak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.Dengan kemudahan dalam pengoperasiannya,membuat tiktok menjadi aplikasi nomor satu pada tahun 2018.

Kesuksesan tiktok sebagai aplikasi penghibur nomor satu membuat warganet berlomba-lomba membuat konten yang menarik dan membuat dirinya viral diaplikasi tersebut.Bukan hanya ketenaran yang diraih oleh para "Content Creator",tetapi penghasilan yang luar biasa juga bisa didapatkan.Bahkan dilansir dari laman voi.id,remaja berusia 16tahun asal Amerika bernama Charlie D'Amelio menghasilkan antara 46.532 poundsterling (Rp929 juta) hingga  77.974 poundsterling (Rp1,5 miliar) untuk satu postingan.Di Indonesia sendiri content creator dapat menghasilkan uang dari tiktok dengan mengiklankan barang maupun jasa divideonya atau biasa disebut "Influencer".

Dibalik itu semua terdapat kontra yang muncul dari lubuk hati warganet.Pasalnya tiktok bisa diakses oleh siapa saja dan siapa saja bisa menyebarkan konten tanpa diketahui siapa pemilik video aslinya.Terkadang bermunculan video-video hoax diberanda tiktok,yang membuat para penonton terkecoh akan kebeneran isi video tersebut.Masalah hoax bukan satu-satunya masalah yang ada diaplikasi tiktok,masih banyak kontra mengenai aplikasi ini.

Masalah lain mengenai kontra yang ada ditiktok adalah "Cyberbullying".Dikutip dari laman Unicef.org ,cyberbullying adalah bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini paling sering terjadi di media sosial.Dilansir dari laman aminef.or.id, korban cyberbullying di Indonesia sendiri menyentuh  angka 22,4%,angka tersebut akan terus meningkat karena konsumsi internet pertahun selalu naik.Hal ini tidak bisa dibiarkan karena menyangkut mental seseorang.

Kembali ke pokok permasalahan dimana cyberbullying banyak ditemukan diaplikasi tiktok merupakan masalah yang tidak boleh dianggap ringan oleh pemerintah terutama "Komisi Perlindungan Anak Indonesia"(KPAI).Mengingat lemahnya aturan hukum mengenai cyberbullying.Rata-rata usia yang terkena cyberbullying ditiktok sendiri kisaran 12-17 tahun,diusia segitu banyak anak-anak hingga remaja yang senang mengekspresikan perasaan hatinya ke sosialmedia.Namun hal itu kerap menjadi bencana untuk dirinya,pasalnya tiktok menerapkan alogritma,dimana video yang diupload dapat ditonton oleh seluruh pengguna tiktok yang membuat video tersebut viral.

Kasus cyberbullying paling sering menyerang area fisik si contentcreator,pasalnya sebutan goodlooking mulai muncul saat tiktok viral,dimana orang-orang yang memiliki ketampanan atau kecantikan akan minim hujatan dibandingkan dengan orang yang tidak berparas tampan atau cantik.Hujatan yang datang tentu akan sangat berpengaruh terhadap mental si contentcreator.Dilihat dari tingginya kasus cyberbullying di Indonesia secara tidak langsung kita bisa menilai bahwa sikap atau sifat orang Indonesia disosial media sangat rendah terhadap rasa hormat satu sama lain.

Bijak dalam bersosial media serta pengawasan dari orang tua untuk anak dibawah umur merupakan peran penting dalam bermedia sosial.Rendahnya moral bangsa bisa dilihat hanya dari bijaknya bermedia sosial.Jangan hanya karena ketikan jari jemari warganet,citra Indonesia dinilai buruk oleh negara luar karena ketidakramahaan dalam bersosial media.Oleh karena itu peran gen Z sangat diperlukan saat ini dalam mengedukasi satu sama lain serta memberikan contoh yang baik terhadap anak dibawah usianya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun