Mohon tunggu...
REGAS FEBRIA YUSPITA
REGAS FEBRIA YUSPITA Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya adalah seorang pembelajar, mahasiswa S2 Ilmu Administrasi Unsoed, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mirisnya Pelecahan Seks Terhadap Anak

19 April 2014   01:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak adalah korban yang benar-benar tidak berdaya, lemah, tidak memiliki daya upaya untuk melawan, mereka hanya bisa menuruti apa yang dimau orang dewasa tanpa dipikir panjang. Kepolosan merekalah yang membuat mereka seperti ini, mereka menganggap semua orang itu baik, terlebih guru atau staf pendidik di sekolah mereka, yang sudah mereka anggap sebagai orang tua kedua bagi mereka.

Namun, sayang kepolosan mereka sering dimanfaatkan oleh orang dewasa, terlebih berkaca pada kasus pelecehan seksual di TK bertaraf internasional. Sebenarnya ini bukan masalah TK internasionalnya, ini adalah masalah akhlak pelakunya. Kebetulan saya ini terjadi di sekolah bertaraf internasional yang katanya belum terdaftar. Terbuka lagi borok pendidikan di Indonesia. Tetapi kali ini saya tidak akan membahas borok kenapa kok bisa belum terdaftar sudah mendirikan bangunan sekolah?!

Kali ini saya akan membahas mengenai tentang akhlak pelaku. Tidak hanya sekali dua kali kasus pelecehan seksual kepada anak terjadi, bahkan sering kali dan selalu, bahkan menurut data ada sekitar 3000 pelecehan seksual terjadi pada anak di tahun 2013. Jumlah yang sangat miris sekali, anak menjadi ajak mainan seks orang dewasa.

kenapa ini terjadi? apakah orang dewasa sudah tidak puas dengan pasangannya, sehingga coba2 kepada anak? atau karena mereka belum memiliki pasangan lalu melampiaskannya kepada anak-anak? ataukah memang banyak pelaku yang mengidap penyakit aneh. Sungguh miris, ini menunjukkan ketidaknormalan akhlak manusia di Indonesia, anak yang tidak tahu apa-apa tentang seks, anak yang masih bau kencur, tiba2 harus dihadapkan dengan kisah hidup yang kelam.

Bagaimanakah kelanjutan hidup mereka setelah ini? bisa dibayangkan banyak orang tua, anak mereka akan mengalami traumatik mendalam atau bahkan tidak memiliki masa depan dlm mencari pasangan. Sebenarnya apa sich yang salah dengan Indonesia? Apakah masyarakat indonesia penggila seks (hiperseks, sehingga mereka melakukan hubungan seks dengan siapa saja sekalipun itu anak-anak. Terlebih lagi sungguh sangat miris saya, ketika seorang ayah tega melakukan hubungan intim dengan anak kandung mereka sendiri, apa yang mereka pikirkan saat melakukannya kepada anaknya? apakah hanya kepuasan atau nafsu yang mereka pikirkan? sehingga mereka melupakan bahwa itu anak mereka, itu anak kecil, itu istri orang lain, itu melanggar norma sosial, norma agama atau hukum?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun