Mohon tunggu...
Reggievia Santoso
Reggievia Santoso Mohon Tunggu... -

Legal, soon to be a graduated kid. "No one look me down cause I'm young."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi "Single" Dalam Menjalani LDR

15 Februari 2013   09:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali mendengar istilah LDR (Long Distance Relationship) pas jomblo, istilah ini terdengar menyedihkan. Pacaran tanpa temu muka, dipisahkan dengan jarak yang cukup jauh, langitnya juga berbeda (saat kita melihat matahari terbit, dia melihat bulan purnama *ala novel*). Melihat tweet teman yang galau gak keruan, lama-lama merasa LDR itu patut dihindari. Tapi kalau keadaan memang mengharuskan kita menjalani LDR, apakah kita siap? Siap mental kalau harus terima kenyataan nggak bisa melihat pacar sedang apa di sana, siap dompet karena bakal cukup terkuras untuk biaya komunikasi, dsb.

Di sini saya mau bagi pengalaman pribadi tentang perjalanan LDR selama hampir setahun, dan juga ingin memutarbalikkan semua fakta yang nggak enak di atas. LDR bakal menjadi menyenangkan kalau menerapkan tiga hal sederhana di bawah ini:

Pertama, saling percaya.

Ini memang cara klise, tapi saya mau bilang justru ini yang paling sering dilupakan pasangan LDR. Bilangnya percaya, tapi banyak sekali kekuatiran terhadap pasangan sehingga akhirnya kepercayaan tersebut nguap begitu aja. Yang penting adalah hormatin kepercayaan pasangan. Kalau memang udah janji untuk saling percaya, mau ada kekuatiran apapun sebisa mungkin dihilangkan aja, karena itu hanya akan mengganggu pertumbuhan pacaran.

Kedua, berperilaku seperti layaknya seorang "single".

Saya bukan menyuruh untuk break dengan pasangan lalu menjadi single. Single di sini bukan bearti jomblo, single di sini artinya adalah menjadi utuh. Utuh sama dengan mapan. Saat menjalani LDR, saya dan pasangan tetap menjalani aktifitas sehari-hari secara produktif. Pasangan sibuk mencari nafkah, saya sibuk mengejar gelar dan ijasah kuliah. Karena sama-sama sibuk, otomatis nggak ada waktu buat meng-'galau'-kan yang tidak-tidak. Kalau buat kangen-kangean tetap adalah. Sebagai perempuan, jujur kadang saya juga ada rasa takut menjalani LDR, khawatir akan ini itu, apalagi kalau sedang PMS, menjadi-jadi deh. Prinsip kami, lakukanlah apa yang memang ingin dilakukan. Pasangan mau melakukan hobi, silakan. Saya masih senang menulis, saya juga akan tetap menulis. Nggak ada kata "larangan" untuk menjalani hal-hal yang kita sukai. Bagian yang paling kami suka adalah, ketika bertemu kembali dalam keadaan sama-sama mapan, sama-sama utuh (saya suka kata ini), itu akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Teman baik saya pernah bilang, "Kapan lagi lu berdua bisa jadi single selagi pacaran? Karena itulah artikel ini saya beri judul seperti di atas.

Terakhir, dari semuanya yang paling penting adalah tetap jaga komunikasi.

Saya dan pasangan memilih untuk berkomunikasi menggunakan via telepon. Kalau dilihat dari peta dunia, jarak kami memang tidak begitu jauh, walaupun memang sudah beda negara, beda bahasa, beda musim. Jadi pulsa yang digunakan cukup mahal. So, mengapa telepon? Kan sudah tau mahal? Emm... mungkin lebih puas aja kali yah ngobrolnya, lebih puol. Walaupun kami juga ada berkomunikasi via BBM (Blackberry Messenger), tapi terkadang yang ingin kita sampaikan tidak cukup dengan kata-kata, harus "mengeluarkan suara" juga. Lagian, jaman sekarang banyak sekali operator telepon yang menawarkan promosi telepon interlokal dengan biaya yang cukup memuaskan, kami memanfaatkan ini. Komunikasi dengan pasangan tentu harus sesering mungkin. Sering bukan bearti tiap menit harus tanya kabar, at least jangan sampai di antara kita dengan pasangan sama sekali nggak tau keadaan. Misalnya, pasangan lagi kerja di luar kota dan kita malah mengetahui hal itu dari temannya atau status BBM si doi, bukan dari dirinya langsung. Hal seperti ini yang memicu pertengkaran yang tidak berguna. Jadi, tetap jaga komunikasi.

Ini LDR versi saya dan pasangan, kalau bisa diterapkan yah syukurlah, kalau tidak, mungkin memang ada cara lain yang bisa dilakukan. Semoga ini bermanfaat dan selamat menjadi "single" di saat menjalani LDR!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun