Mohon tunggu...
Regina Amelia
Regina Amelia Mohon Tunggu... Program Studi s1 Geografi, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Geografi, Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sungai Pangeran Sebagai Kawasan Lahan Basah Di Banjarmasin Utara

16 Oktober 2025   19:58 Diperbarui: 16 Oktober 2025   19:58 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata kuliah:  Pengantar Lahan Basah

Dosen : Dr. Rosalina Kumalawati, S. Si,m. Si.

Kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu Sungai, di mana sebagian besar wilayahnya berupa lahan basah yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kawasan yang masih mencerminkan karakteristik lahan basah tersebut adalah Kelurahan Sungai Pangeran di Banjarmasin Utara. BKKBN mengatakan Wilayah ini berada di dataran kawasan dataran rendah dan dekat dengan sungai, serta berada 0,16 m dibawah permukaan laut dan memiliki panjang 1775,51 m dengan lebar 65 m yang berdekatan dengan beberapa aliran sungai kecil, termasuk Sungai Pangeran yang mengalir menuju Sungai Barito.  Sungai ini tidak hanya menjadi jalur sungai biasa, tetapi juga mendukung aktivitas masyarakat seperti transportasi, pemenuhan kebutuhan air, serta usaha kecil di tepi sungai.

Secara ekologis, lahan basah memiliki fungsi penting sebagai penyimpan air, penyaring alami, dan habitat bagi berbagai spesies. Lahan rawa atau rawa adalah lahan darat yang tergenang secara periodik atau menerus secara alami dalam waktu lama karena drainase yang terhambat. Kondisi seperti ini di dukung denan pernyataan beberapa warga dimana sempat terjadi air meluap karena pasang surut air laut yang membuat genangan bisa sampai masuk rumah disekitaran di kawasan Sungai Pangeran.

Dalam Studi lapangan dan wawancara terlihat bahwa perkembangan permukiman dan aktivitas mulai menekan kondisi lingkungan sungai. Menuru berita AntaraNews Kalsel pada tahun 2015 Pemerintah Kota Banjarmasin juga telah berupaya menanganinya Beberapa saluran air mengalami pendangkalan dan penyempitan melalui program normalisasi sungai, termasuk pengerukan pada Sungai Pangeran. Meski demikian, menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan masih menjadi tantangan utama di kawasan lahan basah ini.

Kawasan Sungai Pangeran merupakan salah satu permukiman yang berada di lingkungan lahan basah dan secara alami penduduk sekitar sungai selalu berhubungan erat dengan sungai. Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat masih sangat bergantung pada keberadaan sungai untuk aktivitas sehari-hari.

Sebagian warga menyampaikan bahwa air sungai masih sering dimanfaatkan ketika air ledeng mati, misalnya untuk mencuci dan membersihkan rumah. Hal ini menunjukkan bahwa sungai tetap memiliki peran penting sebagai sumber air alternatif. Namun, masyarakat juga mengungkapkan adanya permasalahan sampah yang cukup serius. Beberapa warga juga mengatakan bahwa masih banyak warga yang lain membuang sampah langsung ke sungai karena kurangnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan. Meskipun ada sebagian masyarakat yang berinisiatif membersihkan sungai, kebiasaan tersebut masih sulit dihilangkan. Diperlukan pengelolaan dan pembersihan rutin agar kondisi sungai tetap terjaga dan tidak menjadi sumber penyakit.

Air sungai masih dimanfaatkan untuk mandi, mencuci, serta sebagai sarana transportasi menggunakan kelotok. Namun, mereka juga mengakui bahwa pasang surut air sungai sering menimbulkan genangan bahkan banjir di sekitar rumah, terutama pada musim hujan. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk terus beradaptasi terhadap di kawasan sungai tersebut.

Dari hasil wawancara lainnya, diketahui bahwa pemanfaatan sungai kini sudah mulai berkurang karena sebagian besar warga telah beralih menggunakan fasilitas air bersih dari PDAM. Meski demikian, sungai tetap memiliki nilai sosial dan emosional bagi warga. Tinggal di tepi sungai memberikan rasa nyaman dan kebersamaan karena sudah menjadi bagian dari budaya turun-temurun. Selain itu, ada ketersngsn ysng mengstsksn kebersihan lingkungan sungai kini mulai di lihat karena adanya petugas kebersihan dan bantuan pemerintah yang menyediakan fasilitas WC darat, menggantikan jamban apung yang dulu umum digunakan.

Selain fungsi sosial dan ekonomi, Sungai Pangeran juga merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan air walau tidak sebanyak lahan basah yang lain, seperti ikan lundu, ikan seluang, udang sungai, serta tumbuhan air seperti eceng gondok dan ilung-ilung yang tumbuh subur di permukaan air. Kehadiran biota-biota tersebut menunjukkan walau sungai terlihat dangkal namun masih ada beberapa hewan dan tanaman, meskipun mulai tertekan oleh aktivitas manusia dan perubahan lingkungan.

Namun, tidak hanya persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat di sekitar sungai. Berdasarkan keterangan warga, di daerah sekitar sungai juga sering terjadi pencurian yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Para pelaku biasanya menggunakan kelotok untuk bergerak cepat di perairan sungai, mendekati rumah-rumah warga, lalu mencungkil papan di bagian depan rumah hingga berhasil membuka pintu menggunakan linggis. bahwa hal tersebut menjadi salah satu bahaya tinggal di bantaran sungai, di mana jalur air sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melarikan diri dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun