Mohon tunggu...
Regina and Literacy
Regina and Literacy Mohon Tunggu... Lainnya - Gerakan Literasi Sekolah

Perkenalkan, kami dari SMA Regina Caeli. Kami menggunakan wadah Kompasiana untuk menjadi platform kami dalam berliterasi, salah satunya dengan menulis. Tulisan-tulisan di website ini adalah karya peserta didik di SMA Regina Caeli dan telah terlebih dahulu dibaca dan di-edit oleh koordinator gerakan literasi SMA, yaitu Jenny Erfina Saragih. Terima kasih, sudah bersedia membaca dan berkomentar. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Teori Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

24 Oktober 2022   14:26 Diperbarui: 24 Oktober 2022   14:54 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah menjadi hal mendasar, keberadaan kehidupan dalam suatu ruang akan selalu diikuti oleh teori yang terus bermunculan untuk menjelaskan latar belakang atau tujuan keberadaanya. Begitu pun dengan keberadaan nenek moyang Indonesia yang asal usulnya telah membuat penasaran para ilmuwan sebelumnya. Terdapat empat teori asal-usul nenek moyang Indonesia yang menjadi sorotan saat ini, diantaranya adalah teori Out of Africa, Out of Taiwan, Out of Yunnan, dan teori Out of Nusantara. Setiap teori memiliki kelemahan dan kelebihan dalam menjelaskan dan membuktikan darimana nenek moyang Indonesia berasal. 

      Tentu saja untuk mengetahui asal-usul nenek moyang bukanlah hal yang mudah. Nenek moyang Indonesia telah ada sejak ribuan tahun lalu tersebut, jelas membutuhkan bukti yang tidak mudah untuk diakses untuk dijadikan landasan dalam membuat teori. Dari empat teori yang sudah ada, semuanya memiliki bukti dan penjelasan yang dapat diterima oleh perspektif masing-masing. Walaupun terdapat poin pro dan kontra. Berikut adalah hasil analisis pribadi saya.

      Saya memilih untuk pro dengan teori Out of Taiwan. Mengapa? Karena ada beberapa pendekatan yang terhubung dengan teori Out of Taiwan, diantaranya ada pendekatan kebahasaan yang mencatat bahwa  keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Indonesia diketahui berasal dari rumpun Austronesia. Akar dari rumpun Austronesia sendiri pada awalnya adalah berasal dari Kepulauan Formosa (Taiwan) yang sudah berkembang sejak enam ribu tahun yang lalu. Karena hal inilah, nenek moyang bangsa Indonesia pun kemungkinan besar berasal dari asal-usul yang sama dengan bahasanya yang sama. 

      Selain pendekatan kebahasaan, terdapat pendekatan genetika juga. Analisis pendekatan genetika memberi saya informasi bahwa, dari hasil penelitian tahun 2018 terhadap 3.700 orang Indonesia dari 35 etnis berbeda, terungkap bahwa orang-orang Indonesia memang memiliki kecocokan genetika dengan bangsa Austronesia. Teori "Out of Taiwan" ini menjelaskan migrasi leluhur dari Taiwan sampai terlebih dahulu di Filipina bagian Utara pada tahun 4500 hingga 3000 SM. Migrasi tersebut terjadi diduga bertujuan untuk memisahkan diri, mencari wilayah baru di Selatan. 

      Selanjutnya, sekitar tahun 3500 hingga 2000 SM, manusia purba yang mendiami Filipina melakukan migrasi lagi dengan daerah tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Kemudian terus menyebar ke Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, Papua bagian Barat, Oseania, hingga mencapai Melanesia di Pasifik. Pernyataan ini sesuai dengan penjelasan Harry Truman, seorang arkeolog bidang prasejarah yang telah berkontribusi selama puluhan tahun dalam melakukan penelitian arkeologis manusia purba.

      Bukti-bukti lainnya adalah dari aspek kebudayaan, di mana para penutur bahasa Austronesia merupakan bangsa pelaut yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di lautan dan bermigrasi dari satu pulau ke pulau lainnya melalui lautan. Selain budaya maritim, terdapat juga budaya bercocok tanam (padi, jewawut, tebu, ubi, dan keladi raksasa), domestikasi ternak (babi, anjing, dan ayam), teknologi perkapalan, pembuatan gerabah, perhiasan dari kerang, tenun, kebiasaan makan sirih. Dan hal lain yang memperkuat teori ini adalah bukti sejarah yang tertulis bahwa, penanda identitas penutur bahasa Austronesia yang paling terlihat di Indonesia adalah pemujaan terhadap leluhur. Para penutur bahasa Austronesia juga memiliki budaya bercerita melalui lukisan dinding gua. Lukisan dinding gua merupakan salah satu ciri khas penutur bahasa Austronesia dalam mengekspresikan keseharian mereka.  

      Sedangkan untuk ketiga teori lainnya ada kekurangan yang membuat saya merasa kontra. Pertama ada teori Out of Yunan, yang disebabkan hanya berdasar pada bukti-bukti kesamaan secara fisik, temuan benda-benda bersejarah yang mirip, serta kebudayaan megalitikum saja. Kedua, teori Out of Africa, yang mencatat bahwa fosil manusia purba yang ada di Indonesia terutama yang ditemukan di pulau Jawa tidak memiliki DNA langsung dengan manusia purba yang berasal dari Afrika. Ketiga, teori Out of Nusantara, yang mencatat asal usul manusia tidak berasal dari luar tetapi mereka sudah lahir, hidup, dan berkembang di wilayah nusantara sendiri. Namun, dikatakan bahwa banyak penemuan yang tidak sesuai dengan bukti tersebut.

      Selanjutnya saya juga berhipotesis bahwa ada kemungkinan juga nenek moyang bangsa Indonesia berbeda-beda setiap daerahnya. Komentar salah satu pengguna YouTube dengan user "Shope Pools", mengatakan bahwa setiap pulau akan diisi manusia-manusia yang berasal dari daratan luas. Indonesia memiliki nenek moyang yang berbeda setiap pulau karena setiap pulau memiliki ciri fisik dan gen masing masing. Saat membaca komentar tersebut saya merasa hal itu ada poin benarnya. Dapat dikatakan saya pro dengan teori Shope Pools, tetapi jika dipikirkan lagi, bisa saja sebelumnya Indonesia memiliki satu nenek moyang paling awal dan utama, sedangkan adanya nenek moyang yang berbeda pada setiap pulau dikarenakan sudah ada perkawinan antar nenek moyang paling utama dengan bangsa lainnya. Kemudian, keturunan dari perkawinan itu menyebar dan menetap pada pulau yang berbeda-beda dan sehingga terciptalah gen dan spesies yang khusus pada suatu pulau tertentu. 

      Untuk mengetahui fakta-fakta yang berasal dari ribuan tahun seperti ini, sekali lagi bukanlah hal yang mudah untuk ditelaah. Memang dapat diambil kesimpulan dari DNA, budaya, bahasa, gen, dan sebagainya. Tetapi bukankah itu semua sudah bercampur saat semuanya terjadi pada ribuan tahun lalu? Sehingga menjadi tantangan untuk memiliki bukti yang paling akurat. Kejadian ribuan tahun ini memang terkesan sangat sulit untuk ditelaah, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk menemukan kebenarannya. Buktinya saja sudah ada empat teori yang didukung oleh para ahli. Mari kita nantikan teori-teori lainnya di masa depan dengan data-data yang terbaru dengan teknologi yang lebih memadai lagi. 

Ditulis oleh Silvia (Kelas X Galileo Galilei SMA Regina Caeli)
Diedit oleh Jenny Erfina Saragih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun