Sebagian besar pengguna laptop hanya fokus pada hal-hal yang terlihat di layar: aplikasi berjalan, koneksi lancar, dan baterai terisi. Namun, di balik casing yang tertutup rapi, ada dunia kecil yang bekerja keras: komponen hardware yang saling terhubung dan menghasilkan panas tinggi setiap hari.
Sayangnya, banyak pengguna lupa bahwa laptop juga butuh dirawat secara fisik. Tidak cukup hanya instal ulang Windows atau bersih-bersih file sampah—perawatan hardware secara berkala, termasuk membersihkan kipas dan mengganti thermal paste (pasta pendingin), adalah hal yang sangat penting untuk menjaga performa dan memperpanjang usia laptop.
Thermal paste, atau pasta termal, adalah zat semi-cair yang dioleskan di antara prosesor (CPU) dan heatsink. Fungsi utamanya adalah mengisi celah mikro antara permukaan logam CPU dan pendingin, agar panas bisa dihantarkan dengan lebih efisien ke kipas dan keluar dari sistem.
Jika pasta ini sudah mengering, daya hantar panas menurun drastis. Akibatnya, suhu prosesor melonjak dan sistem bisa overheat, menurunkan performa atau bahkan mati mendadak.
1. Laptop Panas = Performa Menurun
Salah satu dampak paling jelas dari kurangnya maintenance adalah thermal throttling. Ini kondisi di mana prosesor atau GPU menurunkan kecepatannya agar suhu tidak terlalu tinggi.
Tanda-tanda laptop terkena thermal throttling: