Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tiga Periode, Ujian Integritas Jokowi

19 Maret 2021   22:31 Diperbarui: 19 Maret 2021   23:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Presiden Joko Widodo (Instagram Joko Widodo/ @jokowi)

              Semakin hari drama politik di tanah air semakin menarik. Setiap hari kita selalu disuguhkan dengan adegan -- adegan yang mengejutkan yang membuat kita berpikir ekstra keras tentang bagaimana ending dari drama ini. 

Tokoh utamanya masih tetap sama yakni Joko Widodo (Jokowi), sekalipun saat ini sorotan publik lebih tertuju pada Moeldoko, SBY dan AHY tetapi mereka hanya sebagai pemeran pembantu yang kebetulan kebagian peran untuk meramaikan konstelasi politik hari -- hari ini.

 Mengapa demikian? Sejak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia, beliau menjadi pusat perhatian. Gayanya dalam memimpin negara ini memang berbeda dari pemimpin -- pemimpin sebelumnya. Ia sangat low profile dan dekat dengan rakyatnya. Tak seperti pemimpin kebanyakan yang menjaga jarak, ia justru hadir di tengah -- tengah rakyat untuk melihat dan mendengarkan secara langsung persoalan mereka.

Jokowi juga dikenal sangat berintegritas. Ia setia pada ucapannya. Apa pun yang ia katakan atau janjikan, ia pasti akan berusaha dengan segala cara untuk merealisasikan janji -- janji itu. Hal ini ia buktikan dengan kerja -- kerja nyata yang ia lakukan mulai dari membangun infrastruktur, memberikan bantuan sosial sampai membagikan sertifikat tanah secara gratis kepada masyarakat.

Gaya Jokowi yang anti-mainstream ini menjadi magnet tersendiri yang menarik simpati rakyat padanya. Tak butuh banyak waktu ia akhirnya menjadi kecintaan rakyat dan dielu -- elukan sebagai sosok yang diramalkan oleh Jaya Baya untuk mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia.

Namun menjadi kecintaan rakyat bukan berarti Jokowi bebas tantangan. Ia malah dihujani banyak kritikan dari berbagai pihak dan banyak pula kebijakan yang ia buat dinilai tidak pro rakyat. Ia pun tak lepas dari fitnah, tuduhan -- tuduhan tidak mendasar, upaya makar, dan nyinyiran penuh kebencian. 

Salah satu fitnah yang paling terkenal yakni Jokowi PKI. Terhadap fitnah ini Jokowi dengan santai menjawab, "Saya lahir tahun 61, umur saya 4 tahun masih balita. Masa ada PKI balita?" Jokowi pun akhirnya berhasil melalui tantangan -- tantangan itu dengan baik tanpa melakukan tindakan -- tindakan yang melanggar hukum atau terkesan otoriter.

Kini di tengah persoalan Partai Demokrat antara Kubu AHY dan Kubu Moeldoko, Jokowi kembali dikaitkan. Banyak desas -- desus di media sosial yang mengatakan bahwa Partai Demokrat sengaja diambil alih oleh Moeldoko untuk meloloskan amandemen UUD 1945 Pasal 7 yang mengatur tentang masa jabatan Presiden. Dengan kata lain pengambil alihan Partai Demokrat bertujuan untuk meloloskan Jokowi mencalonkan diri lagi untuk ketiga kalinya. Bahkan Amien Rais secara blak -- blakan mengatakan bahwa ada skenario jabatan presiden menjadi tiga periode.

Terkait desas -- desus itu Jokowi  dua kali membuat pernyataan tegas. Pernyataan pertama dibuatnya saat mengadakan pertemuan dengan di Istana Merdeka  pada tanggal 2 Desember 2019 lalu. Saat itu beliau dengan tegas mengatakan, "Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode itu ada tiga (motif) menurut saya. Satu, ingin menampar muka saya. Yang kedua, ingin cari muka padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumuskan. Itu saja".

Lalu baru -- baru ini, Jokowi kembali membuat pernyataan pada laman Instagramnya. Beliau menulis: "Saya menjadi presiden melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi. Karena itu, pemerintahan ini juga berjalan tegak lurus dengan konstitusi. Dan sikap saya terhadap konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode tidak berubah sampai detik ini. Saya sama sekali tidak memiliki niat, juga tidak berminat, untuk menjadi presiden tiga periode. Undang-Undang Dasar 1945 telah mengatur masa jabatan presiden paling lama dua periode. Mari kita patuhi bersama."

Dengan membuat dua pernyataan ini, menurut saya Jokowi sedang dihadapkan dengan ujian atas integritasnya. Sebab politik ini dinamis, keputusan bisa berubah - ubah sejalan bergulirnya waktu dan pergeseran kepentingan. Namun sebagai orang yang berintegritas, kita tidak boleh menelan ludah kita sendiri atau apa yang sudah tertulis tetaplah tertulis. Saya sampai hari percaya Joko Widodo setia pada ucapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun