Mohon tunggu...
Regina Palupi
Regina Palupi Mohon Tunggu... -

Rahasia aja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri Dalang Gerakan 30 September 1965

30 September 2015   11:54 Diperbarui: 30 September 2015   11:54 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sehubungan dengan banyaknya tulisan artikel tentang Gerakan 30 September 1965 di media sosial. Saya sebagai orang awam ingin sedikit menanggapi dari informasi yang saya tahu. Dalam artikel itu banyak yang terlihat seperti bingung dan tidak yakin bahwa PKI dalang Gerakan 30 September 1965. Bahkan memberi beberapa pendapat berdasarkan buku yang ditulis pengamat asing. CIA sudah merilis dokumen operasi CIA tahun 1965-1975 dan hanya ada operasi besar CIA di Kuba, Nikaragua dan Vietnam. Tidak ada operasi besar CIA di Indonesia tahun 1965-1967 saat itu CIA hanya memberi bantuan uang dan obat. Kedubes AS berniat mengurangi jumlah pegawai di Indonesia karena takut terhadap PKI. Ada pengumuman Letkol Untung di RRI tentang pembubaran Kabinet, membentuk Dewan Revolusi Daerah dan penurunan pangkat Jenderal TNI. Tidak mungkin TNI menurunkan pangkatnya sendiri dan menculik jenderalnya. Saat itu Soeharto perwira militer tempur taktis yang tak bisa bahasa asing tidak mungkin merancang operasi militer. Perancang strategis TNI ada di Staf Umum Angkatan Darat yang diculik yaitu Ahmad Yani, R.Soeprapto, DI Panjaitan, Sutoyo Siswomihardjo, S. Parman, MT. Haryono.

Ahli yang menulis PKI terlibat aksi 30 September 1965 : Arnold Brackman, Antonie Dake, Harold Crouch, Guy Pauker, Herbert Feith, Justus Van Kroef, Victor M. Fic, John Hughes, Lambert Giebels, John O.Scott, Coen Holtzappel, Peter Edman, Julius Pour, Salim Said, Taufik Abdullah. Tanggal 27 September 1965 ajudan Soekarno selama 10 tahun RH. Sugandhi diberitahu DN. Aidit dan Sudisman di Istana Negara kalau PKI akan menculik Dewan Jenderal. Sugandhi melaporkan itu ke Mabes TNI AD dan Ahmad Yani. Yang direspon dengan menambah penjagaan POMAD (PM Angkatan Darat) di rumah Ahmad Yani. Mayjen Siswondo Parman selaku perwira intelijen pernah menemukan rencana PKI akan menculik Jenderal tanggal 20 September 1965. Mayjen DI.Panjaitan juga membongkar penyelundupan senjata ilegal China untuk PKI di gedung Conefo. PKI mengusulkan buruh dan petani dipersenjatai dan ada tawaran senjata Chung China. Polisi Sukitman penemu Lubang Buaya melihat para jenderal disiksa dibunuh oleh massa PKI Pemuda Rakyat dan Gerwani. Sukitman pura pura meninggal dan melarikan diri. Awal tahun 1965 DN Aidit mengutus politibiro PKI bentuk dewan revolusi di daerah dan menyerukan kader menyerang tokoh desa. 27 September 1965 kader PKI menyerbu kantor Gubernur Jatim. Pemuda Rakyat di Lubang Buaya menyerang RPKAD. 2 Oktober 1965 DN Aidit terbang ke Yogyakarta dari Halim setelah melihat kudeta gagal. Menurut Sudisman 12 Oktober 1965 DN. Aidit rapat gerilya PKI.

Profesor Sam Abede Pareno bersaksi 1 Oktober 1965 kader PKI Surabaya berpawai mendukung Dewan Revolusi. KAPPI-Ansor mendapat perlawanan menyerbu kantor CDB PKI Surabaya. Rakyat menyita berkarung karung senjata dan uang di SOBSI PKI. Rakyat menemukan berkarung senjata dan mayat Danramil yang dibacok di gua Blitar PKI. Menurut budayawan Taufik Ismail media PKI Bintang Timur awal 1965 menulis puisi pembantaian. Tahun 1963-1965 PKI juga menyerang di Cemetuk, Delanggu, Jengkol, Kanigoro, Bandar Betsy dan Indramayu. Tanggal 2 Oktober 1965 harian PKI Suara Rakjat memuji gerakan Letkol Untung dan ada gambar Jenderal dipukul dimasukkan sumur. Tokoh Soekarnois Roeslan Abdulgani, Ali Sadikin, Martono dan Ibrahim Adjie menyebut PKI dalang 30 September 1965 sejak awal. Konflik tahun 1965-1967 di desa Jateng, Jatim, Sumut dan Bali yang total penduduknya dibawah 1 Juta orang. Jumlah penduduk Indonesia 105 Juta orang tahun 1965 menjadi 120 Juta orang tahun 1971 naik 3% setahun tertinggi di dunia. Belum pernah ditemukan kuburan massal orang PKI. Menurut data Teperpu : PKI : A. 426 orang (tokoh utama divonis berat), B. 34.587 orang (kader dan dipenjara), C. 1,3 Juta orang (anggota biasa dan dibiarkan). Hasil pemilu 1955 menunjukkan PKI memperoleh 6 Juta suara dimana 4,5 Juta suara atau 75% suara dari Jateng dan Jatim. Artinya PKI tidak populer di Jabar, Sumatera, Kalimantan dan Indonesia Timur dimana PKI di tempat itu hanya mendulang dibawah 10% suara. Total PKI mendapat 25% suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih kalah dari PNI (Jateng) dan NU (Jatim).

Akhirnya PKI berhasil ditumpas dan tokoh PKI diadili di Mahmilub terbuka mengakui PKI dalangnya seperti Syam Kamaruzaman, Sudisman, Supono, Brigjen Soeparjo dll. Rakyat marah karena saat itu 95% rakyat Indonesia miskin, inflasi 650% dan sembako mahal. Buku NU Abdul Munim Benturan NU-PKI tahun 1948-1965 PKI sudah membunuh umat Islam. Tahun 1948 DN Aidit terlibat PKI Madiun membunuh 220 orang pejabat (bupati, kapolres, hakim), ulama dan umat Islam dikubur di 7 sumur Magetan. Tahun 1960-1965 PKI membunuh orang Islam dan menjarah tanahnya di desa. Korban PKI Madiun diantaranya : Bupati Magetan Soebianto, Kapolres R Doerjat, Jaksa R. Moerti, Hakim Ngabehi Soedibyo, Kapten Sumarno, KH. Soelaiman Zuhdi (ponpes At Thohirin), KH. Imam Shofwan, Ustadz Zoebair, Ustad Bawani, Ustad Hadi Addaba, KH. Imam Mursjid (ponpes Takeran), Ustad Imam Faham, Kiai Noeroen. Korban di Magetan : 62 orang di Muncar, 130 orang di sumur Soco, 10 orang di Bangsri, 17 orang di sumur Kresek. Tahun 1965 PKI meracun 65 orang Banser di Cemetuk Banyuwangi hingga tewas. Bung Hatta dalam bukunya menulis sudah tahu PKI akan memberontak dan PKI menggunakan agitasi teror mental untuk mendapatkan pengikut. Julius Pour dalam bukunya menyoroti peran Jusuf Muda Dalam yang menjadi Gubernur Bank Indonesia karena permintaan China. Diduga Jusuf Muda Dalam mengalirkan dana dari China dan Rusia untuk membangun PKI. Sehingga kantor PKI termegah di Indonesia dan pejabat PKI mendapat rumah mewah berikut mobil mahal Fiat 1300 atau Mercedes W110. Menurut buku Black Book Of Communism para ahli dunia menghitung ada 150 Juta orang meninggal dibunuh oleh komunis di seluruh dunia. Terutama di China, Uni Soviet, Myanmar, Kamboja, Korut dan Ukraina.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun