Mohon tunggu...
Regina Yuniar
Regina Yuniar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Palangka Raya

Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat di Indonesia

27 Maret 2024   17:35 Diperbarui: 27 Maret 2024   17:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang terjadi ketika terdapat peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan. Di Indonesia, inflasi memiliki dampak yang signifikan terhadap daya beli masyarakat.

Dampak ini terasa dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari harga kebutuhan pokok hingga biaya pendidikan dan kesehatan. Ini bukan hanya tentang kenaikan harga sesekali atau pada beberapa produk, tetapi kenaikan harga yang terjadi secara luas dan terus-menerus. Inflasi diukur dengan indeks harga, seperti Indeks Harga Konsumen (IHK), yang melacak perubahan harga dari waktu ke waktu untuk keranjang barang dan jasa yang biasa dikonsumsi oleh rumah tangga.

Dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat sangat signifikan, karena inflasi mengurangi nilai uang yang mereka miliki. Sebagai hasilnya, jumlah barang atau jasa yang dapat dibeli dengan jumlah uang yang sama menjadi lebih sedikit. Dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat adalah salah satu konsekuensi paling langsung dan terasa dari fenomena ini.

Daya beli mengacu pada jumlah barang atau jasa yang dapat dibeli dengan unit mata uang tertentu. Ketika inflasi terjadi, nilai riil uang yang dipegang oleh masyarakat menurun karena uang tersebut tidak lagi dapat membeli sebanyak sebelumnya. Misalnya, jika inflasi tahunan adalah 5%, maka barang yang tahun lalu harganya Rp100.000, tahun ini bisa jadi harganya menjadi Rp105.000. Jika pendapatan masyarakat tidak meningkat setidaknya sebesar tingkat inflasi, mereka akan merasakan penurunan daya beli.

Ketika inflasi meningkat, harga barang dan jasa juga ikut naik. Hal ini berarti bahwa untuk setiap unit mata uang, misalnya rupiah, masyarakat dapat membeli lebih sedikit dari barang atau jasa tersebut. Dengan kata lain, daya beli masyarakat menurun. Ini adalah salah satu alasan mengapa inflasi sering dianggap sebagai 'pajak tersembunyi' karena efeknya yang langsung mengurangi kemampuan finansial masyarakat.

Daya beli yang menurun ini memiliki beberapa konsekuensi. Pertama, masyarakat mungkin harus mengurangi konsumsi mereka karena harga barang yang lebih tinggi. Ini bisa berarti membeli barang dengan kualitas lebih rendah atau mencari alternatif yang lebih murah. Kedua, inflasi dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi. Ketika harga barang dan jasa tidak stabil, sulit bagi masyarakat untuk merencanakan keuangan mereka, yang dapat menghambat pengeluaran dan investasi.

Selain itu, inflasi yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan hiperinflasi, di mana nilai mata uang menjadi sangat rendah sehingga hampir tidak berguna. Ini adalah situasi yang sangat merugikan karena dapat menghancurkan tabungan dan investasi masyarakat, serta menyebabkan kekacauan ekonomi.

Namun, inflasi yang rendah dan stabil sebenarnya dapat memiliki efek positif. Ini dapat mendorong konsumsi dan investasi karena masyarakat tidak khawatir nilai uang mereka akan tergerus dengan cepat. Inflasi yang terkontrol juga dapat membantu menghindari deflasi, yaitu penurunan harga barang dan jasa, yang dapat menyebabkan penurunan produksi dan peningkatan pengangguran.

Untuk mengelola inflasi, bank sentral dan pemerintah menggunakan berbagai alat kebijakan moneter dan fiskal. Bank sentral, seperti Bank Indonesia, mungkin menaikkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi. Di sisi lain, jika inflasi terlalu rendah atau ada deflasi, bank sentral mungkin menurunkan suku bunga untuk mendorong pengeluaran dan investasi. Bank Indonesia memiliki target inflasi yang dijaga agar tetap dalam kisaran yang dianggap kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Upaya ini penting untuk memastikan bahwa daya beli masyarakat tidak terkikis oleh inflasi yang tidak terkendali.

Secara keseluruhan, inflasi memiliki dampak yang kompleks terhadap daya beli masyarakat. Pengelolaan inflasi yang bijaksana adalah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi daya beli masyarakat. Meskipun inflasi yang rendah dan stabil dapat bermanfaat, inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat memiliki konsekuensi negatif yang serius. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk mengelola inflasi dengan hati-hati untuk melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun