Mohon tunggu...
Pendidikan

Apakah Ada Jurnalisme Masa Depan?

24 September 2018   20:48 Diperbarui: 25 September 2018   01:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin berkembangnya zaman, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang ada pada kehidupan manusia. Adanya perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap jurnalisme.

Jurnalisme saat ini mulai berkembang, sehingga mulai muncul perbedaan antara jurnalisme masa lampau, jurnalisme sekarang, dan jurnalisme masa depan. Jurnalisme masa lampu menganut The Hypodermic Needle Theory, dimana audience secara pasif menerima informasi apapun yang diberikan oleh media. Gaya reporter pada jurnalisme masa lampau lebih ke yellow journalism dan investigative journalism.

Jurnalisme masa kini lebih memiliki komunikasi dua arah, sehingga antara media dengan pembaca bisa saling berkomunikasi. Sehingga pada jurnalisme masa kini khalayak mendapatkan hak suara mereka di semua media. Jurnalisme masa kini pun mulai memanfaatkan internet dalam penyebaran beritanya. Gaya reporter pada jurnalisme masa kini ada empat, yaitu: opinion journalism, colaborative journalism, syndicated journalism, dan lapdog journalism.

Sedangkan yang akan lebih kita bahas di penulisan ini adalah Jurnalisme Masa Depan.

Jurnalisme masa depan dapat disebut sebagai jurnalisme online. Adanya jurnalisme online ini menimbulkan perbedaan dengan jurnalisme konvensional diantaranya:

  • Unlimited Space: berita lebih lengkap karena tidak terpaku pada batas ruang/halaman yang ada.
  • Audience Control: audiens lebih dibebaskan untuk memilih berita/informasi yang diinginkan.
  • Nonlienarity: berita yang ditampilkan berdiri sendiri sehingga audiens bisa membaca secara acak
  • Storage and Retrieval: berita cenderung terarsipkan sehingga bisa dibaca kembali kapanpun dan dimanapun.
  • Immediacy: informasi yang disampaikan cenderung cepat dan langsung.
  • Multimedia Capability: tampilan berita dapat berupa teks, suara, gambar, video, dll sekaligus.
  • Interactivity: terdapat kolom komentar dan social media sharing yang memungkinkan adanya komunikasi antara media dan audiens.

Cara jurnalisme masa depan dalam melaporkan berita terbagi menjadi dua jenis: Currative Journalism yaitu menggabungkan semua informasi sehingga audiens mendapatkan informasi yang lebih spesifik. Maka curative journalism merupakan tugas dari editor karena ialah yang mengatur informasi untuk pembaca. Sedangkan hyperlocalisation merupakan berita yang berasal dari suatu komunitas tertentu dan dibuat untuk memenuhi informasi dari komunitas yang bersangkutan. Medium yang digunakan untuk penyebaran berita/informasinya dapat melalui blog ataupun website.

Romli, A. S. M. (2012). Jurnalistik online: panduan praktis mengelola media online. Bandung: Nuansa Cendekia

 Tan, Rachel., Kook, Daphne., and Shah Salimat. (2017). Future of Journalism. Diakses melalui: https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/the-future-of-journalism-2017.ppt

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun