Satu periode menjadi ketua bukan hanya tentang jabatan atau pencapaian program kerja. Itu adalah tentang pertumbuhan pribadi diam dalam iman, karakter dan kemampuan memimpin. KMK mengajarkanku menjadi pemimpin yang tidak hanya memimpin dari depan, tetapi melayani dari tengah. KMK mengajarkan saya untuk mendahulukan kasih, bukan ambisi. Untuk memahami bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari jumlah peserta kegiatan, tetapi dari hati yang disentuh dan iman yang dikuatkan.
Buah dari perjalanan
Di akhir masa kepemimpinan, saya menyadari satu hal pemimpin yang baik bukanlah yang sempurna tapi yang mau terus belajar, bertumbuh dan melayani dengan hati. KMK telah menjadi lahan subur bagi pertumbuhan itu. Saya mungkin tidak akan mengingat semua detail kegiatan selama periode ini, tetapi saya akan selalu ingat perasaan memiliki, diterima dan dan dicintai yang hanya bisa diberikan oleh rumah yang bernama KMK "Kenisa".
Penutup: Dari KMK untuk kehidupan. Terimakasih
Kini, meski masa kepengurusan telah berakhir, saya melihat kembali perjalanan ini dengan hati penuh syukur. KMK telah menjadi tempat saya belajar jatuh dan bangkit, belajar takut dan berani, belajar biasa dan luar biasa saya tahu bahwa nilai-nilai yang saya tanamkan di KMK akan terus saya bawa dalam kehidupan di luar kampus. Kepemimpinan yang melayani, relasi yang terbuka, serta spritual yang mendalam itulah warisan yang diberikan KMK pada saya. Terimakasih KMK, terimakasih telah menjadi rumah kedua dalam perjalanan saya menjadi pemimpin. Dan untuk siapapun yang membaca ini, jika kamu merasa ragu untuk terlibat lebih dalam di komunitas atau himpunanmu, saya mau bilang "jangan pernah takut, kamu tidak sendiri. Disinilah kamu bisa bertumbuh dan disinilah kamu bisa menemukan panggilanmu".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI